Presiden China Xi Jinping Melunak, Konfrontasi dengan Amerika Serikat Jadi Bencana Besar
Di tengah ketegangan Amerika Serikat dengan China, Presiden AS Joe Biden melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping.
TRIBUNBATAM.id - Di tengah ketegangan Amerika Serikat dengan China, Presiden AS Joe Biden melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping.
Inilah pembicaraan perdana antara Joe Biden sebagai Presiden AS dengan Xi Jinping.
Tensi Amerika Serikat dengan China akhir-akhir ini memanas menyusul konflik Laut China Selatan dan sektor perdagangan.
Amerika Serikat juga ikut campur polemik antara China dengan Taiwan.
Mengutip Channel News Asia, Joe Biden danXi Jinping membahas tentang perdagangan dan tindakan keras Beijing terhadap aktivis demokrasi di Hong Kong serta masalah hak asasi manusia lainnya.
Kedua pemimpin itu berbicara hanya beberapa jam setelah Biden mengumumkan rencana satuan tugas Pentagon untuk meninjau strategi keamanan nasional AS di China.
Dan, setelah pengumuman Biden tentang langkahnya akan menjatuhkan sanksi terhadap rezim militer Myanmar menyusul kudeta 1 Februari di negara Asia Tenggara itu.
• Nyali Xi Jinping Ciut, CHINA Dikepung, Panik Minta Kawan Negara ASEAN di Laut China Selatan
Gedung Putih dalam sebuah pernyataan mengatakan, Biden menyuarakan kekhawatiran tentang "praktik ekonomi yang memaksa dan tidak adil" oleh China.
Biden juga menekan Xi atas tindakan keras Beijing di Hong Kong, pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uighur dan etnis minoritas di Provinsi Xinjiang, dan tindakan terhadap Taiwan.
Biden menggunakan tiga minggu pertamanya di Gedung Putih untuk melakukan beberapa panggilan telepon dengan para pemimpin negara lain di kawasan Indo-Pasifik.
Dia telah mengirim pesan bahwa ia akan mengambil pendekatan yang sangat berbeda ke China dibanding pendahulunya, Donald Trump, yang menempatkan masalah perdagangan dan ekonomi di atas segalanya dalam hubungan AS-China.
Bencana AS dan China
Presiden China Xi Jinping meyakini bahwa konfrontasi antara China dan Amerika Serikat (AS) akan menimbulkan bencana bagi kedua negara.
Ia menilai, kedua pihak perlu menemukan cara untuk menghindari kesalahpahaman.
Hari ini, Kamis (11/2), Xi berdialog secara langsung dengan Presiden AS Joe Biden melalui panggilan telepon.
Ini merupakan obrolan pertama kedua pemimpin negara sejak Biden berkantor di Gedung Putih bulan Januari lalu.
Dilansir dari Reuters, dalam obrolannya dengan Biden, Xi menegaskan bahwa kerja sama adalah satu-satunya pilihan yang bisa diambil demi mencapai keamanan dunia.
Ia juga menyebut kedua negara perlu mengelola perselisihan dengan cara yang konstruktif,
Dalam obrolan singkatnya, Xi berulang kali mendorong upaya dialog antara kedua negara untuk bisa lebih memahami kepentingan nasional satu sama lain dan menghindari kesalahpahaman.
Lebih lanjut, Xi secara pribadi meminta Biden untuk lebih berhati-hati dalam menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan Taiwan, Hong Kong, dan Xinjiang, karena semua masalah tersebut berkaitan langsung dengan kedaulatan dan integritas teritorial China.
Kapal Perang Berpapasan
Ketegangan di Laut China Selatan mencapai titik yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Pasalnya, pasukan Angkatan Laut AS beberapa kali tampak berpapasan dengan militer Beijing di Laut China Selatan.
Melansir Express.co.uk, Laksamana Muda James Kirk, komandan USS Nimitz yang melakukan latihan di wilayah tersebut pada hari Selasa bersama USS Theodore Roosevelt, mengatakan, "Kami telah melihat perluasan kemampuan militer mereka."
Kirk berbicara selama panggilan video kepada wartawan bersama Laksamana Muda Doug Verissimo, komandan Theodore Roosevelt, menurut Financial Times.
“Kami telah melihat perluasan kemampuan militer mereka; jumlah pesawat yang lebih banyak, jumlah kapal yang lebih banyak digunakan setiap hari. Jadi kapasitasnya jelas meningkat. Saya tidak akan menyimpulkan apa maksud mereka ... (tetapi) jumlah kekuatan yang kami lihat di semua domain telah meningkat secara signifikan," papar Kirk seperti yang dilansir dari Express.co.uk.
China dan AS mengirim pesawat militer ke sudut barat daya pertahanan udara Taiwan dua minggu lalu, setelah jet China melakukan "serangan rudal simulasi" terhadap kapal induk AS, USS Theodore Roosevelt.
Sebelas jet tempur militer China, termasuk pembom H-6, terbang ke daerah itu saat kapal melintas.
Militer AS menuduh China mengganggu stabilitas dan perilaku agresif sehubungan dengan insiden tersebut.
Meski demikian, mereka menegaskan tidak ada personel mereka dalam bahaya.
USS Nimitz dan USS Theodore Roosevelt keduanya melakukan latihan bersama di perairan pada hari Selasa, dengan Nimitz telah menghabiskan hampir 10 bulan di wilayah tersebut.
Latihan bersama hari Selasa dengan Theodore Roosevelt dan Nimitz merupakan yang ketiga kalinya untuk kedua kapal bekerja sama sejak 2012.
Ini mengikuti laporan dari China bahwa 26 rudal pembunuh kapal induknya menutupi seluruh Laut China Selatan.
"Kami selalu memperhatikan kemampuan militer lain dan kami beroperasi dengan cara yang menghargai kemampuan ini, jadi menurut saya kekhawatiran bukanlah sesuatu yang kami lakukan. Kami benar-benar mempersiapkan dan memperhatikan kemampuan militer yang berbeda di luar sana untuk memastikan bahwa kami dapat mempertahankan pasukan kami jika kami diminta untuk melakukan hal itu," kata Kirk.(*)
baca berita terbaru di google news
Sumber: Kontan