BURSA PANGLIMA TNI
KSAD Jendral Andika Perkasa Jago Dalam Operasi Teritorial, Dinilai Cocok Jadi Panglima TNI
Mempunyai kemampuan dalam operasi teritorial, KSAD Jenderal Andika Perkasa dinilai cocok menjadi Panglima
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Keahlian KSAD Jenderal Andika Perkasa operasi teritorial dinilai mampu menjadikannya sebagai pimpinan TNI.
Diketahui, memang selain mempunyi background operasi teritorial Jenderal Andika Perkasa juga memiliki nilai akademis yang bagus.
Maka dari itu, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Effendi Simbolon memperkirakan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa tepat untuk menjadi penerus Marsekal Hadi.

Baca juga: Jika Presiden Tunjuk Jenderal Andika Perkasa Jadi Panglima TNI, Diprediksi Jabatannya Akan Singkat
Baca juga: Kapolri Listyo Sigit Bergerak Cepat Usai Dapat Laporan Presiden Jokowi, 49 Pemalak Disikat
Baca juga: Laksamana TNI Yudo Margono, Penantang Kuat Andika Perkasa di Bursa Panglima TNI
"Di hadapkan pada tugas pokok tupoksi TNI saat ini dan ke depan memang ada saatnya kita ingin menempatkan Panglima yang punya background operasi teritorial," katanya kepada wartawan, Selasa (15/6/2021) seperti yang ikutip dari Tribunnews.com dengan judul Politikus PDIP Nilai Kasad Andika Perkasa Cocok Jadi Calon Panglima TNI

"Pak Andika banyak kelebihannya karena sekolah kurun 5 sampai 8 tahun ada di AS, kemudian knowledge nya bagus, know-how bagus, perfeksionis lah dia, tapi humanis juga, jadi enak sebenarnya. Nah figur itu memang beririsan dengan Jenderal Andika Perkasa," lanjutnya.
Effendi berharap agar surat presiden dapat segera dikirim untuk segera diproses dalam fit and proper test di Komisi I DPR RI.
"Kalau misalnya presiden berkehendak memutuskan Pak Andika, maka saatnya adalah bulan depan harus dilakukan pergantian," pungkasnya.

Bursa Panglima TNI
Bursa Panglima TNI kembali memanas, bahkan kini nama tersebut sudah mengerucut menjadi dua naman.
Diketahui TNI Marsekal Hadi Tjahjanto semakin ramai dibicarakan menjelang masa pensiunnya pada akhir 2021 nanti.
Namun banyak komentar dari sejumlah partai politik jika nantinya Presiden Jokowi menunjuk KSAD Jenderal Andika Perkasa yang menjadi Panglima TNI.
Namun itu tentunya tergantung kemauan Presiden Jokowi.

Terkait calon pengganti Hadi, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PAN, Farah Putri Nahlia, mengatakan semua perwira tinggi TNI memiliki peluang sama besar.
Tetapi, kata Farah, itu semua tergantung pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Yang jelas siapapun yang terpilih harus bisa bekerja sama dan mengikuti pace kerja Presiden kita yang selalu kerja cepat," ujar Farah, kepada wartawan, Selasa (15/6/2021), dilansir Tribunnews.
Dua nama itu adalah KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
Keduanya, ujar Effendi, menjadi calon terkuat menggantikan Hadi.
"Kita rujuk lagi bisa menjadi dua, dua itu KSAD dan KSAL gitu," kata Effendi saat dihubungi, Selasa, dilansir Tribunnews.
Lebih lanjut, Effendi membahas soal kemungkinan Andika menjadi Panglima TNI.

Menurutnya, jika Jokowi memilih Andika sebagai Panglima TNI, maka proses pergantiannya akan berlangsung Juli 2021 bulan depan.
Pasalnya, menurut Effendi, sesuai hitung-hitungan matematis, Andika tidak akan lama menjabat sebagai Panglima TNI jika ditunjuk Jokowi.
Karena itu, jika pergantian mengikuti waktu pensiun Hadi, yakni November 2021, maka masa jabatan Andika sebagai Panglima TNI tergolong singkat.
"Kalau misalnya presiden berkehendak memutuskan Pak Andika, saatnya adalah bulan depan harus dilakukan pergantian (Panglima TNI, red)," terangnya.
Terkait hal itu, Effendi menilai Yudo Margono lebih cocok menjadi Panglima TNI jika pergantian dilakukan mengikuti masa pensiun Hadi.
Lantaran masa pensiun Yudo lebih panjang ketimbang Andika.

"Kalau plan-nya lain, misalnya menempatkan Pak Yudo, berarti prosesnya akan ada di November nanti sampai Pak Hadi pensiun," katanya.
Terlepas dari hitung-hitungan tersebut, Effendi menilai sosok yang tepat menggantikan Hadi adalah Andika.
Tak hanya prestasi akademik, Andika juga memiliki latar belakang operasi teritorial yang dibutuhkan TNI dalam menghadapi tantangan.
"Pak Andika banyak kelebihannya karena sekolah kurun 5 sampai 8 tahun ada di AS, kemudian knowledge nya bagus, know-how bagus, perfeksionis lah dia, tapi humanis juga, jadi enak sebenarnya."
"Nah figur itu memang beririsan dengan Jenderal Andika Perkasa," beber Effendi, dilansir Tribunnews.
Senada dengan Effendi Simbolon, Anggota Komisi I DPR RI lainnya Fraksi PKS, Sukamta, juga menilai Andika sebagai sosok yang tepat untuk menggantikan Hadi.
Mengutip Tribunnews, Andika dianggap cocok dengan tantangan yang tengah dihadapi saat ini, contohnya persoalan Papua.
"Pak Yudo (KSAL) cukup senior dan mampu. KSAD saat ini, Pak Andika, juga demikian."
"Memang Pak KSAD punya nilai plus yaitu pengalaman menjadi Kepala Staf yang paling lama di antara yang lainnya," kata Sukamta saat dihubungi, Selasa (15/6/2021).
"Saya kira juga cocok dengan tantangan yang dihadapi baik itu di Papua maupun di wilayah nusantara secara umum."
"Selama ini, Pak Jenderal Andika tampak sangat humanis tapi tegas. Saya kira itu tepat untuk saat ini," imbuh dia.
Pernyataan serupa juga disampaikan Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta.
Menurutnya, Andika menjadi figur yang tepat dan pantas untuk menggantikan Hadi sebagai Panglima TNI.
Hal ini berdasarkan rekam jejak Andika sebagai prajurit TNI.
"Dengan rekam jejak yang sudah teruji hingga jabatan KSAD, pengalaman penugasan di dalam dan luar negeri, jaringan internasional yang kuat, dan aspek intelektual/pendidikan yang unggul, menjadi modal kuat bagi Jenderal Andika Perkasa," kata Stanislaus Riyanta saat dihubungi Tribunnews, Selasa (15/6/2021).
Selain itu, keunggulan lain yang dimiliki Andika menurut Stanislaus adalah, KSAD ini punya latar belakang kemampuan dan penugasan di bidang intelijen.
Dibanding tiga pilihan yang ada (KSAD, KSAL, dan KSAU), Stanislaus menilai Andika memiliki peluang cukup besar untuk dipilih Jokowi.
Meski begitu, Stanislaus enggan berspekulasi soal pilihan Presiden Jokowi terkait pengganti Hadi.
Pasalnya, menurut Stanislaus, pilihan Jokowi sangat sulit ditebak.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Vincentius Jyestha/Chaerul Umam/Fransiskus Adhiyuda)