KISAH PERANTAU DI BATAM
Dulu Kuli Bangunan, Aris Kini Sukses Jadi Wirausaha Muda di Batam Dari Jual Donat Kentang
Aris memulai kisah perantauannya di Batam sebagai kuli bangunan. Setelahnya, ia menjadi teknisi di sebuah perusahaan swasta, baru menjadi wirausaha
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Mengadu nasib di tanah rantau bukanlah hal yang mudah. Terlebih jika modal yang dimiliki sangat minim.
Satu-satunya upaya untuk bertahan hidup ialah berusaha atau bekerja.
Ialah Risyanto atau yang akrab dipanggil Aris. Lelaki kelahiran 1992 silam ini merupakan salah satu pejuang rantau yang mengadu nasibnya di kota industri, Batam pada 2012 lalu.
Tak mudah bagi Aris untuk memperoleh peruntungannya di Kota Teh Obeng ini. Sebelum ke Batam, Aris sempat mengadu nasib di Kota Jambi.
Hidupnya kembali diuji saat ia merantau ke Batam, terlebih modal yang ia kantongi saat itu tidaklah banyak.
Baca juga: Kisah Sukses Arif Naen Kembangkan Pariwisata di Natuna, Berawal dari Hobi Fotografi
Baca juga: KISAH Kakek Yana (70) Sebatang Kara Ditelantarkan Anak, 3 Tahun Hidup Sendirian di Rumah Kosong
Telah banyak jenis pekerjaan yang ia lakoni untuk bisa bertahan di kerasnya tanah rantau.
Aris yang mengantongi ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) ini menjalani kehidupan pertamanya di Batam menjadi seorang kuli bangunan.
Saat itu, tak ada pilihan lain baginya selain menekuni pekerjaan itu. Sebab persaingan untuk mendapat pekerjaan di kota besar merupakan hal yang sulit.
Tak putus asa, Aris bangkit dan mencoba peruntungan lainnya, dengan harapan bisa sukses dan dapat membanggakan keluarganya yang berada di kampung halaman, Kudus, Jawa Tengah.
Nasib baik, ia diterima sebagai karyawan di perusahaan swasta kawasan industri Muka Kuning. Ia mendapat pekerjaan sebagai seorang teknisi perusahaan selama kurun waktu 1 tahun.
Seiring waktu, Aris merasa tidak cocok dengan pekerjaannya saat itu. Lantas ia memutuskan resign.
Mungkin banyak yang menganggap Aris orang yang nekat, ekstrem dan gegabah. Mengingat, mencari pekerjaan di tengah persaingan yang ketat seperti saat ini hal yang tak mudah.
Ya, bermodalkan nekat, Aris memutuskan keluar dari pekerjaan awalnya dan memulai peruntungan dengan berusaha.
Sejak duduk di bangku sekolah, Aris memang sudah gemar berdagang. Lantas ia ingin melakoni passion-nya lebih dalam di tanah Batam.
"Saat itu saya sangat nekat. Modal tidak ada, tapi ngotot ingin buka usaha," ujar Aris saat ditemui TribunBatam.id di lapak usahanya yang berada di kawasan Batam Kota.
Meski modal materi yang ia miliki sangat minim, ia membekali dirinya dengan ilmu-ilmu wirausaha melalui seminar.
Di sana, ia belajar banyak bagaimana membangun usaha kecil, produksi hingga pemasaran produk.
"Saat itu ingin sekali buka usaha, tapi tidak tahu mau usaha apa," tuturnya.
Setelah memberanikan diri untuk membuka usaha, Aris menjual laptop, satu-satunya benda berharga yang dimilikinya untuk modal usaha.
Ia menjual laptopnya seharga Rp 1,6 juta untuk membeli satu gerobak kayu. Namun uang tersebut ternyata tidak cukup untuk membayar gerobak tersebut.
Alhasil, ia memutuskan untuk berutang ke pengrajin gerobak.
"Saat itu uangnya kurang, tapi saya janji ke pengrajinnya, kalau dagangan saya laku, utangnya pasti saya bayar. Pengrajin itu mengiyakan dan memang kebetulan sudah kenal cukup baik dengan beliau," jelasnya.
Setelah memiliki armada tunggal untuk berbisnis, Aris tak kunjung menemukan ide untuk membuka usaha seperti apa.
Suatu ketika, Aris terlintas dengan donat yang merupakan cemilan yang paling disukainya.
Menurutnya, kudapan ini sangat sederhana namun memiliki rasa yang sangat lezat.
Ya, sebuah donat kentang menjadi inspirasi Aris untuk berdagang dengan gerobak satu-satunya.
Tapi rencana buka usaha di bidang kuliner itu belum terlaksana. Lantaran Aris tidak memiliki kemampuan untuk memasak.
Lagi-lagi Aris harus belajar dan bereksperimen dengan modal keilmuan 'coba-coba' nya.
"Resepnya saya cari dari internet. Sudah tak terhitung berapa kali saya gagal. Namun saya terus bereksperimen sampai menemukan rasa donat yang enak," tuturnya.
Proses trial and error yang Aris lakukan tak terhitung berapa jumlahnya. Hingga akhirnya Aris berhasil membuat donat yang enak dan sangat percaya diri dagangannya laris terjual di pasaran.
Benar saja, kegigihan dan nekat Aris perlahan-lahan membuahkan hasil.
Ia berjualan di pinggir jalan menjajakan dagangannya dan mulai laku dibeli para pecinta donat dan jajanan pasar.
Seiring berjalannya waktu, Aris telah memiliki pelanggan tetap dan dagangannya mulai dikenal masyarakat Batam. Sebab, saat itu donat kentang belum marak di Kota Batam.
Keringat Aris selama berjualan tersebut akhirnya mampu membayar utangnya dengan si pengrajin gerobak.
Tak hanya itu, bisnis Aris saat itu berkembang pesat hingga memiliki empat armada gerobak.
Satu gerobak mampu menghasilkan omzet sebesar Rp 500 ribu dalam sehari. Dengan empat gerobak, Aris mampu mengantongi omzet Rp 2 juta dalam sehari pada tahun 2015.
Bisnisnya pun mulai berkembang. Tak sampai di situ, Aris juga memenangi kompetisi entrepreneur muda se-Sumatera di tahun 2016, dan namanya pun semakin terkenal.
Saat itu, Dewi Fortuna memang berpihak pada Aris.
Setelah menang di kompetisi tersebut, salah satu partner Aris yang enggan disebutkan namanya, menawarkan diri untuk meniti bisnis bersama Aris.
Tak menolak, Aris beserta rekannya tersebut bersama-sama membangun bisnis.
Namun di tengah jalan, nasib buruk terjadi. Dagangan mereka terpaksa gulung tikar. Ironinya, hubungan pertemanan Aris dengan rekannya kandas hingga Aris terlilit utang sebesar ratusan juta rupiah.
"Saat itu, partnernya enggak bagus dan langsung down. Penghasilan pun minus, semua aset dijual. Saat itu saya kembali ke titik 0," ungkapnya.
Aris tak pernah menyangka ia akan kembali ke titik awal.
Apalagi gerobaknya terpaksa dijual waktu itu.
Akhirnya, suatu hari dengan modal sangat tipis, ia kembali berjualan donat kentang dan aneka jajanan tradisional di teras rumahnya.
Jajanan tersebut dipasarkan melalui akun Facebook pribadinya. Syukurnya, usahanya itu tetap laris meski dijual hanya di rumah.
Tak hanya menyediakan jajanan yang telah matang, Aris juga melakukan inovasi dengan menjual frozen food. Sehingga, varian terbaru ini menjadi strategi baru bagi Aris untuk berkembang.
Pundi-pundi rupiah hasil jualan donat tak lupa ia sisihkan untuk membayar utang.
Tak merasa puas diri, Aris mencoba mengikuti kelas masak untuk dapat bisa membuat kue varian terbaru. Ia berupaya agar dagangan yang ia jual semakin variatif dan digemari oleh konsumennya.
"Memang muncinya adalah komitmen dan relasi. Tak hanya modal, silaturahmi dapat menolong kita untuk berkembang," tuturnya.
Setelah selang satu tahun lamanya, utang Aris senilai ratusan juta tersebut akhirnya lunas.
Sisa penghasilannya juga ia sisihkan untuk menyicil properti untuk dapat berjualan di gerainya.
Ya, di tahun 2018 Aris telah memiliki gerai kue miliknya sendiri. Ia menyewa sebuah ruko untuk berjualan dari pagi hingga malam.
Gerai tersebut ia beri nama TOTELES. Perjalanan aris yang tak mudah kembali memberikan harapan.
TOTELES, ia ambil dari seorang filsuf ternama dunia yakni Aristoteles. Aris melambangkan kehidupannya sebagai pejuang dan penemu donat kentang, sama halnya seperti Aristoteles yang menemukan berbagai keilmuan.
"Ya, Aris-TOTELES. Begitu lah nama ini muncul," terangnya.
Melalui gerainya tersebut, Aris saat ini memiliki 20 karyawan dengan omzet mencapai Rp 200 juta per bulannya.
Bahkan, saat ini ia telah memiliki 50 klien tetap di gerainya.
Ada beragam jenis kue yang ia produksi setiap harinya. Totalnya mencapai hampir 60 varian kue dan jajanan basah.
"Alhamdulillah saat ini sudah punya gerai, dan semoga bisa berkembang dan menambah gerai lainnya," paparnya.
Kue Aris bisa dibilang laris manis. Dari pagi tepat pukul 07:00 Wib, para pelanggan selalu memadati gerai kuenya yang berada di Ruko Villa Pesona Asri Blok B15 Nomor 1, Belian, Batam Centre.
Gerai kue Aris buka hingga malam hari.
Kini donat kentang pula yang menjadi produk best seller di gerainya dan digemari oleh konsumennya.
Gerai kue TOTELES milik Aris bisa dibilang menjadi pioneer produsen donat kentang di Batam.
(TRIBUNBATAM.id/Rebekha Ashari Diana Putri)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita tentang Human Interest Story
Berita tentang Batam