PPDB 2021

Inilah Deretan Perubahan PPDB 2021, Mendikbud Nadiem Makarim Tak Lagi Pakai Nilai Ujian Nasional

Kemendikbud menerapkan beberapa perubahan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB 2021.

Tribunnews/Jeprima
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim. Kemendikbud menetapkan perubahan PPDB 2021 

Jelas Jumeri, pada PPDB 2021, Kemendikbud tidak lagi menggunakan nilai ujian nasional (UN) yang biasa dipakai untuk penerimaan siswa baru jalur prestasi.

"Misalnya ada 200 siswa diluluskan di sebuah SD atau SMP, dia dapat peringkat berapa anak itu," katanya.

Resiko Tertular Covid-19

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim (Tribunnews/Jeprima)

Mendikbud Nadiem Makarim menegaskan siswa yang memiliki umur 3-30 tahun memiliki risiko lebih rendah untuk tertular virus Covid-19.

"Jadi siswa memiliki faktor risiko yang rendah di rentang umur 3-30 tahun untuk tertular Covid-19," ucap dia saat Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI yang dipantau secara daring, Kamis (18/3/2021).

Sedangkan siswa dan tenaga kependidikan yang berada dalam kelompok umur 31-51 tahun mempunyai risiko lebih tinggi untuk tertular Covid-19.

Dia mengaku, berdasarkan riset global telah menyatakan bahwa anak-anak yang terinfeksi Covid-19 memiliki risiko lebih rendah dibanding dengan orang dewasa.

Dia mengatakan, biasanya anak-anak (siswa) lebih banyak tertular dari orang dewasa.

"Jadi bukan saat siswa belajar tatap muka di ruang kelas, tapi transmisi pada saat aktivitas di luar ruang kelas," jelas dia.

Hingga kini, proses vaksinasi untuk guru, dosen, dan tenaga kependidikan masih berjalan.

Dia menegaskan, untuk vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak (siswa) belum dilakukan.

Di berbagai dunia juga belum melakukan vaksinasi untuk anak-anak.

"Jadi cuma mau klarifikasi, karena ada yang menanyakan soal vaksin untuk siswa. Anak di bawah usia 18 tahun tidak ada yang di vaksin Covid-19," ungkap dia.

 Pelaksanaan vaksinasi Covid-19, lanjut dia, merupakan bentuk perlindungan kepada guru, dosen, dan tenaga kependidikan saat belajar tatap muka yang akan dibuka secara bertahap mulai awal Juli mendatang.

Indonesia, sebut Nadiem, merupakan satu di antara empat negara di kawasan Asia Timur dan Pacifik yang belum membuka belajar tatap muka secara penuh.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved