Mengungkap Sosok Saudagar Muda asal Aceh yang Jual Senjata ke ZA dan Dipakai Serang Mabes Polri
Seorang saudagar muda asal Aceh ditangkap Densus 88 kepemilikan senjata ke ZA yang dipakai menyerang Mabes Polri beberapa waktu lalu
Secara ideology, Muchsin sangat anti ISIS dan anti ideologi takfiri. Muchsin adalah seorang yang berguna bagi banyak orang.
Dia sedang membuka lahan 10 hektare kebun alpukat di Beureunuen dan mempekerjakan mantan kombatan etno-nasionalis yang sedang dalam status sebagai ‘pengacara’ alias pengangguran banyak acara.
"Kini bahkan Muchsin Kamal sedang dalam proses menggarap puluhan hektare tahap selanjutnya kebun alpukat di Sare, Aceh Besar," kata Alchaidar.
Peristiwa pelatihan teroris di Bukit Jalin, Jantho, Aceh Besar terjadi pada tahun 2010, jauh hari sebelum lahirnya ISIS tahun 2013, adalah masa lalunya yang buram.
Muchsin Kamal dan beberapa eks napi teroris Bukit Jalin sangat anti dengan ISIS dan ideologi takfiri yang sering mengkafirkan sesama muslim serta memiliki sentimen etno-rasisme dan Christophobia yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya.
"Muchsin Kamal adalah seorang teman yang dikenal sangat moderat dan memiliki visi inklusif dalam dakwah Islam oleh teman-temannya selama sebelum dan setelah 'mondok' di penjara," ujar Alchaidar.
Muchsin Kamal sudah menjalani masa pidana 8 tahun yang cukup lama dengan penuh kerelaan dan kesabaran spiritual dan menyadari sepenuhnya bahwa ia telah terjebak ke dalam gerakan yang memperjuangkan tegaknya Islam dengan jalan kekerasan dan berlebih-lebihan (ghuluw).
Baca juga: Sampai Hati Istri Baru Melahirkan, Suami Berhubungan Intim dengan Cewek Karaoke: Zina Berkali-kali

Muchsin juga aktif di Yayasan Jalin Perdamaian yang merupakan wadah yang menghimpun para eks napi teroris Bukit Jalin 2010, yang dipimpin oleh Yudi Zulfahri.
Anggotanya adalah Andri Marlan, Mukhtar Khairi Ibrahim, Teungku Taufik, Yudi Zulfahri, Agam Fitriadi, Chairul Fuady, Masykur Rahmad, Munir bin Ismail atau Abu rimba, Surya Achda, Muhammad Fazil, Ule Bara, Masykur Rahmat bin Mahmud, Hasbuddin atau Abu Azzam dan lain-lain.
Sebelum tertangkap, Muchsin Kamal sedang memulai untuk bangkit dan optimis sebagai saudagar yang berniaga barang apapun yang halal dan menanam apapun yang diizinkan oleh hukum untuk menumbuhkan sejumput asa yang sudah mulai terlihat bisa dipanennya.
"Kadarullah, kini Muchsin Kamal ditangkap, semua rekannya termasuk saya berharap bahwa ada pertimbangan khusus dari polisi agar tak menjadikannya sebagai tersangka dalam kasus yang tak dinyana sedikitpun ini," harap Alchaidar.
Alchaidar menambahkan, ditangkapnya Muchsin Kamal bin Zulkifli di Banda Aceh oleh polisi karena terkait dengan serangan air gun yang digunakan oleh ZA, seorang lone wolf perempuan penyerang Mabes Polri di Jakarta, 1 April 2021, menyisakan secuil asa untuk membelanya.
"Sebagai peneliti tentang terorisme, saya sangat meyakini bahwa Muchsin Kamal atau biasa dipanggil Imam Muda tidak bersalah dan sama sekali tak terkait dengan peristiwa serangan tersebut secara yuridis," pungkas Alchaidar.
TONTON YOUTUBE__TRIBUN BATAM.ID :
Artikel ini sudah tayang di Serambi Indonesia dengan judul: Ternyata Penjual Senjata ke Penyerang Mabes Polri Sangat Anti ISIS, Begini Sosok Muchsin Kamal