VIRUS CORONA DI KEPRI
Dua Varian Baru Covid-19 Masuk Kepri, Ini Kata BTKLPP Batam
Kepala BTKLPP Batam Budi Santosa menyebut, saat ini baru terdeteksi dua varian baru covid-19 di Kepri. Yakni B117 dan B1525.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah telah mengonfirmasi masuknya varian baru covid-19 ke Indonesia. Begitu juga di Kepri.
Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Batam Budi Santosa mengatakan, dua varian baru Covid-19 telah ditemukan di Kepri.
Yakni virus B.1.1.7 dan B1525.
"Di Batam B.1.17 masyarakat biasa dan B1525 ditemukan pada PMI (Pekerja Migran Indonesia)," ujarnya.
Budi melanjutkan, adapun varian B1525 yang masuk ke Kepri itu termasuk VOI (Varian of Interest), sedangkan varian B.1.1.7 termasuk VOC (Varian of Concern).
"Varian B1525 masuk kategori VOI, yaitu varian covid yang belum terlihat tingkat bahayanya terhadap manusia. Sedangkan B.1.1.7 VOC. Itu varian covid yang sudah terdeteksi tingkat bahayanya sehingga menjadi perhatian dunia," jelasnya.
Menurut Budi saat ini baru terdeteksi dua varian baru Covid-19 di Kepri.
Pihaknya akan terus mengirimkan sampel ke Jakarta untuk mengetahui jenis varian covid-19 yang terkandung dalam tubuh pasien.
"Sampel berikutnya untuk WGS (Whole Genome Sequencing) ke Balitbangkes sedang kita siapkan," ujarnya.
Diberitakan, varian baru Covid-19, B117 asal Inggris ditemukan di Batam belum lama ini.
Seorang warga Batam terjangkit virus B117 itu berdasarkan hasil pemeriksaan sampel pada tanggal 23 Mei 2021.
Setelah temuan itu, Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam, Budi Santoso, mengakui belum ada temuan kasus baru yang melibatkan varian baru virus Corona B117 di Batam.
"Baru satu orang yang kami temukan varian virus Corona B117 di sampelnya," ungkap Budi dihubungi pada Selasa (1/6/2021).
Sampel-sampel yang masuk ke BTKLPP Batam memang diseleksi lebih lanjut. Seleksi dilakukan dengan melihat nilai CT pada sampel, apabila nilai CT berada di angka 29 ke bawah, maka sampel tersebut akan dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI.
Saat ini BTKLPP Batam tengah mengumpulkan sampel-sampel yang memiliki nilai CT di bawah 29. Apabila sudah cukup terkumpul, sampel-sampel tersebut akan segera dikirim ke Balitbangkes Kemenkes RI untuk menjalani tes Whole Genome Sequencing (WGS) yaitu tes pemetaan varian Covid-19.
"Kami sudah kumpulkan sampel, kalau sudah dianggap cukup, kami kirim ke Balitbangkes," ujar Budi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Batam, Didi Kusmarjadi mengatakan, untuk mengetahui adanya temuan varian baru Covid-19 harus menunggu hasil pemeriksaan dari Balitbangkes Kemenkes RI.
"Untuk cek temuan varian baru ini harus ke Litbangkes, Jakarta," ujarnya singkat.
Waspada Dua Varian Baru Covid-19 Masuk Kepri
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), M Bisri menyampaikan, dua varian baru Covid-19 telah ditemukan di Kepri.
"Hasil uji sempel yang kita kirim, ditemukan ada dua varian baru Covid-19 di Kepri ini," ucapnya, Selasa (1/6/2021).
Dua varian baru itu di antaranya jenis B1525, dan jenis B117 dari Inggris.
"Kalau varian jenis B1525 ditemukan dari Pekerja Migran Indonesia (PMI), kalau satu lagi itu dari seorang warga Batam. Keduanya ditemukan terkait uji sampel dari Batam," ucapnya.
Bisri lalu menjelaskan kronologi awal seorang warga Batam terpapar virus corona varian B117.
Baca juga: Bocah 6 Tahun di Lingga Terinfeksi Corona, Bagian Dari Lima Kasus Baru Covid-19
Baca juga: Dua Lansia di Natuna Terpapar Corona, Bagian Dari Penambahan 36 Kasus Baru Covid-19
"Kalau dari penjelasan pasien, dalam riwayatnya bertemu temannya di Jakarta saat bepergian ke sana. Mungkin terpapar dari temannya itu. Pasien ini tidak ada riwayat ke luar negeri," ucapnya.
Terhadap penemuan varian baru Covid-19 ini, Dinkes juga tengah gencar melakukan tracing.
"Tujuannya sama dengan tracing yang kita lakukan, agar tidak menyebar kemana-mana," ucapnya.
Menurut Bisri, varian B117 ini sangat cepat menyebar atau beradaptasi.
"Itu yang kita khawatirkan. Makanya pemerintah selalu imbau kepada masyarakat agar selalu taat dan terapkan protokol kesehatan," ucapnya.
Dinkes Batam Tunggu Pemberitahuan Resmi Provinsi
Sementara itu, kabar varian baru virus corona yang masuk ke Kepri belakangan begitu mejadi sorotan.
Apalagi kondisi kasus aktif covid-19 di Kepri yang terus saja bertambah.
Kepala Dinas Kesehatan atau Dinkes Batam melalui Kepala Bidang Imunisasi Dinkes Batam, dr M. Solihin mengaku jika pihaknya belum mendapat pemberitahuan resmi dari provinsi.
Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit atau BTKL-PP Kelas I Batam, Budi Santosa sebelumnya mengungkap, salah satu warga Batam Kota diketahui terpapar varian baru virus corona B117.
Virus ini diketahui sama dengan yang ditemukan di Inggris.
Meski dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 varian baru, pasien tersebut mengakui tidak pernah memiliki riwayat perjalanan ke luar kota, atau pun luar negeri.

Tidak hanya di Batam, varian baru virus corona B117 diketahui juga terdeteksi masuk Tanjungpinang.
Plt Kepala Dinkes Tanjungpinang, Nugraheni Purwaningsih menduga, varian baru virus corona ini lebih berbahaya dari virus corona sebelumnya.
Ia mengungkapkan, untuk varian baru Covid-19 sudah banyak yang masuk ke Kota Tanjungpinang.
Namun, yang baru terdeteksi hanya varian B.1.1.7.
"Jadi kalau ditanyakan terkait bagaimana variannya bisa masuk, dan penanganannya belum bisa kita sampaikan.
Kami masih menunggu pemberitahuan resmi dari Dinkes Kepri atau pihak Provinsi dahulu," ujarnya, Senin (31/5/2021).
Dalam News Webilog Tribun Batam dengan tema 'Varian Baru Covid-19 dan Jumlah Kasus di Kepulauan Riau (Kepri), ia menyampaikan untuk mengetahui bagaimana varian baru Covid-19 sendiri terdiri dari Varian Afrika, Inggris dan India.
Dari hasil penelitian menyampaikan, varian-varian baru ini tentu lebih cepat penyebarannya.
Begtitu pula untuk varian asal India.
Dimana virus itu tidak lagi ditenggorokan, tapi langsung ke paru-paru," ujarnya.
"Artinya gejala yang akan ditimbulkan bila terpapar varian India ini bisa membuat orang yang terpapar mengalami sesak napas.
Bahayanya bila orang yang terpapar itu juga memiliki riwayat penyakit pernapasan," ungkapnya.
Sementara itu, terhadap kenaikan kasus yang terjadi di Batam, dr M. Solihin menyebutkan, memang kenaikan terjadi hanya di seluruh Indonesia, bukan hanya di Kota Batam saja.
Tentunya kenaikan kasus juga tidak terlepas atas ketidak taatan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan.
"Inilah yang harus jadi perhatian serius kita bersama. Bukan hanya Pemerintah dan pihak-pihak terkait saja.
Kita semua harus prihatin akan lonjakan kasus ini.
Sebab itu, marilah kita taati dan terapkan prokes itu.
Keluar rumah gunakan masker, berjaga jarak, dan jangan nimbrung dalam kerumunan," ucapnya.
Ia pun mencontohkan kasus yang terjadi di India.
Dimana tingginya lonjakan kasus membuat daya tampung rumah sakit dan lokasi isolasi over kapasitas.
"Apakah kita mau seperti kejadian di India. Sampai harus dapat perawatan di ruangan terbuka.
Dikarenakan tidak ada lagi ruangan isolasi yang tersedia," ucapnya.
Terhadap Surat edaran (SE) Walikota Batam mengenai penerapan PPKM Mikro di Batam, dr M. Solihin pun meminta untuk tingkat RT/RW menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi terhadap warganya.
"Peran Lurah, RT/RW yang sangat dekat dan langsung berkomunikasi dengan warga diharapkan mampu dan bisa memberikan edukasi serta mengingatkan selalu agar menaati protokol kesehatan," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, M. Bisri yang dijadwalkan sebagai pembicara berhalangan hadir.
Begitu pula dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi.
(TribunBatam.id/Alamudin/Hening Sekar Utami/Endra Kaputra/Noven Simanjuntak)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita tentang Batam
Berita tentang Virus Corona di Batam
Berita tentang Virus Corona di Kepri