Apa Itu Subsunk? Istilah Dalam Pencarian KRI Nanggala-402
KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali sejak Rabu (21/4/2021) resmi berstatus subsunk. Apa itu subsunk?
TRIBUNBATAM.id - Pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali terus menjadi sorotan.
Kapal selam berjuluk Monster Laut yang memuat 43 awak ini, sebelumnya dinyatakan hilanh sejak Rabu (21/4/2021).
Terakhir, KRI Nanggala-402 resmi dinyatakan Subsunk.
Lantas apa itu Subsunk?
Dalam operasi pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 sebelumnya diperkenalkan istilah Sublook, Submiss, dan Subsunk.
Melansir Kompas, Kepala Staf TNI AL Laksamana Yudo Margono menjelaskan angkatan laut memiliki prosedur terencana untuk memeriksa dan memulai pencarian jika sebuah kapal selam berhenti melapor.
Apa saja 3 prosedur itu?

Berikut rangkuman ulasannya.
1. Sublook
Prosedur pertama dinamai Sublook (pencarian kapal selam).
Ini terjadi ketika kapal selam berhenti melapor diduga mengalami permasalahan.
Sabtu Pukul 03.00 KRI Nanggala-402 dinyatakan Sublook pada pukul 05.15 waktu setempat.
"Pukul 05.15 kami mengadakan prosedur Sublook yakni aksi yang dilaksakan jika kapal selam hilang kontak dan diduga mengalami permasalahan.
Ini sudah sesuai prosedur," katanya, Kamis (22/4/2021).
2. Submiss
Setelah tiga jam pencarian, prosedur berganti menjadi Submiss yakni status kapal selam hilang setelah tiga jam pencarian awal tak membuahkan hasil.
KRI Nanggala-402 dinyatakan Submiss pukul 06.46 waktu setempat.
"Sehingga seluruh unsur yang melaksanakan pengamanan di luar untuk melaksanakan pencarian dan latihan kami tunda," kata dia.
3. Subsunk
Prosedur selanjutnya yakni dikenal dengan istilah Subsunk yakni setelah kapal selam dinyatakan tenggelam.
Baca juga: Matroji Minta Doa ke Masjid agar Anaknya Selamat di KRI Nanggala 402, Tahu Kabar dari YouTube
Baca juga: Kesaksian Tetangga Kapten Laut Yohanes Heri Korban KRI Nanggala 402, Istri Tak di Rumah
Isyarat ini, kata Yudo, ditetapkan setelah ada bukti autentik bahwa KRI Nanggala-402 tenggelam.
"Nantinya akan kita laksanakan isarat Subsunk jika kapal selam tenggelam dan dipastikan dengan bukti autentik.
Sampai sekarang belum ada bukti autentik, artinya belum terdeteksi di mana posisinya, sehingga belum isyarat Subsunk," katanya.
Sebelumnya diberitakan, KRI Nanggala-402 yang membawa 53 awak hilang di perairan utara Bali saat hendak latihan, Rabu (21/4/2021).
TNI dibantu KNKT, Basarnas, Polri, dan sejumlah negara masih melakukan pencarian hingga Sabtu (24/4/2021).
Diperkirakan oksigen di dalam kapal habis pada Sabtu pukul 03.00 WITA.
Pencarian hari ketiga, sejumlah barang hingga serpihan kapal KRI Nanggala 402 mulai ditemukan.
Kabar ini diungkapkan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono, dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).
"Pada beberapa hari yang lalu dan sampai hari ini tadi, ditemukan kepingan dan barang-barang yang berada di sekitar lokasi terakhir kapal selam terlihat saat menyelam."
"Yang diyakini bagian atau komponen yang melekat di kapal selam, ini tidak akan terangkat keluar kapal apabila tidak ada tekanan dari luar atau keretakan di peluncur torpedo," ungkap Yudo, dikutip dari Kompas TV.
Yudo menyebut, sejumlah bukti serpihan ditemukan bersamaan dengan terapungnya tumpahan minyak.

"Barang-barang ini tidak dimiliki oleh (kapal) umum, dalam radius 10 mil tidak ada kapal lain yang melintas."
"Saksi ahli, mantan ABK KRI Nanggala dan komunitas kapal selam, diyakini ini adalah barang-barang milik KRI Nanggala," ungkapnya.
Barang tersebut antara lain, kepingan hitam yang merupakan pelurus tabung torpedo.
Kemudian pembungkus pipa pendingin, hingga botol berisi cairan oranye yanng merupakan pelumas untuk naik turunnya periskop kapal selam.
"Kalau sedang di atas kering, dikasih pelumas itu, itu ikut muncul."
"Kemudian alas yang dipakai ABK KRI Nanggala, biasa dipakai untuk sholat," ungkapnya.
Selain itu, ditemukan pula spon penahan panas.
"Harusnya spon ini (berukuran) besar lebar, tapi keluarnya dalam bentuk kecil-kecil," ucap Yudo.
"Terakhir solar, terlihat juga lewat patroli udara, sudah meluas dalam radius 10 mil tersebut," imbuhnya.
Pengamat Ungkap Tantangan Terbesar
Di lain sisi, pengamat turut menjelaskan tantangan dalam misi pencairan kapal selam KRI Nanggala 402.
Pemerhati militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, situasi yang menimpa KRI Nanggala-402 memang tidak mudah.
Menurut dia, tantangan terbesar dari proses pencarian ini adalah kawasan yang tidak mudah dijangkau oleh kapal-kapal pencari.
"Artinya, tingkat kesulitan kita adalah mendatangkan kapal pencari dari berbagai lokasi yang tentunya membutuhkan waktu," kata Fahmi dilansir dari Kompas.com Kompas.com KRI Nanggala-402 Tak Kunjung Ditemukan, Pengamat Uraikan Tantangannya.

Selain itu, keterbatasan perangkat atau sarana penyelamatan bawah air juga menjadi hambatan dalam proses pencarian.
Oleh karena itu, upaya pencarian harus melibatkan banyak pihak, termasuk dari negara lain, sehingga memerlukan waktu.
Kendati demikian, ia masih meyakini bahwa KRI Nanggala-402 bisa ditemukan dan semua kru bisa selamat.
"Tapi, sebenarnya kita dapat melihat sejak Rabu sampai hari ini, upaya penyelamatan dilakukan secara serius. Hari ini armada penyelamatan bertambah lagi," ujar Khairul.
"Melihat keseriusan ini ya saya kira kita masih bisa berharap, upaya penyelamatan ini membuahkan hasil sebelum fase kritisnya terlampaui," sambung dia.
Diketahui, KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021), sekira pukul 03.46 WIB.
Kapal selam produksi Jerman tahun 1977 itu ditengarai mengalami black out atau mati listrik total saat penyelaman sehingga kapal tersebut diperkirakan jatuh di kedalaman sekitar 600-700 meter dari permukaan laut.
Di dalam kapal tersebut, terdapat 53 awak kapal yang terdiri dari 49 anak buah kapal, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal.(TribunBatam.id) (Kompas.com)
Baca juga berita terbaru Tribun Batam lainnya di Google
Berita lain tentang KRI Nanggala 402