Aburizal Bakrie Disuntik Vaksin Nusantara, Hutang Nyawa dengan 'Cuci Otak' Terawan
Aburizal Bakrie Disuntik Vaksin Nusantara, Hutang Nyawa dengan 'Cuci Otak' Terawan.
Mereka antre di Rumah Sakit TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta untuk menjalani vaksinasi mandiri lewat Vaksin Nusantara.
Satu di antaranya adalah Letjen Purn Sudi Silalahi bersama istri.
Mantan menteri di era SBY itu percaya betul pada keahlian Terawan Agus Putranto.
Sudi menjalani tahap pengambilan darah sekitar 20 cc. Tepatnya 8 ampul kecil. Darah tersebut diberi antigen. Lalu disimpan di lab selama 2 minggu.
Setelah muncul antibodi di darah itu, Sudi harus kembali ke RSPAD lagi. Darah tersebut akan dimasukkan kembali ke tubuhnya. "Saya tadi diberi tahu untuk datang lagi tanggal 28 April," ujar Sudi Silalahi.
Itulah cara yang disebut menimbulkan antibodi Covid-19 melalui sistem sel dendritik. Sel dendritik itu kemudian ''mengajar'' sel-sel darah kita. Yakni bagaimana cara memunculkan antibodi –yang lebih awet bertahan di dalam badan, bahkan bisa jadi seumur hidup.
"Minggu ini tiap hari 40 orang dulu," ujar Terawan Agus Putranto.
Ia mengetahui bahwa yang antre untuk divaksinasi lewat Vaksin Nusantara begitu banyak.
"Mulai minggu depan satu hari sudah bisa 80 orang," katanya.
Setelah BPOM menvonis mati Vaksin Nusantara, Terawan Agus Putranto tidak banyak bicara.
Ia langsung memindahkan peralatan laboratorium dendritiknya dari Semarang ke RSPAD Jakarta.
Maka orang yang ingin punya imunitas Covid-19 sudah bisa lewat Vaksin Nusantara.
Orang bisa datang ke RSPAD.
Atas keinginan sendiri. Dasarnya: otonomi pasien.
Pasien berhak mendapatkan terapi sesuai dengan keinginannya: vaksinasi pakai darahnya sendiri.