TANJUNGPINANG TERKINI

Gerobak di Melayu Square Tuai Polemik, Direktur BUMD Tanjungpinang Angkat Bicara

Isu soal gerobak jualan para pedagang di kawasan Melayu Square (MS) Kota Tanjungpinang kini menjadi perhatian publik.

Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak |
TRIBUNBATAM.id/NOVEN SIMANJUTAK
Sejumlah gerobak pedagang bantuan dari dana CSR Bank Indonesia yang berada di kawasan Melayu Square Kota Tanjungpinang 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Isu soal gerobak jualan para pedagang di kawasan Melayu Square (MS) Kota Tanjungpinang kini menjadi perhatian publik.

Pasalnya, publik menilai desain puluhan gerobak berwarna biru tua yang telah tertata rapi di kawasan Melayu Square tersebut seolah menyerupai bangunan rumah adat daerah Sumatera Barat (Rumah Gadang-Red). 

Salah satu Anak tempatan Kota Tanjungpinang, Said Ahmad Syukri berharap Pemerintah Kota Tanjungpinang dapat menerima masukan dan saran dari masyarakat dan anak tempatan khususnya dalam menanggapai persoalan yang terjadi di daerah.

"Kepada Bu Wali Kota yang terhormat dan mulia, dengan ini saye sekedar mengingatkan semoga Bu Wali bisa peka terhadap saran dan masukan dari masyarakat. Sebagai budak melayu saye minta tanggapan bu Wali terkait gerobak yang ada di Melayu Square itu," ujarnya Kepada Tribunbatam.id, Sabtu, (6/3/2021)

Pria yang akrab disapa SASjhoni ini, menilai pentingnya peran Wali Kota sebagai Pemimpin di daerah untuk arif dan bijak dalam menanggapi persoalan yang ada di Kota Tanjungpinang.

"Jangan hanya politik saje, tapi setidaknye budaya lah juge jika salah katakan salah nye," ucapnya

Said berharap kiranya Wali Kota Tanjungpinang mau mengambil tindakan terhadap persoalan tersebut dengan mempertanyakannya kepada BUMD Kota Tanjungpinang PT Tanjungpinang Makmur Bersama (TMB).

Baca juga: KISAH Anasri, 27 Tahun Jadi Tukang Becak Dayung Keliling, Kini Anaknya Berhasil Lulus S2

"Mohon ditegur pimpinan BUMD agar beliau bisa jelaskan apa makna dari bentuk gerobak kontainer kaleng itu di Melayu Square, yang mana bentuknya tidak sesuai kearifan lokal, khusunya budaya melayu. Semoga Bu Wali Kota peka dan merespon ini," harapnya.

Mengonfirmasi hal itu, Tribunbatam.id berkesempatan mewawancarai Direktur BUMD Kota Tanjungpinang Irwandy.

Menanggapi hal itu Ia mengatakan bahwa adanya gerobak itu merupakan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) antara  Bank Indonesia dan berhubungan langsung dengan pihak pengerajin gerobak.

"Kami tidak terlibat langsung dalam hal itu, kami hanya menerima saja. Apa yang di kasih BI kita terima saja karena kami melihat ini adalah niat baik. Kalau masalah desain kan itu kesepakatan antara pihak pemberi dan pengerajin yang ditunjuk," terangnya.

Irwandy juga menjelaskan bahwa awalnya pihak BUMD Kota Tanjungpinang belum mengetahui desain gerobak dan pembuatan serta penunjukkan kepada pihak pelaksana tidak melalui BUMD Kota Tanjungpinang,

"Terus terang tidak lewat kami juga, kalau lewat kami dapat duitnya dan kami boleh tunjuk iya terserah lah.  Kami pun gak tau kalau desainnya begitu dan ada beberapa dari masyarakat yang mengkait-kaitkannya dengan rumah makan sederhana, ya kalau memang begitu di luar kemampuan kami lah," sebutnya.

Barang sudah telah diterima menurutnya, tidak mungkin untuk ditolak kembali, jika memang dimungkinkan pihaknya nanti akan berupaya melakukan perubahan-perubahan pada saat situasi keuangan di BUMD Kota Tanjungpinang membaik.

"Barangkali nanti bisa kita modifikasi kembali lah, kalau memang masyarakat menilai tidak sesuai kearifan lokal kita di tanah melayu ini. Cuman gimana kita kan dikasih ini," paparnya.

Menurutnya lagi, persoalan yang dikaitkan-kaitkan masyarakat tersebut hanya kebetulan saja selain itu dengan salah satu warna gerobak berwarna biru tua yang mencolok pun menjadi bahan pergunjingan publik terhadap warna salah satu partai.

"Kemudian gak ada kait-mengkait dengan warnanya, padahal disitu ada warna biru dan kuning apa iya nasdem dan golkar gitu, kan gak ada itu. Kita menerima barang begitu adanya, ya kebetulan bu Rahma di partai Nasdem warnanya biru itu di luar kewenangan kami lah karena itu dari BI lansung," jelasnya seraya tertawa.

Irwandy pun menilai persoalan dari desain dan warna gerobak dari bantuan Bank Indonesia kepada pihak pedagang di kawasan Melayu Square ini tidak bermaksud untuk menyinggung kearifan lokal dan warna partai orang nomor satu di Tanjungpinang tersebut.

"Jadi nggak ada maksud lain-lain ya, mohon maaf ini Bu Wali Kota juga belum tahu ini dan memilih untuk tidak ikut campur. Bu Wali Kota mengapresiasi bahwa BI telah memberikan gerobak ini kepada pedagang kita di Melayu Square," ungkapnya.

Lain halnya tanggapan dari Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Tanjungpinang, Dato' H. Wan Raffiwar usai mengikuti presmian posko Covid-19 PPKM di Kelurahan Tanjungpinang Barat.

Terkait persoalan itu, pihaknya telah memanggil pimpinan BUMD Kota Tanjungpinang untuk dilakukannya pembahasan kembali 

"Saya sudah panggil ketua BUMD Tanjungpinang untuk didudukkan aja,"

Dato' H. Wan Raffiwar menyebutkan sejauh ini pihak BUMD Tanjungpinang belum dan tidak mengundang tokoh adat dari Lembaga Adat Melayu Tanjungpinang untuk membahas persoalan gerobak bantuan BI yang tengah menjadi pergunjingan publik lantaran tidak sesuai kearifan lokal.

"Enggak boleh gitu, kalau ada masalah harusnya kita diundang lah. Ini ketua lembaga adat gak diundangnya," bebernya.

Di tempat yang sama Tribunbatam.id juga mencoba mengkonfirmasi permasalahan tersebut kepada Wali Kota Tanjungpinang Rahma.

Tanpa melirik pewarta, orang nomor satu Kota Tanjungpinang yang saat itu memakai kebaya biru tua yang dipadu rok panjang batik warna abu-abu itu, memilih diam dan terus jalan cepat masuk ke mobil dinasnya. (TRIBUNBATAM.id/Noven Simanjuntak)

*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved