Anak Eksekusi Mati Ibu Kandung, Tak Terima Maaf, Usia 6 Tahun Ayah Tewas oleh Wanita Melahirkannya
Seorang istri yang membunuh suaminya dibantu sang ayah karena sering melakukan penyiksaan malah tewas di tangan anaknya sendiri di tiang gantungan
TRIBUNBATAM.id - Seorang istri yang membunuh suaminya malah tewas di tangan anaknya sendiri.
Wanita itu membunuh suaminya karena disebut-sebut suka menyiksanya.
Dibantu sang ayah, wanita itu lalu merencanakan membunuh suaminya.
Kasus ini lalu terbongkar dan ia dinyatakan bersalah dan mendekam di penjara.
Setelah hidup 10 tahun di balik jeruji besi penjara, pada 13 Maret 2021 lalu wanita itu menjalani eksekusinya.
Di penjara pusat Rasht, Iran ia dieksekusi mati dengan cara digantung setelah lama hidup di penjara.
Baca juga: Tersangka Narkoba Terancam Hukuman Mati, Simpan Ekstasi Dalam Tisu Coba Kelabui Polisi
Baca juga: Ibu dan Selingkuhannya di Lampung Racuni Bayi Kandung Usia 9 Bulan, Sekarang Terancam Hukuman Mati
Maryam Karimi tewas di tiang gantungan dan disaksikan oleh anaknya yang tak memberinya maaf atau mengampuninya.
Iran International TV melaporkan putri Maryam Karimi berpartisipasi dalam proses eksekusi mati terhadap ibunya.

Media lokal Iran melaporkan si anak yang berusia 6 tahun saat ayahnya dibunuh, menolak mengampuni atau menerima Diya atau uang darah dari ibunya.
Maryam dihukum mati setelah terbukti dalam dakwaan Qisas, yang mempunyai makna mata ganti mata.
Dalam Qisas, kerabat korban harus hadir saat eksekusi, di mana mereka sendiri yang melaksanakan eksekusinya.
Sumber kepada lembaga HAM setempat mengungkapkan sejak pembunuhan itu, anak Maryam berada dalam pengasuhan keluarga ayahnya.
Baca juga: Deretan Fakta Ayu Gadis Yatim Piatu Bekerja Jadi Pemandu Lagu, Menjadi Korban Pembunuhan
Baca juga: PEMBUNUHAN SADIS, Tak Diizinkan Menikah Pria Ini Arak Potongan Kepala Ayahnya Keliling Kampung
Selama 13 tahun, keluarga si ayah selalu mengatakan bahwa kedua orangtuanya sudah tewas, dikutip The Sun Selasa (23/3/2021).
Namun, mereka memutuskan memberitahukan kebenarannya beberapa pekan sebelum eksekusi demi mempersiapkan mental.
Mahmood Amiry-Moghaddam, Direktur Iran Human Rights menyatakan, Teheran membuat putri Maryam algojo bagi ibunya sendiri.
