DEMAM BERDARAH DI BATAM
Demam Berdarah di Batam Jadi Atensi Dinkes, Serang 205 Warga Hingga Maret 2021
DBD di Batam ini jadi atensi Dinkes selain pandemi Covid-19 yang belum berakhir dan jumlahnya terus dinamis.
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Septyan Mulia Rohman
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Ancaman penyakit Demam Bedarah Dengue atau DBD jadi perhatian Dinas Kesehatan atau Dinkes Batam selain pandemi Covid-19.
Penyakit yang bersumber dari nyamuk Aedes Aegypty ini, setidaknya sudah menjangkiti 205 Warga Batam hingga Maret 2021.
Peningkatan edukasi kepada masyarakat diakui Kadinkes Batam Didi Kusmarjadi perlu ditingkatkan lagi.
Termasuk edukasi 3 M (Menguras, Menutup dan Mengubur) jadi salah satu alternatif dalam membunuh jentik dan telur nyamuk aedes aegypty.
"Disamping melakukan fogging, langkah ini terus kita sosialisasikan dan galakan di masyarakat," ucapnya, Selasa (23/3/2021).

Pihaknya saat ini juga memberikan penyuluhan pada masyarakat.
Dengan menghidupkan kembali peran juru pemantau jentik (jumantik) dengan program yakni Gerakan 1 rumah 1 jumantik.
"Kami aktifkan kembali gerakan 1 rumah 1 jumantik," ujar Didi Kusmarjadi.
Adapun tugas para jumantik ini menjadi mitra puskesmas dalam mencegah dan menurunkan angka penyakit DBD.
Selain itu, kader ini juga bertugas untuk memantau kondisi lingkungan sekitar dari penyebaran penyakit melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Batam, ada 205 kasus demam berdarah yang terjadi di Kota Batam sejak Awal Tahun 2021.
Angka ini meningkat dibanding periode yang sama di tahun lalu dengan 113 kasus.
Rinciannya, kasus DBD di Batam tertinggi terjadi di bulan Januari dengan 87 kasus.
Baca juga: DEMAM Berdarah di Bintan, Dinkes Catat 4 Kasus Awal 2021, Jadi Atensi Selain Covid-19
Sementara pada bulan Februari ada 78 kasus, serta hingga tanggal 8 Maret ada 40 kasus.