ASET KRIPTO

Mengenal Blockchain, Teknologi Mata Uang Kripto yang Mampu Proses Jutaan Transaksi Per Detik

Keunggulan Free Ton adalah tingkat keamanan dan skalabilitasnya sangat ramah untuk pengguna biasa maupun startup besar.

TRIBUNBATAM.id/IST
Ilustrasi variasi mata uang kripto 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Tren penggunaan mata uang kripto dalam transaksi digital sedang merebak akhir-akhir ini.

Mudahnya akses informasi mengenai Bitcoin, Ethereum, Dogecoin dan mata uang kripto lainnya membuat banyak orang berbondong-bondong mencoba peruntungan ini.

Kemudahan itu bisa didapatkan mulai dari reli harga atau bahkan tempat mana saja yang mau menerima pembayaran menggunakan mata koin itu.

Meski transaksinya unik dan sederhana, ternyata ada hal penting juga yang patut diketahui sebelum memulai terjun ke dunia mata uang kripto.

Jangan karena mengikuti tren tanpa mempunyai pengetahuan yang cukup, bisa-bisa bukan untung yang diraih malah kerugian besar yang menanti di depan mata.

Mata uang kripto sendiri sangat akrab dengan istilah Blockhain. Meski terdengar asing di telinga, tapi istilah ini harus dipahami betul sebelum Anda memulai berbisnis mata uang kripto.

Baca juga: El Savador Bikin Harga Bitcoin Melesat, Menembus ke Level US$ 36.399

Lalu, seberapa pentingnya Blockchain yang terhadap transaksi Bitcoin dan aset kripto yang lain?

Secara umum Blockhain adalah buku besar digital. Jadi Blockhain digunakan saat seseorang memasukkan transaksi, tidak akan mudah untuk menggantinya.

Salah satu keunggulan Blockhain adalah informasi transaksi di dalamnya tidak bisa benar-benar diubah setelah dicatat.

Terdapat catatan permanen dan karena buku besar dipegang banyak entitas sangat tidak mungkin diretas.

Seluruh input transaksi yang dibuat dengan samaran, jadi ada tingkatan privasi yang aksesnya sangat terbatas. Selain itu, faktor keamanannya membuat tidak ada orang yang memiliki otoritas paling besar di sana.

Blockhain pertama kali dibuat bersamaan dengan Bitcoin, oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto.

Dia menginginkan adanya sistem desentralisasi, permanen dan publik untuk merekam pembuatan serta distribusi Bitcoin.

Saat ini Blockhain telah menjalankan tugasnya untuk mencatat seluruh transaksi kripto.

Dari 21 juta koin yang beredar, telah ada 18 juta Bitcoin yang ada dan tiap transaksi yang digunakan direkam dalam Blockchain.

Meski pembuatnya mendesain sistem ini sebagai buku besar publik, namun nyatanya saat ini penggunaan Blockhain bisa dikendalikan oleh perusahaan tertentu.

Hanya saja yang membedakan itu disimpan dalam sejumlah komputer yang lebih sedikit dan tidak menawarkan kekekalan yang sama.

Blockchain dapat menyimpan data lengkap dengan sistem yang tidak bisa diubah. Karena tiap transaksi yang tercatat selalu ada kode yang terenkripsi berkala dan terus berubah.

Meski begitu, banyak pula yang mempertanyakan kegunaan teknologi tersebut bahkan mengkritik gagasan Blockchain akan mengubah segalanya.

Blockhain disebut pula sebagai pelopor revolusioner dalam pencatatan transaksi digital sepihak.

Terlepas dari pro dan kontra, transaksi kripto saat ini masih menjadi pilihan bagi raja bisnis dunia untuk memperluas jaringan korporasinya.

Saat ini, generasi terbaru blockchain Free Ton diklaim memiliki kecepatan ultra yang mampu memproses jutaan transaksi per detik.

CEO Ton Labs, Alexander Filatov menilai keunggulan Free Ton adalah tingkat keamanan dan skalabilitasnya sangat ramah untuk pengguna biasa maupun startup besar.

“Karakteristik teknisnya dapat memberikan tempat untuk semua blockchain top saat ini karena termasuk supercomputer terdistribusi yang sangat besar tutur Alexander dalam keterangannya, Kamis (10/6/2021).

Dia menjelaskan bahwa Free Ton sendiri secara resmi diluncurkan pada 7 Mei 2020, ketika 1.000 anggota komunitas menandatangani 'Deklarasi Desentralisasi'.

Dia juga mengatakan, proyek ini tidak ada hubungannya dengan Telegram Group Inc meski didasarkan pada protokol blockchain yang dikembangkan Nikolai Durov, pendiri Telegram.

“Free Ton dapat digunakan oleh siapa saja, karena kodenya tersedia bebas di Github,” tukasnya.

Free Ton mempunyai sistem operasi terdesentralisasi yang disebut Ton OS yang merupakan semacam tampilan penghubung antara pengguna dan jaringan blockchain itu sendiri.

Dengan komputer ini dimungkinkan untuk menggambar semacam dasar paralel.

Jika dianalogikan blockchain adalah hardware atau perangkat kerasnya, maka Ton OS adalah software atau perangkat lunaknya untuk pengguna.

Fitur lain dari OS ini adalah tampilan Ton Surf yang mirip dengan Linux.

OS ini memiliki beberapa aplikasi aman yang sudah siap pakai seperti aplikasi browser, wallet, dan pesan singkat.

Ton OS adalah perangkat lunak open source yang dapat dimodifikasi dan dikembangkan oleh siapa saja.

“Pada intinya Ton OS adalah Sistem Operasi yang terdesentralisasi,” imbuhnya.

Free Ton sebagai multi-blockchain terdesentralisasi yang dikembangankan komunitas juga membuat kontes dengan hadiah yang laik dan menarik. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved