PELUANG USAHA

Porang Kini Primadona Petani, Apa Itu? Nilai Jualnya Tinggi Dipakai untuk Bahan Baku Industri

Tingginya nilai jual porang membuat tanaman umbi-umbian ini kian digemari dan membuat banyak petani mulai membudidayakannya sebagai tanaman unggulan

KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi
Porang Kini Primadona Petani, Apa Itu? Nilai Jualnya Tinggi Dipakai untuk Bahan Baku Industri. Paidi, warga Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun menunjukkan umbi porang yang akan diekpsor ke luar negeri 

TRIBUNBATAM.id - Porang Kini Primadona Petani, Apa Itu? Nilai Jualnya Tinggi Dipakai untuk Bahan Baku Industri.

Tingginya nilai jual porang membuat tanaman umbi-umbian ini digemari dibudidayakan.

Di beberapa daerah di Jawa, tanaman porang dikenal dengan nama iles-iles.

Di Madiun, Jawa Timur contohnya, porang kini banyak dibudidayakan petani setempat.

Ini karena harga porang relatif lebih menjanjikan dibandingkan tanaman budidaya lain.

Baca juga: Cara Menanam Cabai di Pot Bagi Pemula, Trik Rahasia Ini Bikin Tanaman Subur

Porang tengah pun saat ini seakan jadi primadona di kalangan petani.

Tumbuhan liar bernama porang (Amorphophallus oncophyllus) dari hutan di Sibolga, Tapanuli Tengah kini telah menjelma menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan asal Sumatera Utara (Sumut) yang laris di tiga negara, yakni Cina, Thailand dan Vietnam. Pada semester I/2020, tercatat ekspor porang sebanyak tercatat 362 ton dengan nilai barang Rp 7,2 miliar
Tumbuhan liar bernama porang (Amorphophallus oncophyllus) dari hutan di Sibolga, Tapanuli Tengah kini telah menjelma menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan asal Sumatera Utara (Sumut) yang laris di tiga negara, yakni Cina, Thailand dan Vietnam. Pada semester I/2020, tercatat ekspor porang sebanyak tercatat 362 ton dengan nilai barang Rp 7,2 miliar (ist)

Padahal dulunya, tanaman porang ini hanya dianggap sebagai tumbuhan liar di pekarangan rumah.

Pohon porang kini banyak dibudidayakan petani di sejumlah daerah.

Di pasar ekspor, umbi porang (porang tanaman) yang diolah jadi tepung ini banyak dicari.

Dikutip dari Harian Kompas, Rabu (24/2/2021), porang adalah tanaman umbi-umbian dengan nama latin Amorphophallus muelleri.

Baca juga: Tak Perlu Beli di Toko, Ini 6 Tanaman yang Bisa Mengusir Tikus dari Rumah

Baca juga: 5 Tanaman Hias Merambat untuk Dekorasi Rumah, Taruh di Teras atau dalam Ruangan

Porang biasanya dimanfaatkan dengan diolah menjadi tepung yang dipakai untuk bahan baku industri untuk kosmetik, pengental, lem, hingga mie ramen.

Paidi, warga Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun menunjukkan umbi porang yang akan diekpsor ke luar negeri.
Paidi, warga Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun menunjukkan umbi porang yang akan diekpsor ke luar negeri. (KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi)

Manfaat porang juga bisa digunakan sebagai bahan campuran makanan.

Dikutip dari data yang dirilis Kementerian Pertanian, jika dijadikan sebagai tanaman budidaya pertanian,

keunggulan pohon porang yakni bisa beradaptasi pada berbagai semua jenis tanah dan ketinggian antara 0 sampai 700 mdpl.

Tanaman porang juga relatif bisa bertahan di tanah kering.

Umbinya atau bibit porang juga bisa didapatkan dengan mudah,

sementara tanamanya hanya memperlukan perawatan yang minim.

Baca juga: Inilah 8 Tanaman Hias Termahal di Dunia, Old Pine Bonsai Dibanderol Rp 18 Miliar

Kelebihan lainnya, porang bisa ditanam dengan tumpang sari

karena bisa toleran dengan dengan naungan hingga 60 persen.

Ilustrasi ubi jalar
Ilustrasi ubi jalar (net)

Bibit porang biasa digunakan dari potongan umbi batang

maupun umbi yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung.

Kendati begitu, tanaman ini baru bisa menghasilkan umbi yang baik pada usia di atas satu tahun

sehingga masa panennya cukup lama.

Di Madiun, Jawa Timur contohnya, porang kini banyak dibudidayakan petani setempat.

Ini karena harga porang relatif lebih menjanjikan dibandingkan tanaman budidaya lain.

Semenjak dibudidayakan petani dari tahun 1970-an,

pohon porang menjadi komoditas tanaman perkebunan yang menjanjikan bagi petani setempat.

Baca juga: Kenali 5 Jenis Umbi-umbian yang Populer di Dunia, Kaya Akan Manfaat untuk Kesehatan Tubuh

Harga porang iris kering yang terus melonjak dari tahun ke tahun menjadikan banyak petani yang banting setir menanam porang.

Hampir semua hasil umbi porang di Madiun diekspor sebagai bahan baku ramen atau mi tradisional Jepang,

serta untuk bahan konyaku dan kosmetik.

Harga porang segar mencapai Rp 4.000 per kg.

ILUSTRASI - ubi jalar kaya beta karoten yang bermanfaat bagi kesehatan
ILUSTRASI - ubi jalar kaya beta karoten yang bermanfaat bagi kesehatan (freepik.com)

Lalu harga porang yang sudah dikeringkan atau sudah berbentuk keripik berkisar Rp 15.000 sampai Rp 30.000 per kg.

Harganya bisa melonjak menjadi di atas Rp 100.000 per kg setelah diolah lebih lanjut,

seperti diolah menjadi tepung glukomannan.

Negara tujuan ekspornya antara lain Jepang, China, Australia dan Vietnam.

Badan Karantina Pertanian mencatat, pada tahun 2018 ekspor tepung porang mencapai 254 ton dengan nilai Rp 11,31 miliar.

Baca juga: 7 Tanaman Pengusir Kecoa di Rumah, Tanam di Halaman atau Taruh di Ruangan

Sentra-sentra budidaya porang dan pengolahan umbi porang menjadi tepung saat ini tersebar di Bandung, Maros, Wonogiri, Madiun, dan Pasuruan.

Ubi Jalar
Ubi Jalar. Ilustrasi (True Activist)

Namun begitu, menanam pohon porang juga memiliki beberapa kekurangan.

Porang termasuk komoditas yang terbilang baru naik pamor,

sehingga pengolahannya dan pemasarannya masih terbatas di beberapa sentra daerah.

Agar mendapatkan harga jual yang baik, petani disarankan terlebih dahulu mencari pasar sebelum melakukan penanaman tanaman porang.

Baca juga: Sempat Dianggap Tanaman Liar dan Beraroma Tak Sedap, Berikut Ragam Manfaat Umbi Porang

Baca juga: Pemulung Mendadak Jadi Miliarder, Siapa Sangka Umbi Porang Bisa Selamatkan Hidupnya yang Miskin

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Tanaman Porang yang Lagi Jadi Primadona Petani

(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved