KISAH PERANTAU DI BATAM
Kisah Penjual Oleh-Oleh Cik Puan Banting Setir Jadi Pembuat Masker saat Pandemi Covid
Zudha Sulviyana terpaksa banting setir membuat masker saat pandemi covid demi memutar modalnya kembali. Semula dia pembuat oleh-oleh Cik Puan
Ironisnya, usaha oleh-oleh yang dikembangkannya di Bandara Hang Nadim Batam dan Pelabuhan Sekupang telah ditutup semuanya.
Beberapa karyawannya juga terpaksa diberhentikan, lantaran tak bisa membayar gajinya, dan akhirnya ia beralih ke platform online.
Wanita kelahiran Purworejo, 27 September 1970 ini terpaksa banting setir jadi pembuat masker kain beserta aksesorisnya. Seperti strap masker dan konektor masker dengan berbagai jenis model pilihan.
"Sejak ada bantuan pemerintah, saya alihkan dananya mengikuti kondisinya sekarang. Sekarang kita harus fleksibel saja. Sekarang zamannya harus pakai masker, kenapa saya tak membantu pemerintah buat masker," ujarnya sembari menunjukkan beberapa masker yang sudah selesai di-packing.
Ada masker untuk orang dewasa, anak-anak, organisasi dan instansi. Bahkan menariknya lagi desain masker bisa dibuat sesuai desain pelanggan. Misalnya masker couple ibu dan anak ataupun couple sekeluarga.
Walaupun masker yang dibuat adalah masker non medis, wanita yang doyan menulis ini berusaha membuat masker sedemikian rupa agar tetap bisa menekan angka penyebaran covid-19 di Batam.
Dijual dengan harga yang murah walaupun maskernya bersifat kekinian.
"Alhamdulilah bisa berputar (modalnya)," ujarnya.
Untuk masker anak-anak dijual dari harga Rp 13 ribu hingga Rp 15 ribu. Sementara masker dewasa dijual dengan harga Rp 15 ribu.
Penunjang masker, strap masker dijual dengan harga Rp 15 ribu dan conector masker dijual dengan harga Rp 8 ribuan.
"Bahan masker anak-anak saya buat dari kain katun Jepang. Kain katun Jepang itu kan mahal. Connector masker dari rajutan," katanya.
Beralih membuat masker sejak November 2020 lalu. Ia menyebut, omzet yang sudah terkumpul dari saat itu hingga saat ini sebanyak Rp 8 jutaan.
"Sebelumnya saya pernah batik, tapi lihat keinginan pasarlah," katanya.
Wanita satu anak ini mengaku tak repot menjalani usaha ini. Sembari menjalani profesinya sebagai ibu dan seorang istri, tangan kreatifnya menyempatkan berkreasi.
"Saya mengerjakan masker dan aksesorisnya ini, biasa kerjaan rumah sudah selesai rumah. Sembari anak belajar daring. Kita pakai waktu luang," katanya.