Burung Jalak yang Jadi Penunggu Gunung Lawu yang Viral Sudah Ada Sejak Tahun 1300 Masehi
Viral di media sosial pendak tersesat di Gunung Lawa bisa pulang selamat karena dituntun burung jalak Lawu
TRIBUNBATAM.id - Baru-baru ini viral video Soal Burung Jalak yang memandu seroang pendaki gunung Lawu yang tersesat, bingung mencari jalan turun.
Pendaki itu tersesat di Gunung Lawu, Jawa Tengah, dan bisa pulang karena dituntun burung ini.
Videonya pun menjadi Viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun tiktok @mocha-doank, Rabu (17/2/2021), menggambarkan
pendaki tersesat kemudian dituntun Jalak Lawu.
Banyak warganet yang menanggapi postingan pengakuan tersebut.
Baca juga: Viral Video Mahasiswi Dijemput Pacarnya Pakai Mobil Pikap Sayur, Lalu Terjadi Hal Mengejutkan
Tanggapannya pun beragam.
Ada yang mengaitkannya dengan hal gaib dan mistis yang melekat kuat dengan Gunung Lawu.
Namun tak sedikit yang menganggap bahwa itu hal biasa dan hanya kebetulan saja.
Menanggapi hal tersebut seorang relawan Anak Gunung Lawu, Budi Santosa,
mengisahkan mengenai keberadaan Jalak Lawu tersebut.

Foto : Burung Anis Gunung atau jalak gading. (Tribunjogja)
Dirinya menyebut bahwa Jalak Lawu sendiri merupakan istilah penamaan dari masyarakat.
Namun apabila dilihat secara spesifik burung itu lebih memiliki ciri khas sebagai kategori burung Anis.
"Julukan Jalak Lawu itu pemberian dari masyarakat, karena habitat dan jumlahnya
banyak di Gunung Lawu," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/2/2021).
"Itu masuk dalam kategori burung Anis tapi saya kurang tahu spesifikasinya masuk ke Anis Merah,
Anis Kembang, atau Anis Batu," jelasnya.
Budi mengisahkan bahwa mitos mengenai Jalak Lawu sendiri sudah ada sejak era Kerajaan Majapahit.

Foto : Patung Gajah Mada. (Tribun Travel)
Sehingga burung itu dianggap keramat dan menjadi pantangan untuk diburu.
"Dahulu ada yang namanya Kiai Jalak, di zaman Majapahit yang bersemayam di Gunung Lawu,
masyarakat banyak yang percaya bahwa burung jalak itu sebagai representasi sang kyai," tuturnya.
Terlepas hal itu mitos atau nyata, Budi bersyukur karena dengan cerita rakyat itu banyak
masyarakat sekitar atau pendaki lebih menjaga dan tidak mengganggu ekosistem burung tersebut.
"Ekosistem lebih terjaga dan tidak ada niatan dari pendaki atau masyarakat untuk
berburu atau merusak habitatnya," terangnya.
"Burung itu juga cukup akrab dengan manusia, sehingga cerita ada pendaki yang
dituntun oleh Jalak Lawu bukan hanya sekali atau dua kali tapi sudah sering," imbuhnya.
Sementara itu, Arief Sukro Yulianto, Komandan Markas SAR Karanganyar menganggap
fenomena tersebut hal lazim terjadi di gunung.
Bahkan dia mengisahkan sempat mengalami hal serupa saat mendaki Lawu.
"Saya juga sempat mengalami hal serupa," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/2/2021).
"Bedanya ketika itu saya sedang mendaki dari pos 3 menuju pos 4 melalui Cemoro Kandang," imbuhnya.
Maka lanjut dia, fenomena pendaki bertemu burung jalak Lawu merupakan hal biasa.
Apalagi jika memang ada yang merasa tersesat.
"Biasa saja, tapi terkadang suka menghubungkannya dengan mitos," ungkap dia.
Walaupun demikian, Arief berharap para pendaki tidak mengandalkan keberadaan Jalak Lawu saat naik maupun turun.
"Sudah fokus saja pada jalur pendakian, sehingga tidak terjadi potensi tersesat," kata dia.
Harus dilestarikan
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Darmanto melalui Plt Kepala
Seksi Konservasi Wilayah 1 Solo, Sudadi menyampaikan, satwa yang berada di kawasan hutan
lindung memang dilarang untuk ditangkap termasuk Jalak Lawu dan burung lainnya.
Apabila ada pihak yang hendak memanfaatkannya tentu harus melalui mekanisme izin penangkaran.
"Termasuk di kawasan hutan, ya semua burung harus dilestarikan.
Jangan sampai ditangkap dan dilukai," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu (20/2/2021).
Burung dengan corak cokelat serta paruh dan kaki berwarna kuning itu sering
dijumpai di kawasan Gunung Lawu.
Sudadi mengungkapkan, belum tahu persis berapa populasi burung itu saat ini.
"Kalau jumlah tidak tahu detail. Perlu monitoring lama," ucapnya.
(Tribunsolo.com/ tribunjateng.com/ Muhammad Irfan Al Amin/ Agus Iswadi)
BACA BERITA LAIN TRIBUN BATAM DI GOOGLE NEWS
TONTON YOUTUBE__TRIBUN BATAM.ID :