BATAM TERKINI
SOAL Penolakan Wali Murid Terhadap Sistem Belajar Tatap Muka, Ini Tanggapan Walikota Batam
Sejumlah orangtua siswa enggan memberikan persetujuan anaknya mengikuti belajar tatap muka di sekolah. Begini tanggapan Walikota Batam, HM Rudi.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sekolah tatap muka bagi tingkat SMP dan sederajat segera terealisasi.
Beberapa sekolah SMP di Kota Batam telah mengajukan izin belajar mengajar tatap muka, seperti SMPN 3, SMPN 59 dan SMPN 6.
Saat ini, Dinas Pendidikan Kota Batam tengah menjalankan proses verifikasi terhadap sekolah-sekolah yang telah mengajukan izin tersebut.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan, sekolah-sekolah SMP dan sederajat memang telah diperkenankan membuka kembali sekolah tatap muka.
Tetapi, pembukaan kembali sekolah masih menunggu hasil verifikasi.
"Jadi dibuka, tapi tunggu verifikasi, saya masih nunggu laporan dari Hendri Arulan," ujar Rudi ketika diwawancarai di Hotel Pasifik, Batu Ampar, Senin (8/2/2021).
Ia memaklumi apabila masih banyak orangtua wali murid yang menolak anaknya kembali masuk sekolah di tengah pandemi Covid-19.
• Disdik Batam Verifikasi Kesiapan SMP Belajar Tatap Muka
Pemberlakuan belajar tatap muka juga pada realitanya bukan merupakan hal wajib bagi seluruh peserta didik se-Kota Batam.
Rudi menyatakan, peserta didik yang tidak ingin mengikuti belajar tatap muka dapat memilih menjalani belajar daring.
Pihaknya juga memberikan keleluasaan bagi sekolah dan peserta didik untuk menentukan cara belajar mengajar yang dikehendaki.
"Tapi saya rasa, anak-anak bisa kembali bersekolah lagi, karena protokol kesehatan sudah dijalankan," tambah Rudi.
Perlu diketahui, nantinya kegiatan belajar mengajar tatap muka akan dilaksanakan sesuai protokol kesehatan ketat, serta menerapkan shift.
Dalam satu shift, durasi pembelajaran hanya berkisar 3 jam, tanpa istirahat.
"Di dalam satu lokal juga akan dibatasi maksimal 20 peserta didik," tegas Rudi.
Sekolah Bakal Dibagi Online dan Offline
Rencana belajar tatap muka yang akan direalisasikan di Batam untuk sekolah tingkat SMP menuai pro dan kontra.
Ada yang mengaku setuju tapi tetap saja ada yang kurang setuju karena alasan jumlah kasus corona di Batam masih belum mereda.
Merywati Manurung, misalnya. Salah satu orangtua siswa SMPN 42 dan SMPN 43 Batam ini mengaku masih tidak setuju anaknya belajar tatap muka di sekolah.
Hal ini dikarenakan menurutnya penularan virus Covid-19 masih melanda di Kota Batam.
"Aku tak mengizinkan. Orangtua yang mengizinkan saja, akan tatap muka di sekolah. Kalau Rahel dan David nggak ku izinkan," ujar Mery secara tegas, Senin (8/2/2021).
Pihak sekolah anaknya, lanjut Mery, sudah mengirimkan video persiapan sekolah melalui WA.
Bahwasanya pihak sekolah sudah siap menjalankan protokol kesehatan di sekolah.
"Sebelumnya kami sudah dikirim surat pernyataan lewat WA. Kami print lalu diisi setuju atau tidak setuju. Kemudian orangtua antar ke sekolah pakai materai 6000," katanya.
• DERETAN Syarat Masuk Sekolah Tatap Muka di Batam, Berlaku Mulai 4 Januari 2021
Mery yang berprofesi sebagai guru di salah satu SMP Swasta di Kota Batam ini juga mengakui, sekolah tempat dia bekerja juga akan menerapkan kebijakan sekolah tatap muka.
Hanya saja, dari hasil jajak pendapat, hanya 40 persen tak setuju sementara sisanya setuju tatap muka.
"Kami lakukan juga. Kita bersiap-siap, lokasi pembelajaran sudah siap dengan protokol kesehatan. Kamipun akan mengeluarkan surat resmi untuk pembelajaran tatap muka secara bertahap," tuturnya.
Diakuinya sejauh ini lebih banyak orangtua yang setuju.
Bagi orangtua yang tak setuju, pihak sekolah melakukan belajar online.
"Kami melayani 2, yakni belajar online dan offline," katanya.
Orangtua siswa lainnya, Nelly Marlina mengatakan sudah menerima dan mengirimkan surat pernyataan kepada pihak sekolah.
Ia menjelaskan untuk tingkat SMA, surat dikirim melalui pesan WhatsApp grup.
"Jadi saya print sendiri, isi, tempel materai, tandatangan, dan dikirim lagi ke grup. Itu lebih bagus karena nanti bisa ramai orangtua di sekolah. Jadi saya sudah setuju belajar tatap muka, karena kasihan juga anak ingin belajar di sekolah," ujarnya.
Sementara untuk anak yang masih sekolah dasar, diminta ke sekolah untuk mengisi surat pernyataan, dan tandatangan.
Orangtua diminta membawa pulpen sendiri. Ia berharap pelaksanaan sekolah belajar tatap muka ini bisa lancar, dan diawasi.
"Kalau kekhawatiran tetap ada. Tapi ya mau gimana lagi, belajar di rumah juga tidak maksimal," katanya. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekat Utami/Roma Uly Sianturi)
*Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google