Menteri Marah Program TV Tayangkan Reality Show Tes Keperawanan, Pengantin Wanita Rela Diperiksa
Tes keperawanan yang menjadi bagian program reality show di salah satu televisi swasta membuat marah menteri dan meminta program itu segera berhenti
TRIBUNBATAM.id - Tes keperawanan yang menjadi bagian program reality show di salah satu televisi swasta membuat marah menteri.
Dalam tayangan terlihat ritual, di mana calon pengantin wanita diperiksa oleh kerabat perempuan menjelang acara pernikahan, apakah masih perawan atau tidak.
Cuplikan itu diiringi dengan narasi, "Di tempat tidur ini, seorang perempuan yang telah dilatih khusus, akan memeriksa selaput darah Naomi dengan sebuah tisu halus."
Serial televisi di Perancis itu langsung mengundang kecaman dari Menteri urusan Kewarganegaraan, Marlene Schiappa.
Sang menteri menulis surat kepada badan pengawas siaran Perancis, CSA, untuk menyatakandia marah terkait tayangan serial Incredible Gypsy Weddings.
Baca juga: Tes Keperawanan Menguak Fakta Lain Soal Atlet SEA Games yang Dipulangkan, Siapa yang Salah?
Program ini terinspirasi oleh serial Big Fat Gypsy Weddings yang disiarkan oleh saluran Channel 4 Inggris.
Bedanya, serial Prancis yang ditayangkan di saluran TFX tersebut mengikuti tradisi pacaran dan pernikahan komunitas gipsi Catalan yang tinggal di Perpignan.
Dalam edisi yang disiarkan pada bulan Februari, para penonton diperlihatkan cuplikan persiapan sebuah pernikahan yang mewah, termasuk tempat tidur pengantin.
Di situ, mempelai perempuan menjalani tes keperawanan lewat ritual "upacara saputangan."
Upacara saputangan ini bersifat luhur dan tak terhindarkan."
Pada adegan lain, para perempuan dari komunitas itu menjelaskan mengapa upacara tersebut penting.
"Ini demi keluarga si (mempelai) laki-laki," kata salah satunya.
"Agar mereka tahu dia telah menerima seorang perempuan cantik yang masih perawan."
"Sejak perempuan itu masih bayi hingga besar dia diajarkan untuk mengetahui bahwa dia harus mengadakan upacara ini, untuk mendapatkan semua gaunnya, untuk mendapatkan pernikahannya," kata yang lain.
Baca juga: Heboh! Isu Tes Keperawanan Seleksi Taruni TNI AU, Begini Jawaban Admin Twitter TNI AU!
Ketika ditanya apakah laki-laki seharusnya dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan serupa, seorang perempuan yang lain menjawab:
"Bukan begitu caranya. Ini berdasarkan prinsip bahwa jika seorang laki-laki muda tidak pergi berpesta dan pacaran dengan gadis-gadis lain sebelum dia menikah, maka dia akan melewatkan kesempatan itu.
Sementara itu adalah pengalaman yang harus dia miliki."
Menteri Schiappa dalam suratnya mengaku marah dengan alur cerita program tersebut, yang tetap ditayangkan tanpa ada yang mempertanyakannya.
"Institusi pernikahan di Republik kita ini diinjak-injak, tanpa ada yang mengomentari dengan cara yang tepat," katanya.
Dia mengatakan cuplikan adegan itu menjadi "semakin memuakkan" karena Majelis Nasional baru saja meloloskan undang-undang "yang melarang tes keperawanan dan menjamin persetujuan dari kedua mempelai untuk menikah".
Sementara itu, sebuah pasal dalam Rancangan Undang-Undang Anti-Separatisme - yang saat ini tengah dibahas di Senat - melarang dokter untuk memberikan sertifikat keperawanan.
Baca juga: Puteri Jambi Tolak Tes Keperawanan
Pasal tersebut ditujukan terutama untuk komunitas Muslim Perancis, di mana beberapa keluarga bersikeras untuk membuktikan keperawanan mempelai sebelum pernikahan.
Praktik itu sendiri masih diperdebatkan.
Pada RUU yang telah disetujui oleh DPR itu, dokter yang memberikan sertifikat keperawanan akan menghadapi ancaman hukuman satu tahun penjara dan denda 15.000 euro (Rp 256 juta).
Sementara, seorang ahli non-medis yang melakukan tes keperawanan, bahkan dengan persetujuan perempuan yang bersangkutan, akan berisiko didakwa kasus pemerkosaan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, praktik pemeriksaan selaput darah secara visual atau dengan jari tidak dapat membuktikan, apakah seorang perempuan pernah melakukan hubungan intim atau tidak.
Hal itu juga merupakan pelanggaran hak asasi manusia perempuan bersangkutan, kata organisasi itu.
Schiappa sebelumnya sudah pernah mengeluhkan tentang seksisme di televisi Perancis.
Tahun lalu, sebagai menteri kesetaraan gender, dia membuat sebuah laporan yang mengkritik program televisi pertunjukan realita karena memperlihatkan stereotip.
"Program-program reality TV menekankan hiper-feminitas kandidat perempuan dan ultra-maskulinitas laki-laki.
Dari dikotomi inilah muncul sebuah visi hubungan antara laki-laki dan perempuan yang merupakan stereotip dan tidak setara," kata laporan itu.
Baca juga: Ngeri! Lelang Perawan Nikahsirri.com: Syaratkan Tes Keperawananan, Laki-laki Sumpah Pocong!
Dia juga mengeluhkan tentang acara TV pernikahan Perancis yang populer, seperti Four Marriages for a Honeymoon, di mana para pasangan dibandingkan antara satu sama lain untuk menilai kualitas pernikahan mereka.
Selain itu ada juga Married at First Sight di mana para pasangan di acara itu menikah hanya dalam beberapa jam sejak pertama kali bertemu satu sama lain, dan kamera-kamera kemudian mengikuti dan merekam perjalanan pernikahan mereka.
* Berita tentang Tes Keperawanan
* Berita tentang Serial Televisi
* Berita tentang Reality Show
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
(*/TRIBUNBATAM.id)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tes Keperawanan Ditayangkan di TV, Menteri Langsung Turun Tangan
