Wanita Tua Buta Huruf Terpikat Bujukan Jadi Pembantu, Faktanya 8 Tahun Disiksa Digaji Tak Seberapa
Kisah miris dan menyayat hati dialami seorang wanita tua yang bekerja sebagai asisten rumah tangga yang selama 8 tahun tak pernah digaji dan disiksa
TRIBUNBATAM.id - Kisah miris dan menyayat hati dialami seorang wanita tua.
Bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART), nyatanya selama 8 tahun ia tak pernah digaji.
Parahnya selama bekerja ia ditindas majikan dan mendapat siksaan tiada henti.
Baca juga: Investigasi BBC soal Penyiksaan Muslim Uighur Bikin China Marah, Tayangkan Penyiksaan di Xinjiang
Ulah sang majikan yang merasa tak bersalah saat di pengadilan memicu kemarahan banyak orang.
Mahkamah Agung Victoria, Australia pada 7 April lalu akhirnya mengadili kasus seorang pembantu yang dieksploitasi dan dianiaya secara brutal oleh majikannya selama bertahun-tahun.

Peristiwa ini terjadi di Kota Melbourne, Victoria.
Pembantu yang dirahasiakan identitasnya itu merupakan perempuan yang berasal dari negara bagian Tamil Nadu, India selatan.
Dia menikah pada usia 14 tahun, melahirkan empat orang anak dan kemudian menjadi nenek pada usia 29 tahun.
Karena tingkat pendidikan yang rendah, tidak memiliki banyak kontak di luar masyarakat, wanita itu menjadi orang yang sangat percaya pada orang lain.
Diberitakan tribun-medan.com dengan judul Wanita Tua dan Buta Huruf Diajak Kerja Jadi Pembantu, Ternyata Dieksploitasi dan Disiksa 8 Tahun, korban dikenal tidak sekolah dan buta huruf.
Baca juga: Ibunda Ungkap Video Penyiksaan Gadis Bertato Burung Hantu, Kenang Video Call Terakhir
Ia pun hanya bisa mencari nafkah di bidang pertanian.
Melihat kesempatan ini, sepasang suami istri dari Australia sengaja mendekati perempuan tersebut.
Mereka membujuknya untuk ikut ke Australia dan bekerja pada mereka.
Pasangan itu ingin menjaga rumah besar mereka.

Jadi mereka berencana menyewa pembantu sehingga mereka berdua bisa berlibur tahunan ke luar negeri dan bekerja paruh waktu.
Jika ada pembantu di rumah, mereka tidak khawatir.
Mendengar itu, perempuan itu kemudian setuju dan mendapatkan izin dari suaminya.
Ia berpikir bisa memiliki pekerjaan tetap agar bisa mengirimkan uang kepada suami dan anak-anaknya di India.
Pada tahun 2004, pasangan tersebut membawa wanita itu ke Australia untuk pertama kalinya.
Perempuan itu tinggal dua periode dalam enam bulan, kemudian kembali ke negara asalnya.
Pada Juli 2007, pasangan itu terus membawa wanita itu ke Australia melalui visa turis selama 1 bulan.
Namun, setelah visa habis, pasangan tersebut menolak untuk membiarkan wanita itu pulang.
Baca juga: DUTA BESAR CHINA DIBIKIN MALU, Diperlihatkan Video Penyiksaan Muslim Uigur malah Jawab Tak Nyambung
Padahal selama bekerja di Australia, perempuan itu sama sekali tidak digaji tinggi.
Gajinya bahkan sama sekali tidak layak dengan apa yang dikerjakannya.
Menurut jaksa, pembantu ini hanya dibayar sebesar 3,39 USD atau setara dengan Rp 49 ribu per hari meski harus melakukan banyak pekerjaan, seperti menjaga anak, mencuci, membersihkan rumah dan menyiapkan makanan.
Wanita ini dieksploitasi oleh majikannya selama delapan tahun.
Dia tidak diberi gaji yang layak dan bahkan disiksa.

"Dia dikenal sebagai pekerja keras dan tahan dengan pasangan itu.
Bahkan dia dipanggil setiap hari bersama mereka," kata jaksa.
Jaksa mengatakan hal itu tentu tidak adil.
Sebab tak ada yang bisa menggunakan uang dengan jumlah itu menyewa pengurus rumah tangga dan pengasuh anak.
Tak hanya membuat perempuan itu tinggal di Australia secara ilegal dan menggajinya rendah, pasangan itu juga sering melecehkan pembantu tersebut.
Mereka juga sering memukulinya tanpa alasan.
Pembantu itu pernah dipukul pakai ayam beku.
Ia juga pernah dilukai dengan pisau berulang kali dan disiram air mendidih.
Baca juga: TKW Indonesia Jadi Korban Penyiksaan Majikan di Malaysia, Sembunyi di Atas Pohon hingga Gigi Rontok
Pembantu itu mengatakan dia tidak diizinkan membuka pintu depan tanpa izin majikannya.
Dia selalu dipanggil sepanjang hari.
Dia juga diberi pekerjaan yang sangat banyak, sehingga dia hanya bisa tidur selama 1 jam.
Jika tidak, dia akan dipukuli.
Jaksa berpendapat bahwa pasangan itu pada dasarnya mengendalikan dan merampas hak kebebasan pembantunya.
Pada September 2015, pembantu itu dirawat di rumah sakit dalam kondisi yang sangat kurus.

Dia dianiaya oleh majikannya selama 8 tahun dan tak pernah ketahuan sampai dia dirawat di rumah sakit.
Jaksa mengatakan, tujuan pasangan itu sudah sangat jelas. Mereka ingin mencari pembatu yang penurut dan bisa melakukan pekerjaan.
Jadi mereka bisa menikmati kehidupan mereka dan hidup mewah tanpa harus membayarnya.
Namun hal yang membuat marah banyak orang adalah, saat persidangan, pasangan itu sama sekali tidak merasa bersalah.
Walaupun banyak saksi dan bukti yang jelas atas tindakan mereka. Saat ini kasus ini masih berjalan di persidangan.
* Berita tentang Eksploitasi
* Berita tentang Penyiksaan ART
* Berita tentang Wanita Tua
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
(*/ TRIBUNBATAM.id)