HUMAN INTEREST

Kenyang dengan Teror dan Ancaman, Tetmawati Lubis tak Gentar Bela Para Wanita dan Anak Teraniaya

Tetmawati Lubis, wanita asal Batam mengaku tak gentar untuk terus membela para perempuan dan anak teraniaya meskipun kerap dihujani teror dan ancaman.

TRIBUNBATAM.id/ROMA ULY SIANTURI
Tetmawati Lubis, wanita asal Batam mengaku tak gentar untuk terus membela para perempuan dan anak teraniaya meskipun kerap dihujani teror dan ancaman. 

"Jadi kalau bujuk anak-anak biar mau cerita kasus itu kita harus sabar. Kita ikuti kemauannya. Misalnya bermain, beli ice cream, digendong dan lainnya. Tapi harus ceritakan. Kalau sudah remaja dan dewasa sudah enak ceritanya. Walaupun kadang agak sulit juga apabila korban posisinya tertutup. Tapi saya tertantang disitu. Saya terus mencoba," paparnya.

Kalau kasus anak, Tetmawati mengaku harus mendekati orangtuanya terlebih dahulu. Dan disarankan pasca kejadian, anak-anak harus dibawa ke psikolog untuk menghilangkan trauma.

"Kadang mereka dengar suara laki-laki saja takut loh. Sampai mereka pegang tangan kita erat-erat," katanya.

Karir Tetmawati terus berjalan. Saat ini Tetmawati sudah bekerja di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Kepulauan Riau.

Bertugas di Shelter Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan Perempuan Anak (UPTD PPA) di Komplek Frensiana Blok B7 Botania, Kelurahan Belian, Batam Kota, Kota Batam.

Shelter ini menerima pengaduan kekerasan kepada anak dan perempuan, pendampingan terhadap kerban dan memberikan pelayanan seperti kesehatan dan memberikan shelter (rumah aman) bagi korban jika diperlukan.

"Alhamdulilah, sekarang saya diberikan 1 orang staff dan mobil dinas. Sehingga sangat memudahkan saya dalam menjalankan tugas," katanya.

Ia mengimbau jika ada perempuan yang sudah disiksa oleh suaminya bertahun-tahun, ia menyarankan jangan takut untuk melapor.

Boleh ke Shelter ataupun ke pihak kepolisian.

"Selama ini banyak wanita yang bertahan-tahan walaupun udah dikerasin sama suaminya," tuturnya.

Selain itu, ia juga bekerjasama dengan Polda Kepri. Salah satunya untuk pembuatan berita acara.

"Saya juga merasa senang. Lantaran Polda Kepri satu-satunya pilot project di Indonesia yang orang sipil bisa mendampingi korban," katanya. (TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)

*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Batam

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved