KKB PAPUA
Kapolda Papua Marah Besar Usai Anggota KKB Tembak Mati Guru SD, Sebut Korban Pejuang Kemanusiaan
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengungkap kronologi guru SD bernama Oktovianus Rayo (43) tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata
TRIBUNBATAM.id |PAPUA - Seorang Guru SD ditembak mati oleh anggota KKB Papua.
Bal ini tentunya meninggalkan duka mendalam bagi dunia pendidikan disana.
Bagaimana tidak, minimnya tenaga pengajar disana saat ini masih menjadi perhatian pemerintah.
Sekarang KKB Papua malah menembak mati korban secara sadis.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri mengungkap kronologi guru SD bernama Oktovianus Rayo (43) tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata di Kabupaten Puncak.
Baca juga: Jadi Tersangka, Lihat Foto Kadishub Batam Rustam Efendi saat Digiring dari Kejari Batam
Baca juga: Manga Attack On Titan Chapter 139 atau Terakhir, Nasib Mikasa dan Eren, Ini Jadwal Rilisnya
Baca juga: Dampak Pandemi Corona, Anak Raja Dangdut Rhoma Irama Ini Terpaksa Jual Mi Rebus di Pinggir Jalan
Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Julukoma, Distrik Beoga Kabupaten Puncak, Kamis (8/4/2021) pagi sekira pukul 09.30 WIT.
"Pelaku penembakan adalah KKB," kata Kapolda Papua.
Ia menjelaskan, peristiwa terjadi sekitar pukul 09.30 WIT.
Ketika itu, korban sedang berada di dalam kios miliknya.
"Korban didatangi pelaku lalu ditembak di dalam kios, bahkan diduga pelaku menembak dengan menggunakan senjata laras pendek," ujarnya.
Kata Kapolda, korban tewas dengan dua luka tembak di bagian tubuh.
Baca juga: Ramalan Shio Hari Jumat 9 April 2021, Macan Kehilangan Arah, Kuda Tanggungjawab Ekstra, Ayam Tegas
Baca juga: GAS Elpiji 3 Kilogram di Karimun Masih Langka, Warga Terpaksa Masak Pakai Kayu Bakar
Sementara rekan korban yang mengetahui kejadian itu langsung berlari ke dalam hutan untuk berlindung.
"Korban meninggal dengan dua tembakan di bagian rusuk dan perut sebelah kanan. Rekan korban sempat dikabarkan hilang, namun berhasil ditemukan oleh warga dalam kondisi selamat," kata Kapolda.
Aksi yang dilakukan para pelaku, tambah Kapolda merupakan aksi biadab, lantaran korban merupakan pejuang kemanusiaan yang bertanggung jawab untuk mendidik anak bangsa.
"Seharusnya tenaga pendidik dan kesehatan harus dilindungi, karena mereka adalah unjung tombak untuk membangun generasi penerus bangsa kedepan khususnya anak-anak Papua," ujar dia.