Utang RI Bengkak, ULN Tembus Rp 5.803 Triliun, Sri Mulyani Bandingkan Indonesia dengan Negara Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan meski utang Indonesia naik tetapi rasio terhadap PDB masih di level 38,5 persen yang membuat RI masih aman

Kontan
Utang RI Bengkak, ULN Tembus Rp 5.803 Triliun, Sri Mulyani Bandingkan Indonesia dengan Negara Maju. Foto Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani 

sekaligus dampaknya sehingga efek yang dialami Indonesia tidak sedalam negara-negara lain.

Baca juga: Pria yang Janji Lunasi Utang Indonesia Ini Ternyata Pernah Bermasalah dengan Nikita Mirzani

"Ada negara yang lebih baik dari kita seperti Vietnam, China dan Korea Selatan.

Namun hampir sebagian besar negara G20 atau negara ASEAN mereka jauh lebih dalam dampak perekonomiannya akibat pukulan Covid-19," kata dia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani di GIIAS 2019
Menteri Keuangan Sri Mulyani di GIIAS 2019 ((KOMPAS.com/Ruly))

Ia menuturkan selama ini pemerintah menetapkan langkah-langkah dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian sehingga kontraksi ekonomi cukup moderat dan defisit APBN sebesar 6 persen,

juga relatif lebih kecil dibanding negara lain yang di atas 10 persen.

Ia menjelaskan defisit yang semakin tinggi menunjukkan utang yang dimiliki juga semakin banyak seperti defisit negara maju yakni Amerika Serikat (AS) mendekati 15 persen dan Perancis 10,8 persen.

"Ini artinya apa? negara-negara ini hanya dalam satu tahun utang negaranya melonjak lebih dari 10 persen sementara Indonesia tetap bisa terjaga di kisaran 6 persen," jelas Sri Mulyani.

Baca juga: BI: Utang Indonesia Masih Aman

Tak hanya itu, ia menyebutkan banyak negara maju yang utang pemerintahnya telah melampaui nilai Produk Domestik Bruto (PDB) seperti AS sekitar 103 persen, Perancis lebih dari 118 persen, Jerman 72 persen dari PDB, China hampir 66 persen, dan India mendekati 90 persen.

Utang luar negeri Indonesia tembus Rp 5.803 triliun

Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal IV 2020 tercatat sebesar 417,5 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 5.803,2 triliun (kurs Rp 13.900 per dollar AS).

Posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal IV 2020 tercatat lebih tinggi dibandingkan akhir kuartal III yang sebesar 413,4 miliar dollar AS.

Besaran utang itu terdiri dari ULN sektor publik pada akhir kuartal IV 2020, yakni pemerintah dan bank sentral, sebesar 209,2 miliar dollar AS atau Rp 2.907 triliun dan ULN sektor swasta termasuk BUMN sebesar 208,3 miliar dollar AS atau Rp 2.895 triliun.

Ilustrasi rupiah
Ilustrasi rupiah (kompas.com)

"Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2020 tumbuh sebesar 3,5 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 3,9 persen (yoy)," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam siaran persnya dikutip dari Kompas.com.

Erwin menuturkan, perlambatan pertumbuhan utang luar negeri terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN swasta.

Pasalnya, ULN pemerintah tumbuh meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved