HUMAN INTEREST
KISAH Hidup Pasutri di Anambas, Hidup Sederhana Hingga Anak Dapat Beasiswa Keluar Negeri
Kisah hidup pasutri di Anambas begitu menginspirasi. Hidup serba sederhana, anak mereka meraih prestasi dengan mendapat beasiswa kuliah keluar negeri.
Karena dagangan saya banyak sekali cobaannya, dari yang tidak laku, sampai pernah sekali jualan saya itu dikerubungi semut dan akhirnya tidak bisa jualan.
Saya juga ajarkan suami bikin bakso biar suami yang bikin dan saya yang dorong gerobaknya," tutur Setiowening.
Namun ia tetap percaya dibalik kesulitan yang saat itu ia alami akan tiba kesuksesan nantinya.
Meski harus jatuh berkali-kali, pasangan suami istri ini tetap tak menyerah berjualan apa saja kala itu.
"Kami dulu tinggal di kontrakan, untungnya yang punya itu orangnya baik.
Jadi kami sangat bersyukur sekali. Setiap mau jualan saya selalu bawa ketiga anak saya ini," katanya.
Rasa sabar yang ia tanamkan setiap harinya pun berbuah manis.
Memiliki anak yang pintar, membawa anak perempuan Yunus dan Setiowening mendapatkan beasiswa kuliah ke Malaysia.
"Senang sekali saat itu, anak saya dapat beasiswa ke Malaysia, hanya 3,5 tahun akhirnya anak saya lulus dan sekarang sudah bekerja di Balitbangpeda sini," sebutnya.

Dirinya tidak menyangka sang anak bisa mengenyam dunia pendidikan hingga jenjang perkuliahan.
Sementara saat ini anak keduanya juga mendapatkan beasiswa dari pemerintah pusat untuk berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yang berada di Jakarta.
"Anak kedua lagi kuliah di Jakarta, tidak lama lagi selesai, dan itu juga dapat beasiswa.
Nah anak ketiga saya ini lagi mendaftar juga biar dapat beasiswa tahun ini, karena dia tahun ini lulus SMA," ucapnya.
Mengingat tentang kehidupan dulu, membuat Setiowening mengucapkan syukur kini ia dan suami sudah bisa membangun rumah sendiri di atas laut.
"Ini kami hasil jualan pentol digabung kemudian bisa bangun rumah.