TRIBUN WIKI
Biodata Budi Gunawan, Kepala BIN Didukung Jadi Ketum PDIP, Mantan Ajudan Megawati
Inilah Biodata Budi Gunawan, Kepala BIN Didukung Jadi Ketum PDIP Gantikan Megawati.
TRIBUNBATAM.id - Salah satu nama yang mendapat banyak dukungan untuk menjadi Ketua Umum (Ketum) PDIP menggantikan Megawati Soekarnoputri yakni Budi Gunawan.
Selama ini, Budi Gunawan dikenal sebagai Kepala Badan Intelejen Negara (BIN).
Meski saat ini Megawati masih memimpin dan menurut perkiraan bakal lengser 3 tahun lagi, sosok calon penggantinya hingga kini telah banyak diperbincangkan.
Selain dari anak-anak Megawati, calon Ketum lain juga muncul dari kader kuat lain.
Salah satunya yakni Budi Gunawan.
Dukungan untuk Budi Gunawan maju sebagai Ketum PDIP pun terbilang banyak dan hingga kini masih terus berkembang.
Lantas, siapa sebenarnya Budi Gunawan?
Berikut Tribun Batam sajikan profil dan biodata lengkapnya sebagaimana merangkum artikel Tribunnews.com dengan judul Profil Budi Gunawan, Calon Ketua Umum PDIP Pengganti Megawati, Penggagas Pertemuan Jokowi-Prabowo.
Profil dan biodata Budi Gunawan

Budi Gunawan lahir di Surakarta, 11 Desember 1959 dan menyelesaikan pendidikan polisinya di Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1983.
Karier Budi Gunawan di kepolisian terbilang cemerlang.
Saat berpangkat Komisaris Besar (Kombes), Budi Gunawan pernah menjabat sebagai Ajudan Wakil Presiden pada 1999-2000 dan Presiden RI pada 2000-2004 di masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri.
Kala menjabat sebagai ajudan Megawati, ada satu rahasia Budi Gunawan yang kemudian dibeberkan Kapolri saat itu, Tito Karnavian.
Budi Gunawan masih setia mendampingi Megawati hingga putri Bung Karno itu menjabat presiden.
Informasi tersebut terbilang rahasia mengingat sebelumnya tak setiap orang mengetahui tentang ini.
"Di pusat kekuasaan, kami punya satu orang yang mengawal reformasi instrumental."
"Kami beruntung dengan hadirnya beliau di pusat kekuasaan," kata Tito di Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Ternyata, Budi Gunawan menjadi andalan untuk 'menyuarakan' kepentingan reformasi di tubuh Polri di masa itu.
Sehingga, keberhasilan reformasi yang terjadi hingga saat ini, tak lepas dari peran Budi Gunawan di era Megawati.
Setelah menjadi ajudan Megawati, Budi Gunawan pernah menjabat sebagai Kapolda Bali (2012).
Budi Gunawan juga pernah mengikuti seleksi calon kapolri pada 2013 untuk menggantikan posisi Jenderal (Purn) Timur Pradopo.
Namun, Budi harus merelakan posisi kapolri ke-20 kepada Sutarman, lulusan Akpol 1981 yang juga mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid.
Di luar itu, Budi Gunawan tetap menorehkan prestasi cemerlang dalam perjalanan kariernya.
Budi Gunawan sempat dipilih Presiden Jokowi sebagai calon tunggal kapolri untuk mengganti Jenderal Pol Sutarman.
Saat itu, Budi Gunawan menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol).
Penunjukan Budi Gunawan sebagai calon tunggal kapolri tertuang dalam Surat Presiden Joko Widodo.
Surat itu dibenarkan oleh sekretaris kabinet yang saat itu dijabat oleh Andi Widjajanto, Sabtu (10/1/2015).
Andi menjelaskan, Presiden tidak melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam pemilihan calon kapolri.
Bersamaan dengan pengajuan Budi Gunawan, Jokowi juga memberhentikan Kapolri Jenderal Pol Sutarman dari jabatannya.
Namun, karena adanya kasus rekening gendut yang menjerat Budi Gunawan, pengangkatan tersebut ditunda oleh Jokowi.
Lalu pada 2 September 2016, Presiden Jokowi menunjuk Budi Gunawan sebagai Kepala BIN menggantikan Sutiyoso.
Ia dilantik sebagai Kepala BIN sejak tanggal 9 September 2016 dan masih bertugas hingga kini.
Pangkat Budi Gunawan pun dinaikkan dari Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi, menjadi Jenderal Polisi.
Budi Gunawan merupakan jenderal polisi kedua setelah Jenderal Pol Sutanto (2009-2011) yang memimpin lembaga telik sandi tersebut.
Budi Gunawan rupanya merupakan satu tokoh nasional yang disebut Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, yang menjadi target pembunuhan saat aksi kerusuhan 22 Mei 2019.
Selain Budi Gunawan, ada nama Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan Staf Khusus Presiden bidang intelijen Gories Mere.
Baca juga: Biodata Adiguna Sutowo, Pengusaha Kondang Mertua Dian Sastro Meninggal Dunia
Baca juga: Biodata Prananda Prabowo, Kakak Tiri Puan Maharani Didukung Jadi Ketum PDIP Gantikan Megawati
Baca juga: Biodata Sekjen PAN Eddy Soeparno, Disebut Berpeluang jadi Menteri Jokowi
Jembatani pertemuan Jokowi-Prabowo

Budi Gunawan juga ikut berperan dalam menjembatani pertemuan antara Jokowi dan Prabowo pada tahun 2019.
Demikian dikatakan Sekretaris Kabinet, Pramono Anung pada Sabtu (13/7/2019).
"Pak Budi Gunawan ini kan Kepala BIN. Beliau bekerja tanpa ada suara. Dan Alhamdulillah apa yang dikerjakan hari ini tercapai," kata Pramono, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Hal serupa disampaikan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Budi menyebut, pertemuan Jokowi dan Prabowo dijembatani oleh Budi Gunawan dan Pramono Anung.
Sementara dari kubu Prabowo, ada mantan Wakil Ketua Umum Gerindra, Edhie Prabowo yang menurut dia ikut berperan.
"Ada Pak Pram (Pramono Anung), ada Pak BG (Budi Gunawan), Pak Edhie Prabowo, itu orang baik semua. Mereka memang bersahabat ya," kata dia.
Pertemuan antara Jokowi dan Prabowo memang ditunggu-tunggu publik.
Pertemuan tersebut sekaligus menjadi simbol rekonsiliasi di antara Jokowi dan Prabowo yang terjadi sejak Pilpres 2014.
Jokowi dan Budi Gunawan Disebut-sebut Calon Kuat Ketua Umum PDIP Pengganti Megawati
Menyangkut regenerasi kepemimpinan PDI Perjuangan, Ketua DPD PDIP Sumatera Barat, Alex Indra Lukman ikut berkomentar.
Menurutnya, jawaban terkait hal itu maupun spekulasi pergantian kepemimpinan sudah jelas.
"Ibu Mega tahu apa yang terbaik untuk masa depan PDI Perjuangan," kata Alex Indra Lukman, Jumat (16/4/2021) seperti dikutip dari Kompas.TV.
Bagi Alex, kepiawaian Megawati Soekarnoputri memutuskan yang terbaik untuk PDIP sudah tidak perlu dipertanyakan.
Megawati, sebut Alex, berhasil menakhodai PDIP melalui berbagai badai, sehingga partai berlogo kepala banteng itu berhasil memenangkan tiga kali pemilu pasca reformasi.
"Bahkan dua kali pemilu dimenangkan secara berturut-turut," ungkap Alex.
Berdasarkan hal itu, dia dan seluruh pengurus PDIP Sumbar yakin Megawati juga mengetahui yang terbaik bagi masa depan PDIP.
Bukan cuma itu, Alex juga mengingatkan bahwa salah satu keputusan Kongres PDIP pada 2019 juga telah menyerahkan persoalan regenerasi partai politik ke tangan Megawati.
Karena itu, Alex mengatakan bahwa PDI Perjuangan Sumatera Barat percaya dan yakin bahwa Megawati tahu apa yang terbaik untuk masa depan partainya.
"Semua kader PDI Perjuangan tahu dan paham dengan keputusan kongres itu," tuturnya.
Dia menyatakan, sejarah yang telah dilewati PDIP sudah cukup membuktikan bahwa keputusan-keputusan Megawati Sokearnoputri telah membuat partainya semakin besar.
"Sudah jelas, sudah terbukti, jadi tidak perlu diragukan. Bahkan PDI Perjuangan Sumatera Barat meminta Ibu Megawati memimpin PDI Perjuangan lagi," kata Alex.
Sementara itu, menurut rencana sebuah organisasi bernama Persatuan Aktivis Pemuda Indonesia (PAPI) menyatakan, bakal mendeklarasikan dukungan kepada Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan untuk menggantikan Megawati Soekarno Putri.
Deklarasi bakal dilakukan, Sabtu (17/4/2021) besok di Jakarta.
"Kami dengar dari media ada dua nama yang muncul untuk memimpin PDIP, yaitu bapak Joko Widodo dan Budi Gunawan."
"Kami menyatakan dukungan terhadap PDIP," kata Koordinator PAPI, Achmad Donny, kepada Kompas TV.
PAPI mengklaim sebagai organisasi yang independent.
Artinya, PAPI bukan dibentuk untuk mempromosikan Budi Gunawan dan juga bukan bagian dari PDI Perjuangan.
(*)
Berita lain tentang PDIP
Berita lain tentang TRIBUN WIKI
Baca berita terbaru lainnya di Google