HUMAN INTEREST

Kisah Perantau Sahrial Si Tukang Reparasi Jam Bertahan Hidup saat Pandemi Corona

Sahrial,tukang reparasi jam biasanya melapak di emperan toko Jalan Gambir, Tanjungpinang.Ia mengaku penghasilannya berkurang sejak pandemi corona

Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Noven Simanjuntak
Sahrial, tukang reparasi jam di emperan Jalan Gambir, Pasar Kota Tanjungpinang, Rabu (26/5/2021) 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Seorang pria paruh baya tengah menanti para pelanggan menggunakan jasa keahliannya sebagai tukang reparasi jam.

Pakaiannya rapi, dengan kaos berkerah abu-abu dan peci hitam menutup kepala dan rambutnya yang telah rontok memutih.

Lapaknya tepat di emperan toko Jalan Gambir, Pasar Kota Tanjungpinang.

Pria paruh baya itu bernama Sahrial (69).

Terhitung sejak 1970, Sahrial telah menekuni keahliannya sebagai tukang reparasi jam tangan.

Baca juga: Kisah Syaiful Sukses Berkat Pecel Lele, Lulusan SMP Mudik Bawa Lamborghini

Baca juga: Kisah Eli Cohen Agen Mossad Israel, Piawai di Bidang Intelijen Tapi Hidupnya Berakhir Tragis

Perantau asal Kota Padang ini akan terlihat melapak setiap hari mulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.

"Dua tahun lalu, sewaktu istri saya masih hidup, saya biasa tutup hingga pukul 16.00 WIB. Sekarang karena saya sudah sendiri, pulangnya jadi lebih cepat," ungkapnya saat diwawancarai Tribunbatam.id, Rabu (26/5/2021).

Selama hidup di Tanjungpinang, Sahrial masih menyewa rumah di kawasan Lembah Asri, Kota Tanjungpinang. Kini dia hanya tinggal seorang diri.

"Semenjak istri meninggal, saya tinggal sendiri di rumah sewa. Anak saya dua dan sudah berkeluarga. Saya tak tinggal dengan mereka karena tak ingin menyulitkan, tapi selalunya mereka membantu membiayai sewa rumah saya," terang Sahrial.

Sebagai tukang reparasi jam, Sahrial mengaku himpitan eknominya benar-benar terasa akibat pandemi Covid-19.

Semenjak Covid-19 melanda, penghasilannya dari menjadi tukang reparasi jam menurun. Untuk mendapatkan penghasilan yang lebih dari sebelumnya saja sangat susah. Jika pun ada, hanya sekedar dapat untuk makan.

"Semenjak corona lebih susah, sudah dapat untuk makan saja sudah bersyukur. Kalau dulu sebelum corona itu adalah lebih sedikit. Tapi, semenjak corona agak susahlah, kadang dapat kadang tak dapat," paparnya.

Selain jadi tukang reparasi jam tangan, Sahrial juga menerima tukar tambah jenis jam tangan tertentu dari beberapa pelanggannya yang merupakan orang pulau. Ia menyebut beberapa pelanggannya dari pulau suka mengoleksi jam tangan merek lama.

"Kalau suka dia barang kita, ya tukar tambah," sebutnya..

(Tribunbatam.id/Noven Simanjuntak)

Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita tentang Tanjungpinang

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved