TRIBUN WIKI

Obat Cacing Ivermectin Disebut Bisa Obati Covid-19, Benarkah?

Obat cacing Ivermectin disebut ampuh mengatasi Covid-19, apakah benar demikian?

ISTIMEWA
COVID-19 - Ivermectin disebut ampuh obati Covid-19. FOTO: OBAT 

TRIBUNBATAM.id - Obat cacing Ivermectin belakangan ini disebut ampuh mengatasi Covid-19.

Saat ini, Ivermectin telah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Hal ini disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam konferensi virtual, Sabtu (26/6/2021).

"Hari ini juga kami ingin menyampaikan obat Ivermectin obat antiparasit sudah keluar hari ini sudah mendapatkan izin BPOM," papar Erick Thohir.

Harga obat ini sangat murah, yakni hanya Rp 5 ribu hingga Rp 7 ribu.

Ivermectin ini diklaim bisa menjadi obat dalam untuk terapi COVID-19 yang bisa menurunkan dan mengantisipasi penularan.

"Saya dapatkan kabar saya rasa cukup gembira, bahwa dalam terapi daripada penyembuhan, mengantisipasi untuk menjaga diri kita sehingga penularan bisa diturunkan, Ivermectin ini dianggap dalam terapi-terapi cukup baik. Karena berdasarkan jurnal-jurnal kesehatan mereka sudah mendapatkan hasilnya dan tentu ini kita sudah lakukan uji stabilitas kemarin," tambah Erick Thohir.

Lantas, apa itu Ivermectin?

Sekilas tentang Ivermectin

Ivermectin pertama kali dikembangkan pada 1970-an dari bakteri dalam sampel tanah yang dikumpulkan dari hutan di sepanjang lapangan golf di Jepang.

Dalam tahun-tahun berikutnya, efektivitas ivermectin dan turunannya dalam mengobati infeksi cacing parasit mengubah kedokteran manusia dan hewan.

Pada manusia, Ivermectin saat ini diresepkan dalam bentuk tablet untuk mengobati infeksi cacing gelang tertentu.

Cacing ini menyebabkan penyakit seperti Onchocerciasis atau yang dikenal sebagai river blindness.

Ivermectin juga dapat diterapkan sebagai krim untuk mengontrol kondisi kulit yang mengalami inflamasi, seperti rosacea papulopustular.

Namun, Ivermectin paling sering digunakan untuk penyakit parasit hewan, terutama infestasi cacing gastrointestinal.

Itulah mengapa obat ini mudah tersedia dan relatif murah.

Lalu, bagaimana obat ini bisa diklaim dapat mengatasi pasien Covid-19?

Melansir artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Obat Cacing Ivermectin Bisa Mengobati Covid-19?", pada awal 2020, sebuah makalah berjudul “The FDA-approved drug ivermectin inhibits the replication of SARS-CoV-2 in vitro” dipublikasikan.

Makalah tersebut menunjukkan bahwa ivermectin dapat menekan replikasi virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19, dalam penelitian laboratorium.

Penelitian ini merupakan salah satu dari banyak penelitian selama 50 tahun terakhir yang menunjukkan bahwa obat antiparisit juga dapat memiliki kegunaan antivirus.

Ada dua cara Ivermectin dapat mencegah replikasi virus corona.

Pertama, mencegah virus dengan menekan respons antivirus alami sel manusia.

Kedua, ada kemungkinan obat tersebut mencegah “lonjakan” protein pada permukaan virus untuk mengikat reseptor yang memungkinkannya memasuki sel manusia.

Oleh karena sifat anti-inflamasi yang terlihat dari respons ivermectin terhadap rosacea, ini mungkin menunjukkan efek yang berguna pada penyakit virus yang menyebabkan peradangan signifikan.

Temuan awal ini digunakan sebagai dasar dari banyak rekomendasi untuk penggunaan ivermectin untuk mengobati Covid-19, terutama di Amerika Latin, yang kemudian ditarik kembali.

Sejak itu, ada banyak penelitian tentang ivermectin sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19.

Pada akhir tahun 2020, sebuah kelompok penelitian di India mampu merangkum hasil dari empat penelitian kecil tentang ivermectin berjudul “Therapeutic potential of ivermectin as add-on treatment in COVID 19: A systematic review and meta-analysis”.

Dalam studi tersebut, Ivermectin digunakan sebagai pengobatan tambahan pada pasien Covid-19.

Hasilnya, ada peningkatan yang signifikan secara statistik dalam kelangsungan hidup di antara pasien yang menerima ivermectin di samping pengobatan lain.

Sebuah kontroversi kemudian meledak setelah muncul artikel dari Front Line COVID-19 Critical Care Alliance (FLCCC).

Tulisan berjudul “Review of the Emerging Evidence Demonstrating the Efficacy of Ivermectin in the Prophylaxis and Treatment of COVID-19” tersebut, merangkum beberapa penelitian kecil tentang efek ivermectin pada pasien Covid-19.

Namun, kemudian ditolak dan dihapus dari situs web jurnal pada bulan Maret.

Editor jurnal menyatakan bahwa standar bukti dalam makalah tidak cukup dan bahwa penulis tidak tepat mempromosikan pengobatan berbasis ivermectin mereka sendiri.

Sementara beberapa penelitian lain tampaknya menunjukkan manfaat Ivermectin, sebagian besar penelitian lain tidak melihat adanya manfaat bagi penderitaCovid-19.

Dirangkum oleh National Institutes of Health, beberapa studi menunjukkan keterbatasan pada beberapa penelitian yang dilakukan, mulai dari ukuran sampel yang kecil dan masalah dalam desain penelitian.

Oleh karena itu, bersama European Medicine Agency, keduanya menyatakan bahwa saat ini tidak ada cukup bukti untuk mendukung penggunaan Ivermectin dalam pengobatan Covid-19.

Studi yang lain lebih lanjut sampai saat ini masih terus berlangsung.

Oleh karena itu, terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa Ivermectin tidak memiliki tempat dalam pengobatan Covid-19.

Berdasarkan bukti saat ini, bagaimana pun, penggunaannya tidak dapat direkomendasikan  

(*)

Berita lain tentang TRIBUN WIKI dan KESEHATAN
Baca berita terbaru lainnya di Google
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved