KECELAKAAN MAUT

Video Call Terakhir Nisa dengan Ibu Sebelum Kecelakaan Maut Bus PO Sambodo

Kisah memilukan terungkap saat kecelakaan maut bus PO Sambodo di tikungan Harmoko perbatasan Sumsel-Jambi di Desa Senawar Jaya, Kecamatan Bayung Lenci

Sripoku/Fajeri
Bus penumpang PO Sambodo rute Padang tujuan Jakarta terbalik, kecelakaan di Tikungan Harmoko Jalintim Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Kamis (27/5/2021). Akibatnya 4 korban meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut. 

TRIBUNBATAM.id - Kisah memilukan terungkap saat kecelakaan maut bus PO Sambodo di tikungan Harmoko perbatasan Sumsel-Jambi di Desa Senawar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, Muba, Kamis (27/5/2021) sekitar pukul 05.00 WIB.

Suasana saat itu masih gelap. Penumpang mengalami beberapa goncangan sebelum bus PO Sambodo akhirnya terguling.

Bus tujuan Padang-Jakarta itu terguling akibat sopir ugal-ugalan.

Empat penumpang tewas yakni NF (7), Doya Aprilia (28) warga Batu Sangkar Payakumbuh Sumatera Barat, korban AZH (9) warga Koto Solok Sumatera Barat, dan HHS (11) warga Kecamatan Harau Sumatera Barat.

Herman Surya ayah NF menceritakan kisah sedih yang mereka alami.

Herman tak kuasa meraih tubuh NF hingga akhirnya sang putri meninggal dunia.

Herman Surya, penumpang Bus PO Sambodo duduk di samping jenazah anaknya yang tewas pada musibah kecelakaan di Tikungan Harmoko, Bayung Lencir, Muba, Kamis (27/5/2021).
Herman Surya, penumpang Bus PO Sambodo duduk di samping jenazah anaknya yang tewas pada musibah kecelakaan di Tikungan Harmoko, Bayung Lencir, Muba, Kamis (27/5/2021). (Sripoku/Fajeri)

"Pada saat kejadian, saya duduk di kursi tengah dan anak saya sebelah kiri. Namun saking cepatnya kecelakaan itu berlangsung, saya tidak sempat lagi menyambut tangan anak saya," ujarnya.

Saat hendak berangkat, Herman bersama NF sempat foto di terminal lalu mengirimkan kepada istri Herman. 

"Tak lama kemudian istri saya video call. Terus istri saya tanya, Nisa kenapa wajahnya sendu, enggak ada cerianya. Padahal mau jemput neneknya dari Jakarta," ungkapnya.

Namun siapa sangka, takdir Tuhan berkata lain. Herman hanya bisa menerima ketentuan yang sudah ditetapkan.

"Sedih sekali rasanya, saya masih teringat ketika kejadian berlangsung dan malah tidak menangkap anak saya karena peristiwanya secepat kilat," ujarnya sembari menangis.

Baca juga: Kecelakaan Maut, 8 Orang Tewas Seketika Usai Mobil Menabrak Pohon, Diduga Supir Mengantuk

Padahal, kata Herman seharusnya pada saat kejadian ia sudah spontan meraih anaknya.

Namun saking cepatnya mobil sudah bolak-balik terguncang, Herman pun harus merelakan kehilangan putrinya.

"Pada saat pertama mau berangkat saja penumpang sudah tidak enak hati. Karena mobil yang dipesen apa, malah dioper-oper ke mobil kedua," ujarnya.

Alasannya, mobil pesanan penumpang tersebut sudah penuh. Jadi mereka dioper ke Bus PO Sambodo.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved