Kompol Yuni Kapolsek Astana Anyar Ditangkap Bersama 11 Anggotanya Sedang Pesta Sabu, Ini Profilnya

Kapolsek Astana Anyar yang merupakan seorang polwan ditangkap sedang pesta sabu bersama anggotanya. Diketahui, kapolsek tersebut seorang polwan hebat

Editor: Eko Setiawan

Yuni pun sangat menghormati peranan seorang ibu, terlebih ia sudah menjadi seorang ibu dari dua orang anak.

Menurut Yuni yang seorang single parent ini, sosok ibu di tengah-tengah masyarakat sudah berubah menjadi lebih baik.

Jika seorang ibu bekerja di kantor, maka harus bisa membagi waktu.

Saat berada di rumah, menurut Yuni, ia harus bisa menjadi sosok ibu yang seutuhnya mengerjakan pekerjaan di rumah dan mengatasi permasalahan keluarga.

"Luar biasa dan salutlah, kita seharusnya mengacungkan jempol kepada ibu sebagai satu wujud hormat kita," kata Yuni

Dalam sejarah Indonesia, kata Yuni, tokoh wanita dan peranan ibu sangat besar, ibu adalah segalanya.

Menurut Yuni, tanpa peranan wanita dan ibu di masa lampau, peranan wanita tidak bisa seperti saat ini.

Untuk menghormati peran dan jasa kaum ibu pula, setiap tanggal 22 Desember Pemerintah RI menetapkan sebagai Hari Ibu Nasional.

Tanggal ini dipilih bertepatan dengan tahun pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, pada 22 hingga 25 Desember 1928. 

Polwan Berprestasi

Jawa Barat punya polwan-polwan jempolan yang piawai mengungkap kasus kejahatan, termasuk peredaran narkoba.

Satu di antaranya adalah Kompol Yuni Purwanti yang beberapa waktu lalu mengungkap kasus peredaran kokain di Bogor.

Kanit 3 Sub Dit 2 Dit Narkoba Polda Jabar, Kompol Yuni Purwanti bersama sejumlah personel jajaran Polda Jabar, berhasil menangkap dua orang pelaku yang membawa narkotika jenis kokaina atau kokain di Kabupaten Bogor, Sabtu (30/3/2019).

Kompol Yuni mengatakan, bahwa untuk menangkap kedua pelaku tersebut digunakan metode undercover atau menyamar selama tiga hari dari daerah Cengkareng hingga Kabupaten Bogor.

"Kami mengintai selama tiga hari dan akhirnya berhasil menangkap dua orang berinisial AS dan YA. Kami membuat janji dengan pelaku untuk membeli kokain tersebut. Kami pancing dengan cara kami sendiri dan mereka sama sekali tidak tahu bahwa kami polisi," kata Kompol Yuni, Selasa (09/4/2019).

Ia kemudian mengatakan kronologis penangkapan yang dilakukan oleh polisi. Ia menjadi satu-satunya polwan dalam penyamaran tersebut.

Menurutnya, pada 30 Maret 2019, ia dan sejumlah personel lainnya menangkap AS sekira pukul 16.00 WIB di rumah AS yang terletak di Desa Karanggan, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Dari tangan AS polisi mendapatkan 20 gram kokain.

Yuni dan anggota polisi lainnya kemudian mengembangkan lagi kasus ini.

Mereka akhirnya bisa meringkus YA di dekat sebuah minimarket di wilayah Gunung Putri, Kabupaten Bogor, sekira pukul 20.00 WIB.

Harga dari kokain tersebut dikatakan Yuni ialah Rp 50 juta.

Ia mengatakan bahwa kokain merupakan jenis narkotika kelas atas (high class).

Indikasi awalnya, bahwa kokain tersebut akan diedarkan di wilayah Gunung Putri karena banyaknya vila di daerah tersebut.

"Tapi karena ini narkotika kelas atas dan mahal, maka hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengonsumsi. Ternyata di wilayah Jabar ada transaksi kokain, selama ini tidak ada. Kami masih melakukan pengembangan, pengakuan pelaku bahwa barang tersebut berasal dari Jakarta," katanya.

Saat melakukan penangkapan, Yuni mengatakan timnya mendapat perlawanan secara fisik, tapi prinsipnya, mereka tidak ingin targetnya lepas.

"Ya, biasalah, namanya juga orang, ya, tidak mau ditangkap, tapi kami tidak mau melepas target," katanya.

Kepada Tribun beberapa waktu lalu saat masih menjabat sebagai Kapolsek Bojongloa Kidul Kompol Yuni Purwanti mengisahkan beberapa proses penangkapan yang dilakukan.

Misalnya ketika ia menjadi Kasat Reserse Narkoba di Polres Bogor.

Wanita kelahiran Porong, Sidoarjo, 23 Juni 1971 ini kerap kali mengecohkan para incaran pelakunya.

Penampilan yang nyentrik, membuat ibu dua anak ini tidak mudah dikenali, apalagi oleh para pelaku narkoba.

"Aku kan memang pakaiannya seperti ini, pakai kaos, celana levis bolong, sepatu converse," kata wanita berwajah cantik ini di laman Tribunnewsbogor.com.

Anak ketiga dari AKBP Sumardi (alm), pensiunan Secapa Polri ini, telah menorehkan prestasi yang cukup baik selama menjabat sebagai Kasat Narkoba.

Sepanjang 2015 saja, AKP Yuni telah mengungkap 137 kasus, dengan barang bukti 5 ton ganja, 2 kilogram sabu, 25 butir ekstasi, dan 2 gram heroin.

Menurutnya, dengan 30 anggota yang dimilikinya saat ini, sama sekali tidak menghalanginya untuk tetap memberantas peredaran narkoba di Kabupaten Bogor.

"Dibuat enjoy saja, walau tidak pulang, niat kami memberi yang terbaik untuk Polres Bogor, niat tanggung jawab dan keikhlasan bekerja," kata Polwan angkatan 1989 itu.

Walau begitu, sebagai perempuan yang memimpin satuan dan menjaga keluarga, Yuni pun sering berkelahi.

Malah, wanita berparas cantik ini juga sering bertransaksi dengan para bandar narkoba.

"Sering ketemu berdua, pas barangnya sudah dikeluarin langsung kami lakukan penangkapan, sering sekali gontok-gontokan kaya petinju, sampai masuk got malah," ujarnya.

.

.

Baca berita lainya di Google News

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul BREAKING NEWS Kapolsek di Bandung Diamankan di Hotel Diduga Terkait Narkoba,11 Polisi Juga Ditangkap

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul BREAKING NEWS: Diduga Gunakan Sabu, Kapolsek dan 11 Anggota Polisi di Bandung Ditangkap di Hotel

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved