ASET KRIPTO

Mengenal Blockchain, Teknologi Mata Uang Kripto yang Mampu Proses Jutaan Transaksi Per Detik

Keunggulan Free Ton adalah tingkat keamanan dan skalabilitasnya sangat ramah untuk pengguna biasa maupun startup besar.

TRIBUNBATAM.id/IST
Ilustrasi variasi mata uang kripto 

Meski pembuatnya mendesain sistem ini sebagai buku besar publik, namun nyatanya saat ini penggunaan Blockhain bisa dikendalikan oleh perusahaan tertentu.

Hanya saja yang membedakan itu disimpan dalam sejumlah komputer yang lebih sedikit dan tidak menawarkan kekekalan yang sama.

Blockchain dapat menyimpan data lengkap dengan sistem yang tidak bisa diubah. Karena tiap transaksi yang tercatat selalu ada kode yang terenkripsi berkala dan terus berubah.

Meski begitu, banyak pula yang mempertanyakan kegunaan teknologi tersebut bahkan mengkritik gagasan Blockchain akan mengubah segalanya.

Blockhain disebut pula sebagai pelopor revolusioner dalam pencatatan transaksi digital sepihak.

Terlepas dari pro dan kontra, transaksi kripto saat ini masih menjadi pilihan bagi raja bisnis dunia untuk memperluas jaringan korporasinya.

Saat ini, generasi terbaru blockchain Free Ton diklaim memiliki kecepatan ultra yang mampu memproses jutaan transaksi per detik.

CEO Ton Labs, Alexander Filatov menilai keunggulan Free Ton adalah tingkat keamanan dan skalabilitasnya sangat ramah untuk pengguna biasa maupun startup besar.

“Karakteristik teknisnya dapat memberikan tempat untuk semua blockchain top saat ini karena termasuk supercomputer terdistribusi yang sangat besar tutur Alexander dalam keterangannya, Kamis (10/6/2021).

Dia menjelaskan bahwa Free Ton sendiri secara resmi diluncurkan pada 7 Mei 2020, ketika 1.000 anggota komunitas menandatangani 'Deklarasi Desentralisasi'.

Dia juga mengatakan, proyek ini tidak ada hubungannya dengan Telegram Group Inc meski didasarkan pada protokol blockchain yang dikembangkan Nikolai Durov, pendiri Telegram.

“Free Ton dapat digunakan oleh siapa saja, karena kodenya tersedia bebas di Github,” tukasnya.

Free Ton mempunyai sistem operasi terdesentralisasi yang disebut Ton OS yang merupakan semacam tampilan penghubung antara pengguna dan jaringan blockchain itu sendiri.

Dengan komputer ini dimungkinkan untuk menggambar semacam dasar paralel.

Jika dianalogikan blockchain adalah hardware atau perangkat kerasnya, maka Ton OS adalah software atau perangkat lunaknya untuk pengguna.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved