RAMADHAN 2021

Arti Sebenarnya Marhaban Ya Ramadhan, Simak Penjelasan Ulama Quraish Shihab

Kata Marhaban Ya Ramadhan sering kita dengar menjelang datangnya puasa Ramadhan. Inilah arti Marhaban Ya Ramadhan menurut Quraish Shihab

Net
Prof Muhammad Quraish Shihab menjelaskan tentang arti Marhaban Ya Ramadhan 

Begitu bunyi sekian banyak spanduk di jalan raya menyambut bulan Ramadan.

Ia dipahami oleh banyak orang kebanyakan dalam arti “Selamat datang”.

Itu tidak salah, tetapi amat sederhana.

Kata marhaban terambil dari kata raheb yang berarti luas/lebar.

Ia diucapkan kepada tamu untuk menggambarkan bahwa ia disambut dengan hati lapang penuh kegembiraan.

Dari akar kata raheb lahir juga kata yang berarti tempat perhentian musafir untuk memperbaiki kendaraan dan mengambil bekal perjalanan.

Pada hakikatnya, kedua makna di atas inilah yang dimaksud oleh ungkapan di atas.

Yakni pengucapnya menilai bahwa bulan Ramadhan adalah tamu agung yang disambut dengan kegembiraan dan lapang dada didasarkan oleh kesadaran bahwa melalui bulan ini kita dapat memperbaiki apa yang salah dari sikap dan kelakuan kita serta mengambil bekal perjalanan menuju ke akhirat.

Memang betapa ia tidak disambut gembira oleh mereka yang sadar bahwa dosanya banyak, sedang bulan ini adalah bulan pengampunan, umurnya hari ke hari berlalu tanpa diisi dengan baik, sedang di bulan ini ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, harapannya pun banyak yang belum terpenuhi, sedang di bulan ini Allah menjanjikan pengabulan bagi yang tulus berdoa.

Rasul berpesan agar melakukan empat hal pokok dalam bulan ini.

Dua di antaranya menjadikan Allah rida, yaitu mengakui keesaan-Nya dan memohon ampunan-Nya, sedang dua lainnya menurut Rasul jangan tidak diusahakan meraihnya, yaitu memohon surga dan berlindung dari neraka.

Mengesakan Allah bukan sekadar mengakui wujud-Nya yang tidak berbilang, tidak berunsur, tidak beranak dan diperanakkan, tetapi juga tidak mempersekutukan-Nya dalam beribadah, yakni tidak pamrih. Bahkan tidak berkelompok-kelompok yang saling berseberangan sehingga berakibat terpecahnya kesatuan masyarakat (baca QS. ar-Rûm[30]: 32).

Memohon ampunan-Nya menuntut pengakuan dosa disertai dengan penyesalan yang mendalam yang mengantar kepada permohonan maaf dan ampun, baik terhadap Allah maupun sesama manusia.

Memohon surga dan menghindar dari neraka adalah dengan beramal saleh, yakni mengerjakan yang wajib lalu memilih prioritas sunah yang paling sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi.

Shalat sunah di waktu malam baik, tapi jangan itu menjadi penyebab terabaikannya kewajiban di kantor.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved