RSUD Natuna Kurang Dokter Spesialis, Jajaki Kerjasam dengan Dua Universitas

Pemkab Natuna berusaha memenuhi kekurangan dokter spesial di RSUD Natuna. jajaki kerjasama dengan Universitas Andalas dan Universitas Sumatera Utara.

TribunBatam.id/Muhammad Ilham
Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti. 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Pemkab Natuna berusaha memenuhi kekurangan dokter spesial di RSUD Natuna. Langkah yang ditempuh jajaki kerjasama dengan Universitas Andalas dan Universitas Sumatera Utara.

Dokter spesialis yang tidak ada di RSUD Natuna yakni Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam.

Plt Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Natuna, Dokter Ari Fajarudi mengatakan salah satu penyebab ketiadaan dua dokter spesialis tersebut adalah pandemi Covid-19.

Sehingga kebanyakan dokter tidak bersedia datang ke Natuna.

Sebenarnya RSUD Natuna sudah kerjasama dengan Universitas Airlangga (UNAIR) dan Universitas Indonesia (UI) untuk mendatangkan dokter spesialis, baik secara kontrak maupun bersifat residen.

"Namun hingga saat ini tidak ada dokter yang bersedia ke Natuna, sehingga terjadi kekosongan dua dokter spesialis sekaligus," kata Ari.

Melihat alpanya dua dokter spesialis itu, kini RSUD Natuna sedang mencoba menjalin kerjasama dengan universitas lain yaitu, Universitas Andalas dan Universitas Sumatera Utara untuk solusi awal persoalan ini.

"Tentu kita tetap usahakan untuk memenuhi kuota dokter spesialis di RSUD Natuna secepatnya," ujarnya.

Mengatasi ketiadaan dua dokter spesialis itu, yang merupakan salah satu dokter yang sangat dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat.

Terkhusus di bidang anak dan penyakit dalam RSUD Natuna memiliki metode  konsultasi pelayanan kesehatan secara  daring.

"Untuk saat ini, dua poli layanan yaitu anak dan penyakit dalam, kita menggunakan konsultasi secara daring saat menangani pasien. Dimana untuk dokter penyakit dalamnya ada di Tanjungpinang, sedangkan untuk spesialis anak ada di Jakarta," kata Ari.

Ia juga berharap, agar kedepannya kekurangan SDM Terkhusus dokter spesialis bisa teratasi.

Sementara itu Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti juga menyayangkan akan kelangkaan dua dokter spesialis di RSUD Natuna.

Ia mengatakan bahwa, selama ini dokter spesialisasi di RSUD Natuna bukan pegawai tetap melainkan pinjaman dari luar sehingga sering terjadi kekosongan di bidang spesialisasi.

"Untuk mengatasi hal ini, dalam waktu dekat mau tidak mau kita harus menambah kerjasama dengan instansi lain atau perguruan tinggi yang ada dokter spesialis untuk bisa bekerjasama seperti yang sudah dilakukan Pemerintah Daerah sebelumnya," kata Ngesti di ruang kerjanya, Kantor Bupati Natuna, Bukit Arai, Jalan Batu Sisir, kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Jumat (16/4/2021) lalu.

Bertepatan dengan akan dibukanya pendaftaran CPNS, Ngesti mengatakan bahwa formasi yang menjadi prioritas utama nya adalah formasi bidang kesehatan dan guru.

"Untuk CPNS yang menjadi prioritas kita adalah bidang kesehatan dan guru, kalau untuk tenaga kesehatan ya tentu dokter spesialis yang kita utamakan," pungkasnya(Tribunbatam.id/Muhammad Ilham)

Berita tentang Natuna

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved