HUMAN INTEREST
Usaha Ketam Mak Biah Laris Manis saat Pandemi, Mampu Kumpulkan Rp15 Juta Sebulan
Bermodal percaya diri, Siti Meta Arianti membuka usaha Ketam Mak Biah sejak 2018. Tak disangka, usahanya kini berbuah manis.
Sebelumnya ia sempat bekerja di bidang finance dan perkreditan.
Sejak pandemi Covid-19 ini, pekerjaannya di Pelabuhan Ferry Telaga Punggur pun menjadi cukup longgar dan sepi.
"Saya memulai usaha Ketam Mak Biah dengan menawarkannya ke teman-teman sesama pekerja di pelabuhan.
Bermodal percaya diri saja menawarkan ke loket-loket agen kapal di sana.
Eh ternyata banyak yang bilang enak dan malah pesan," ungkap Meta.
Hidangan ketam yang ia tawarkan itu merupakan masakan buatan sang ibu, yang biasa dipanggil "Mak Biah".
Mak Biah memang terkenal jago memasak, khususnya masakan seafood.
Cita rasa Ketam Mak Biah diterima dengan baik oleh khalayak ramai.
Tak butuh waktu lama, pesanan ketam yang diterima Meta pun membludak.
Dalam sehari bahkan pernah ia harus mempersiapkan 100 lebih boks hidangan ketam.
Satu porsi ketam saos paling murah dihargai Rp 35 ribu per boks.
Selain itu ada pula menu hidangan lain seperti sotong goreng tepung, kerang asam manis, gong-gong, udang ladam, dan masih banyak lagi.
Menu favorit pelanggan saat ini adalah Ketam Tumpah.
"Alhamdulillah, hasilnya lumayan, dalam sebulan kami bisa mengumpulkan omzet sekitar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta," ungkapnya.
Ketam Mak Biah mendapatkan pasokan ketam segar dan seafood lainnya dari nelayan di sekitar Desa Wisata Kampung Terih.
Baca juga: Resep Gulai Cumi Tanpa Santan, Hidangan Seafood Berkuah untuk Lebaran yang Lebih Sehat
Baca juga: LANGGAR Protokol Kesehatan, 7 Tempat Usaha di Batam Kena SP 1