PELECEHAN SEKSUAL
HEBOH, 21 Gadis Ngaku Korban Pelecehan Seksual di SMA SPI Kota Batu Jatim
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko terkejut dengan adanya laporan KPAI terkait dugaan kekerasan seksual SMA Selamat Pagi Indonesia, begini tanggapannya
Andriyanto memastikan, para korban saat ini dilindungi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan ( DP3AK) Provinsi Jatim.
"Pelapor-pelapor itu sudah kita dampingi melalui pusat pelayanan terpadu yang di Rumah Sakit Bhayangkara. Kebetulan pelaporan adalah alumni," jelasnya.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB, Hikmah Bafaqih mengatakan hal yang sama.
Korban yang sudah melapor terkait kasus itu sudah ada 21 orang. Seluruh pelapor tersebut sudah berstatus alumni.
Hingga saat ini belum ada siswi-siswi yang mengaku sebagai korban JE melapor ke Polisi.
"Pelapor sampai saat ini adalah alumni, bukan siswa aktif. Ada 12 ditambah sembilan yang muncur hari ini, jadi 21 pelapor," kata Hikmah ikut serta dalam kunjungan ke sekolah tersebut.
Baca juga: Musuh Bebuyutan Khabib di UFC Bermasalah Lagi, Conor McGregor Ditangkap Kasus Pelecehan Seksual
Sementara itu, kompleks sekolah dengan konsep boarding school itu cukup tertutup.
Wartawan yang hendak meliput kasus itu tidak berikan akses untuk masuk ke kompleks sekolah.
Diketahui, sejumlah korban didampingi Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) melaporkan dugaan kekerasan seksual di SMA SPI ke Polda Jatim.
Terlapor berinisial JE yang merupakan pendiri sekolah tersebut.
Pihak SMA SPI di Kota Batu membantah telah terjadi kekerasan seksual dengan terduga pelaku berinisial JE.
Kuasa hukum JE dari Kantor Hukum Recky Bernadus and Partners, Recky Bernadus Surupandy meminta pihak kepolisian untuk membuktikan laporan tersebut.
Kepala SMA SPI Risna Amalia mengaku kaget dengan laporan tersebut.
Baca juga: Cerita Tiga Polwan Cantik Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual Kasat Reskrim, Korban Ogah Berdamai
Risna mengatakan, diirnya tak pernah mendapati kasus serupa itu sejak sekolah itu berdiri pada 2007.
"Karena sesungguhnya yang diberitakan sama sekali tidak benar. Saya di sini sejak sekolah ini berdiri 2007. Bahkan saya menjadi kepala sekolah dan ibu asrama sampai saat ini. Tidak pernah terjadi kejadian-kejadian seperti yang disampaikan. Sama sekali tidak ada," katanya.