Fakta-fakta Bu Tien The Fisrt Lady yang Jarang Diketahui, TMII yang Dibangunnya Kini Diambil Negara
TMII adalah proyek diinspirasi Tien Soeharto setelah mengunjungi Disneyland di Amerika Serikat (AS) pada 1971
TRIBUNBATAM.id - Nama Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sedang hangat diperbincangkan publik Indonesia.
Ini setelah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno menyatakan, bahwa pemerintah telah resmi mengambil alih pengelolaan TMII.
Membicarakan TMII tidak akan lepas dari sosok Sosok Ibu Tien Soeharto atau Siti Hartinah.
Pada awalnya TMII bernama Proyek Miniatur Indonesia Indah.
Dikutip dari buku 'Sejarah Kota Jakarta, 1950-1980' karangan Edi Sedyawati (1987), TMII dibangun oleh yayan Harapan Kita yang diketui oleh Ibu Tien Soeharto.
Gagasan untuk mendirikan taman rekreasi ini dicetuskan oleh bu Tien Soeharto pada tanggal 13 Maret 1970 dalam Rapat Pengurus Yayasan Harapan Kita di jalan Cendana No 7.
Sosok Bu Tien
Membicarakan sosok Bu Tien, tidak akan lepas dari sosok Pak Harto, Presiden RI ke-2.
Mereka sebenarnya adalah orang biasa, yang kebetulan pernah menjadi Presiden dan Ibu Negara Indonesia selama hampir 32 tahun.
TMII adalah proyek diinspirasi Tien Soeharto setelah mengunjungi Disneyland di Amerika Serikat (AS) pada 1971.
Kini pemerintah lewat Kementerian Sekretariat Negara mengambil alih hak pengelolaan TMII dari Yayasan Harapan Kita setelah diterbitkannya Perpres Nomor 19 Tahun 2021.

Dilansir Kompas.com, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2021 tentang Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
"Presiden telah menerbitkan Perpres Nomor 19 Tahun 2021 tentang TMII, yang di dalamnya mengatur penguasaan dan pengelolaan TMII dilakukan oleh Kemensetneg," tegas Pratikno, dalam konferensi pers virtual, Rabu (7/4/2021).
Pratikono mengungkapkan, terbitnya Perpres ini dilatarbelakangi masukan banyak pihak soal TMII. Salah satunya rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pratikno menjelaskan, sebelumnya dasar hukum soal TMII merujuk kepada Keppres Nomor 51 Tahun 1977.
"Menurut Keppres itu, TMII merupakan milik Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tercatat di Kemensetneg dan pengelolaannya diberikan kepada Yayasan Harapan Kita (YHK)," ungkap Pratikno.
Kini Yayasan Harapan Kita sendiri dibina oleh Soehardjo, Bambang Trihatmodjo, dan Rusmono dan Siti Hardiyanti Indra Rukmana sebagai Ketua Umum.
Bambang Trihatmodjo dan Siti Hardiyanti Indra Rukmana merupakan putra-putri dari Presiden kedua RI Soeharto.
Yayasan Harapan Kita didirikan Tien Soeharto, pada 23 Agustus 1968.
Sosok Ibu Tien
Ibu Tien Soeharto lahir dengan nama Raden Ayu Siti Hartinah pada 23 Agustus 1923 di Jaten, antara Solo-Tawangmangu, Jawa Tengah.
Siti Hartinah, anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo.

Ia merupakan canggah Mangkunagara III dari garis ibu.
Tien menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta.
Masa kecil dan pendidikan
Waktu kecil, hidupnya berpindah-pindah mengikuti penempatan tugas bapaknya sebagai pamong praja, mulai dari Klaten ke Jumapolo, lalu ke Matesih, Solo, dan Kerjo.
Ia juga sempat diadopsi oleh teman bapaknya, Abdul Rachman, namun karena sakit-sakitan, dikembalikan ke keluarga asal.
Terkait pendidikan, Siti Hardianti mengaku hanya mengikuti Sekolah Dasar Dua Tahun (Ongko Loro), namun sebenarnya masih mengikuti HIS Siswo hingga tahun 1933.
Sambil sekolah, ia ikut les membatik dan mengetik.
Saat tentara Jepang datang, ia ikut serta dalam Barisan Pemuda Putri di bawah Fujinkai.
Setelah kemerdekaan, Barisan Pemuda Putri ini menjadi Laskar Putri Indonesia, di mana ia menjadi salah satu pelopornya.
Ia ikut serta membantu perang kemerdekaan di dapur umum dan palang merah, yang menjadi alasan pengangkatannya sebagai pahlawan nasional pada 1996.
Meninggal Usia 73 Tahun
Ibu Tien meninggal pada dini hari di Jakarta dalam usia hampir 73 tahun karena serangan jantung pada 28 April 2020
Dikabarkan harian Kompas, , istri Presiden Soeharto yang akrab disapa dengan Ibu Tien itu dimakamkan di pemakaman keluarga Astana Giribangun, Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Senin (29/4/1996)
Serangan jantung kepada Ibu Tien terjadi pada pukul 04.00 WIB di kediamannya di Jalan Cendana.
Dalam keadaan kritis itu, Soeharto memimpin sendiri upaya pertolongan.
Presiden Soeharto terus mendampingi sang istri tercinta mulai dari kediaman sampai Ny Tien mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 05.10 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Mensegneg Moerdiono mengumumkan hari berkabung nasional selama tujuh hari mulai Minggu, 28 April 1996 sampai Sabtu, 4 Mei 1996.
Dia meminta masyarakat untuk mengheningkan cipta pada pukul 13.00 WIB, saat jenazah diberangkatkan dari Ndalem Kalitan ke pemakaman.
Pendidikan
Siti Hartinah mengawali pendidikannya di Sekolah Dasar Dua Tahun (Sekolah Angko Loro).
Kemudian Siti Hartinah melanjutkan ke Hollandsch Inlandsche School (HIS) hingga 1933.
Ketika masih di bangku sekolah, Siti Hartinah mengikuti kursus membatik dan mengetik.
Perjuangan
Selain itu Siti Hartinah juga memprakarsai pendirian rumah sakit diantaranya RS Anak dan Bersalin, RS Jantung Harapan Kita, dan RS Kanker Dharmais.
Kepedulian Siti Hartinah terhadap kemanusiaan diwujudkan dengan mendirikan Yayasan Harapan Sosial, Yayasan Harapan Kita dan Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan.
Sebagai penggerak Kongres Wanita Indonesia, Siti Hartinah berpengaruh besar dalam pelarangan poligami bagi pejabat di Indonesia.
Perjuangan Siti Hartinah akhirnya menghasilkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1983 dan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tentang pelarangan dengan tegas PNS untuk berpoligami.
Data diri:
Nama: R Ay Hj Siti Hartinah
Lahir: Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, Hindia Belanda, 23 Agustus 1923
Meninggal dunia: Jakarta, Indonesia, 28 April 1996
Makam: Astana Giribangun, Karanganyar, Indonesia
Kebangsaan: Indonesia
Pasangan: Soeharto
Anak:
Siti Hardijanti Rukmana (Tutut)
Sigit Harjojudanto (Sigit)
Bambang Trihatmodjo (Bambang)
Siti Hediati Hariyadi (Titiek)
Hutomo Mandala Putra (Tommy)
Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek)
Orang tua:
K. P. H Soemoharjomo
K. R. Ay. Hatmanti Hatmohoedojo
Riwayat Jabatan
- Ketua Umum Ria Pembangunan
- Penasehat Utama Dharma Wanita
- Penasehat Utama Dharma Pertiwi
- Penasehat Utama Persit Kartika Chandra Kirana
- Sesepuh Persatuan Isteri Purnawirawan ABRI (PERIPABRI)
- Wakil Ketua / Ketua Bidang Keuangan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1983-1993)
- Penanggung Jawab Proyek Pembangunan Gedung Kwarnas Pramuka dan sejak 1993 sampai wafatnya sebagai
- Anggola Mabinas.
- Pelindung Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia (IKPN1)
- Ketua Umum Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IKGTKI)
- Penasehat Utama Persatuan Isteri Veteran RI (PIVERI)
- Ketua Kehormatan DPP Korps Wanita Veteran RI (KOWAVERI)
- Pelindung Induk Koperasi Veteran RI (INKOVERI)
- Pelindung Nasional Women’s International Club (WIC)
- Ketua Yayasan Harapan Kita (YHK)
- Ketua BP-3 Taman Mini Indonesia Indah (BP3-TMII)
- Ketua Dewan Penyantun RS Anak & Bersalin “Harapan Kita”
- Ketua Dewan Penyantun RS Jantung ”Harapan Kita”
- Ketua Umum Yayasan Mangadeg Surakarta
- Pendiri/Ketua Yayasan Kartika Jaya
- Sesepuh Keluarga Besar Wirawati Catur Panca
- Pendiri/Ketua Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan
- Pelindung Yayasan Paraplegia Yudha Kencana Bhakti
- Pelindung Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (PERWOSI)
- Ketua Kehormatan Perhimpunan Pemberantasan Tuberculosa Indonesia.
- Ketua Penasehat Badan Kerjasama Usaha Pembinaan Warga Tama.
- Pelindung Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia
- Pelindung Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI)
- Pelindung Himpunan Wanita Karya (HWK)
- Pelindung Yayasan Nakula Sadewa
- Pelindung KOWANI
- Pelindung Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial
- Pelindung Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS)
- Ketua Umum Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK)
- Ketua Umum Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (YPBP)
- Pelindung Utama Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Pusat
- Pelindung Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC)
- Pelindung Save Our Soul (SOS) Desa Taruna
- Ketua Kehormatan Palang Merah Indonesia (PMI)
- Pelindung Persatuan Bowling Indonesia
- Pelindung Yayasan Asma Indonesia
- Pelindung Yayasan Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI)
- Pelindung Yatnawati Kartini
- Pelindung Yayasan Bhakti Pertiwi Sejahteraan
- Anggota Badan Pendiri Yayasan Serangan Umum 1 Maret 1949
- Sesepuh Golkar
- Pelindung Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI)
- Pelindung Utama Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI)
- Pemrakarsa/Ketua Penanggung Jawab Pelaksana Pembangunan Museum Puma Bhakti Pertiwi
- Pemrakarsa/Ketua Penanggung Jawab Pelaksanaan Pembangunan Agrowisata Taman Buah Mekarsari
- Ketua Umum Badan Pendiri Yayasan Dharma Kusuma.
- Pembina Laskar Putri Indonesia (LPI)
- Pelindung Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI)
- Pelindung Himpunan Pandu dan Pramuka Wreda (HIPRADA)
- Pelindung Persatuan Penyantun Mata Tuna Netra Indonesia (PPMTI)
- Pelindung Persatuan Wanita Republik Indonesia (PERWARI)
- Pelindung Yayasan Jantung Indonesia
Tanda Kehormatan dan Penghargaan
Dari Pemerintah Republik Indonesia
- Bintang Republik Indonesia Adipradana 1973
- Bintang Gerilya 1987
- Bintang Budaya Parama Dharma 1992
- SatyaLencana Kebaktian Sosial 1991
- Satyalancana Tunas Kencana Pramuka
- Veteran Pejuang Kemerdekaan RI 1981
- Medali Adimanggalnya Krida dari Menpora 1995
- Gelar Pahlawan Nasional dengan Keputusan Presiden No. 060/TK/Tahun 1996 tanggal 30 Mei 1996.
Dari Mancanegara
- Kroon Orde (Huis Orde van Oranje) dari Belanda 1970
- Grand Cordon of The Order of Sheba dari Ethiopia 1968
- First Class of Order of The Precious Crown dari Jepang 1988
- Sonderstufe des Cross Kreuzes (Special Order of The Grand Cross) dari Republik Federasi Jerman 1970
- Grand Croix de L’ordre Royal de Siwathora dari Kamboja 1968
- The Grand Order of Mugunghwa dari Korea Selatan 1981
- Cordon of The Order of Kuwait First Class (Wizman el-Kuwait dzu el-Wisah) dari Kuwait 1978
- Darjah Utama Sen Mahkota Negara (DMN) dari Malaysia 1970
- Supreme Class of The Order of Al Kamal dari Mesir 1978Grand Croix de L’Ordre National Du Merite dari Perancis 1973
- The Order of The Golden Heart dari Philipina 1968
- The Order of The Tudor Vladimirescu Class dari Rumania 1983
- Ommayad Zur Rozziah (Zou Al Ressieah) dari Syria 1978
- Banda de Dama de la Orden Americanade Isabel La Catolica dari Spanyol 1988
- Knight Grand Cross of The Most Illustrious Order of chula Chon Klao (First Class) dari Thailand 1970
- Grand Cordon of The Jewelwed Al-Nanda (Order of Renaissance) dari Yordania 1986
- Grand Cordon of The Yugoslav Star dari Yugoslavia 1983
- Order del Libertador Grand Cordon dari Venezuela 1988 (Aldi Ponge/Tribun Manado/TribunewsWiki)
TONTON YOUTUBE__TRIBUN BATAM.ID :
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Sosok Siti Hartinah, Ibu Tien Soeharto, Pendiri TMII yang Kini Dirampas Negara dari Keluarga Cendana, https://manado.tribunnews.com/2021/04/08/sosok-siti-hartinah-ibu-tien-soeharto-pendiri-tmii-yang-kini-dirampas-negara-dari-keluarga-cendana?page=all