KISAH PERANTAU DI BINTAN

Kisah Pasutri Asal Cirebon Bertahan Hidup dengan Jual Gorengan saat Pandemi di Bintan

Pasutri asal Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat, Mutiyah (34) dan Subakri (35) sudah 7 tahun tinggal di Bintan. Kini mereka bertahan hidup jual gorengan

Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Alfandi Simamora
Kisah Pasutri Asal Cirebon Bertahan Hidup dengan Jual Gorengan saat Pandemi di Bintan. Foto suasana saat pasutri asal Cirebon jual gorengan di pinggir jalan raya Tanjunguban, Toapaya Selatan, Kabupaten Bintan, Senin (8/2/2021) 

BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Segala upaya dilakukan seseorang untuk mengubah nasib dan menemukan kehidupan baru untuk menyambung hidup dan mengejar masa depan yang lebih baik.

Salah satunya dengan cara merantau.

Ya merantau, sebuah kata yang mungkin terdengar biasa tapi tak mudah menjalaninya.

Apalagi ketika di perantauan mengalami hal-hal yang kadang tak terduga. Sungguh tidak mudah hidup di tempat yang jauh dari kampung halaman.

Hal itulah yang dialami pasangan suami istri (pasutri) asal Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat, Mutiyah (34) dan Subakri (35).

KISAH Abdul Latif, Meski Tak Punya Tangan, tak Menyerah Tawarkan Keripik dari Rumah ke Rumah

Kisah di balik Lagu Terpesona yang Viral, Penciptanya Bahagia karena Di-Like Artis Yura Yunita

Mereka mengadu nasib mencari kehidupan baru hingga ke Bintan.

Sebelum ke Bintan, ternyata mereka sudah ke beberapa daerah lain untuk mencari kehidupan lebih baik.

Mereka pernah ke Jambi, Bengkulu, Lampung bahkan ke Bangka hingga terakhir menetap di Bintan hampir 7 tahun lamanya.

Mutiyah menuturkan, sebagai istri ia hanya bisa mendukung suaminya untuk bersama-sama merantau dan mencari kehidupan baru di sejumlah daerah yang telah mereka lalui.

Ia mengakui, perjuangan mereka dari titik nol hingga saat ini memang sangatlah berat dalam mengarungi kehidupan.

Pasalnya, segala pekerjaan sudah dilakoni suaminya dan dirinya. Yakni mulai dari bekerja serabutan, berdagang bakso keliling, jualan gorengan, tukang, beternak hingga terakhir berdagang gorengan di Bintan.

"Segala pekerjaan sudah suami saya lakukan bersama saya, dan alhamdulillah hingga kini kami bisa mencukupi kebutuhan ekonomi kami di perantauan. Walaupun memang hanya berdagang gorengan," terang Mutiyah, Senin (8/2/2021).

Mutiyah menyebutkan, mengapa mereka sampai ke Bintan mengadu nasib, awalnya suaminya diajak bekerja sebagai pekerja borongan di salah satu proyek bangunan di Bintan.

Dari Bangka, mereka mengadu nasib ke Bintan pada 2013 lalu. Dengan berjalannya waktu bekerja sebagai tukang, suaminya pun selesai bekerja di sana dan mulai bekerja di salah satu usaha ternak di daerah Kawal.

Bekerja di sana beberapa tahun, suaminya berhenti dan mulai membuka usaha gorengan yang memang salah satu kemampuan dan keinginan suaminya.

"Nah hingga kini, kita membuka usaha jualan gorengan. Alhamdulillah bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya sekolah serta kebutuhan kedua anak saya," terang pasutri ini.

Namun, di tengah pandemi Covid-19 usaha jualan gorengan mereka pun ikut terdampak dan sepi pembeli.

Mengapa tidak, yang biasanya mereka bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1 jutaan lebih. Kini menurun drastis hingga Rp 300-400 ribu per hari, hingga mereka mengurangi bahan untuk berjualan gorengan.

"Masa pandemi ini memang dagangan gorengan kami sangat terpukul. Soalnya untung kami tidak seberapa dan hanya bisa memutar uang kami dapatkan untuk bahan. Tapi walaupun begitu, kita tetap berusaha walaupun hanya cukup untuk kebutuhan ekonomi dan biaya kontrak rumah," ucapnya.

Di tengah pandemi, mereka terkadang berharap bisa mendapatkan bantuan UMKM dari pemerintah.

Namun, apalah daya dokumen kependudukan mereka pun hingga saat ini belum selesai.

"Kami tak bisa berbuat apa-apa, dan sama sekali kami tidak ada mendapatkan bantuan UMKM untuk usaha kecil seperti kami ini dan tidak mengetahui hal itu.

Maklumlah kami tak tahu apa-apa, dan hanya bisa bekerja cari nafkah dan tak paham," ujar Mutiyah sembari membantu suaminya berdagang gorengan.

Mutiyah dan suaminya berharap bisa mendapatkan bantuan UMKM dan sembako dari pemerintah di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini.

"Tapi itu dia dokumen kami belum selesai. Bagaimana kami bisa mendapatkan bantuan tersebut. Mudah-mudahan sajalah bisa segera selesai supaya kami masyarakat kecil ini bisa mendapatkan bantuan itu,"harapnya.

(tribunbatam.id/Alfandi Simamora)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved