Siapa Sosok Nyoman Nuarta yang Rela Lelang Maha Karyanya Demi Bantu Kapal dr. Lei Dharmawan?
I Nyoman Nuarta rela melelang maha karyanya demi membantu kapal RSA dr. Lie Dharmawan yang tenggelam.
TRIBUNBATAM.id - Insiden karamnya kapal Rumah Sakit Apung atau RSA dr. Lie Dharmawan, menyita keprihatinan sejumlah pihak.
Karena dinilai, RSA dr. Lie Dharmawan telah banyak membantu masyarakat Indonesia.
Ia rela berlayar dari pulau ke pulau, untuk mengobati masyarakat yang membutuhkannya.
Keprihatinan itu datang dari I Nyoman Nuarta.
Baca juga: Denny Siregar Buka Donasi Bantuan Karamnya RSA dr. Lie Dharmawan

Bahkan, I Nyoman Nuarta rela melelang maha karyanya demi membantu kapal RSA dr. Lie Dharmawan yang tenggelam.
Keinginan I Nyoman Nuarta ingin membantu, disampaikan melalui media sosial.
"Saya akan melalang salah satu karya saya untuk saya sumbangan beli kapal RUMAH SAKIT Dr. lie, beliau telah banyak berbuat untuk negeri ini, yg saya tidak mampu melakukan perbuatan mulya seperti Dr. lie (disertai 3 emoji amin),'' tulis I Nyaman Nuarta.
Baca juga: Biodata dr Lie Dharmawan, Pendiri Rumah Sakit Apung, Sang Penolong Kaum Miskin
Dan kemudian, tangkapan layar unggangannya diunggah oleh aktivis dan penggiat media sosial Denny Siregar melalui akun Facebooknya Denny Siregar.
"Pak Nyoman Nuarta, pematung legendaris yang kita punya, seorang master yang diakui di dunia internasional..
Tergerak untuk menyumbang ke dr Lie supaya bisa beli kapal rumah sakit yang baru..
Astungkare, bapak..;" tulis akun Denny Siregar, Minggu (20/6/2021) malam.

Lalu siapa I Nyoman Nuarta?

Menurut penelusuran Tribunbatam.id, I Nyoman Nuarta adalah anak Indonesia asli yang berasal dari Provinsi Bali.
I Nyoman Nuarta dikenal sebagai pematung Indonesia profesiaonal. Namanya begitu tersohor di dunia pematungan baik di dalam negeri maupun mancanegara.
I Nyoman Nuarta adalah juga salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru.
I Nyoman Nuarta paling dikenal lewat mahakaryanya seperti Patung Fatmawati Soekarno, Patung Garuda Wisnu Kencana, Monumen Jalesveva Jayamahe, serta Monumen Proklamasi Indonesia.
Dan masih banyak maha karya lainnya bidang pematungan.
Baca juga: Denny Siregar Setuju Jenderal Andika Perkasa jadi Panglima TNI, Singgung Pencopotan Dandim
Rancang Gedung Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur

I Nyoman Nuarta juga dikenal menjadi pemenang sayembara desain Istana Negara Ibu Kota Negara (IKN), di Kalimantan Timur.
Desain burung Garuda di Istana Negara di Ibu Kota Baru viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Sosok I Nyoman Nuarta
I Nyoman Nuarta lahir di Tabanan, Bali, 14 November 1951.
I Nyoman Nuarta mendapatkan gelar sarjana seni rupa-nya dari Institut Teknologi Bandung dan hingga kini menetap di Bandung.
Baca juga: Komentar Denny Siregar Soal Fadli Zon Terpapar Virus Corona: Akhirnya
Pendidikan
Setelah lulus SMA, Nuarta masuk di Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1972.
Awalnya Nuarta memilih jurusan seni lukis, namun setelah menempuh dua tahun dia berpindah ke jurusan seni patung.
Saat masih menjadi mahasiswa pada tahun 1979, Nyoman Nuarta memenangkan Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia, lomba ini adalah awal dari ketenaran Nyoman Nuarta.
Bersama rekan-rekan senimannya, seperti pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono, dan kritikus seni Jim Supangkat, Nyoman Nuarta tergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia sejak tahun 1977.
Baca juga: Denny Siregar Berduka Birgaldo Sinaga Meninggal Dunia, Corona Gerogoti Tubuh Stafsus Gubernur Kepri
Karier
Sejak tenar, Nyoman Nuarta yang merupakan alumni ITB tahun 1979 telah menghasilkan lebih dari seratus karya seni patung.
Semua karyanya menggambarkan seni patung modern sampai gaya naturalistik, dan material yang digunakan dalam padatan patungnya adalah dari tembaga dan kuningan.
Bakat Nyoman Nuarta di bidang seni diturunkan pada putrinya.
Putri sulungnya, Tania belajar di jurusan seni rupa di salah satu Perguruan Tinggi di Melbourne, Australia, sedangkan adiknya, Tasya membantu Nuarta di studionya.
Sebagai seorang pematung, Nuarta telah membangun sebuah Taman Patung yang diberi nama NuArt Sculpture Park. Nuarta membangun taman ini di kelurahan Sarijadi, Bandung.
Puluhan beraneka bentuk patung dalam beraneka ukuran tersebar di areal seluas tiga hektare tersebut.
Di taman tersebut dibangun gedung 4 lantai yang digunakan untuk pameran dan ruang pertemuan dengan gaya yang artistik.
Baca juga: Setelah Banjir Semarang, Denny Siregar Kembali Dicari Gara-gara Komentarnya Soal Fadli Zon
Saat ini, I Nyoman Nuarta merupakan pemilik dari Studio Nyoman Nuarta, Pendiri Yayasan Mandala Garuda Wisnu Kencana, Komisioner PT Garuda Adhimatra.
Lalu juga dikenal sebagai Pengembang Proyek Mandala Garuda Wisnu Kencana di Bali, Komisioner PT Nyoman Nuarta Enterprise, serta pemilik NuArt Sculpture Park di Bandung.
I Nyoman Nuarta juga tergabung dalam organisasi seni patung internasional, seperti International Sculpture Center Washington (Washington, Amerika Serikat), Royal British Sculpture Society (London, Inggris), dan Steering Committee for Bali Recovery Program.
Patung Garuda Wisnu Kencana (Badung, Bali), Monumen Jalesveva Jayamahe (Surabaya), Monumen Proklamasi Indonesia (Jakarta), serta Tugu Zapin (Pekanbaru, Riau) merupakan beberapa dari mahakarya Nuarta.
Mahakarya
Pada tahun 1993, Nuarta membuat sebuah monumen raksasa "Jalesveva Jayamahe" yang sampai sekarang masih berdiri di Dermaga Ujung Madura, Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Koarmatim) Kota Surabaya.
Monumen tersebut menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan yang sedang menerawang ke arah laut.
Patung tersebut berdiri di atas bangunan dan tingginya mencapai 60,6 meter.
Monumen Jalesveva Jayamahe menggambarkan generasi penerus bangsa yang yakin dan optimis untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia.
Baca juga: Setelah Banjir Semarang, Denny Siregar Kembali Dicari Gara-gara Komentarnya Soal Fadli Zon
Karya Nuarta yang paling besar dan paling ambisius adalah Monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang dimulai sejak 8 Juni 1997 namun terhenti beberapa tahun akibat berbagai hambatan.
Rencana patung GWK sendiri akan memiliki tinggi 75 meter dengan rentang sayap garuda sepanjang 64 meter, sedangkan tinggi pedestal 60 meter.
Oleh karena itu, tinggi patung dan pedestal secara keseluruhan akan menjulang setinggi 126 meter.[7]
Daftar karya Nyoman Nuarta:
- Patung Tiga Mojang yang awalnya didirikan di gerbang Kota Harapan Indah, Kota Bekasi namun dirobohkan 19 Juni 2010 dalam sebuah kontroversi oleh ormas tertentu.
- Patung Karapan Sapi, Surabaya
- Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya), Surabaya
- Monumen Garuda Wisnu Kencana, Badung, Bali (dimulai sejak 8 Juni 1997 - sekarang)
- Patung Wayang, Solo
- Patung Arjuna Wijaya, Jakarta (1987)
- Monumen Proklamasi Indonesia, Jakarta
- Patung Putri Melenu, Kalimantan Timur
- Patung Timika untuk alun-alun Newtown Freeport,Papua
- Patung Lembuswana di Pulau Kumala, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Di samping itu, Berbagai pengharagaan pernah diraih oleh I Nyoman Nuarta. Antara lain
- Pemenang Lomba Patung Proklamator Republik Indonesia (1979)
- Penghargaan Jasa Adiutama dari Institut Teknologi Bandung (2009)
Di umurnya yang ke 69 tahun, I Nyoman Nuarta tetap kelihatan bugar dan masih banyak menghasilkan karya seni rupa yang indah.
Catatan Redaksi (*disclaimer: Untuk bagian biodata I Nyoman Nuarta diolah dari berbagai sumber resmi. Sehingga jika ada perbedaan tribunbatam.id akan dilakukan perbaikan sebaimana mestinya
Diberikatakan sebelumnya, berdasarkan keterangan dr. Lie Dharmawan sendiri sebelumnya, RSA swasta pertama di Indonesia tersebut diketahui karam di Perairan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (16/6/2021) .
Saat itu, tenggelam saat tengah berlayar dari Kupang menuju Torano.
"Dalam pelayaran dari Kupang, NTT (Nusa Tenggara Timur) menuju Torano, Sumbawa Besar, NTB di Perairan Bima, kapal mengalami musibah hingga karam," ujar Lie dalam keterangan tertulis, Jumat (18/6/2021) sebagaimana dilansir kompas.tv
dr. Lie Dharmawan pun belum bisa memastikan penyebab tenggelamnya kapal RSA tersebut.
"Penyebab persis terjadinya musibah tersebut, sedang kami telusuri," sambungnya.
Saat kejadian tersebut terjadi dilaporkan ada enam orang yang berada di atas kapal, namun dr. Lie memastikan tidak ada korban jiwa di dalamnya.
(*/tribunbatam.id/leo halawa)
BACA JUGA BERITA TRIBUNBATAM.ID DI GOOGLE NEWS
Baca Juga tentang RSA dr Lie DHARMAWAN