Tabung Oksigen Medis Laris Manis Karena Kecemasan Warga di Tengah Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesai saat ini membuat banyak orang kewalahan. Bahkan permintaan tabung Oksigen Medis juga melonjak

Editor: Eko Setiawan
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Petugas mengangkut tabung oksigen untuk kebutuhan pasien Covid-19 ke dalam ruangan di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (28/6/2021). Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalihfungsikan Hotel Grand Asrilia menjadi Pusat Pemulihan Pasien Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Tempat ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani masa penyembuhan dari berbagai rumah sakit di Bandung Raya. Alih fungsi itu dilakukan seiring meningkatnya bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Ketersediaan tempat tidur di Hotel Grand Asrilia untuk merawat pemulihan pasien Covid-19 terdapat lebih dari 500 tempat tidur. 

TRIBUNBATAM.id, BOGOR - Covid-19 yang takunjung selesai di Indonesia membuat panik banyak pihak.

Tak heran, tabung oksigen untuk medispun kini banyak diburu oleh masyarakat sekitar.

Sejauh ini, permintaan untuk tabung oksigen medis cukup banyak seperti yang terjadi di Bogor.

Bahkan pedagang harus buka 24 jam karena kewalahan dengan banyaknya peminat yang membeli tabung oksigen.

Tabung gas oksigen untuk medis kini mulai diburu warga masyarakat di tengah lonjakan kasus Covid-19 belakangan ini.

Tabung gas oksigen untuk medis ini digunakan terutama oleh pasien Covid-19 tertentu.

Didi mengaku bahwa lonjakan pembeli oksigen ini mulai dia rasakan sejak Rabu (23/6/2021) lalu.

Bahkan sampai ada pembeli yang rela isi ulang seadanya karena Didi kehabisan stok oksigen. 

"Saya keteternya itu pas hari Sabtu (26/6/2021) kemarin. Saya isian gak sampai full, saya bilang ke pelanggan bahwa saya kehabisan oksigen, seadanya aja gimana? Iya dah pak daripada gak ada, gitu kan. Akhirnya pelanggan itu mau isi (oksigen) seadanya," kata Didi Riyanto kepada TribunnewsBogor.com, Senin (28/6/2021).

Jam operasi buka toko isi ulang oksigen Didi ini pun saat ini mendadak dibuka selama 24 jam karena banyak pembeli yang datang di malam hari.

Sementara sebelum lonjakan Covid-19, Didi mengaku hanya membuka toko dari jam 08.00 WIB pagi sampai jam 18.00 WIB sore.

"Awalnya saya buka dari jam 08.00 WIB pagi, tutup jam 18.00 WIB sore. Tapi meningkatnya kasus Covid-19 ini saya sering ditelepon sama pelanggan, ada yang urgent, ada yang sakit, akhirnya saya rekrut karyawan untuk jaga (toko) malam hari," kata Didi.

Penjualan oksigen pun, kata Didi, meningkat drastis dari 6-8 tabung kecil dalam sehari kini bisa sampai 16 - 18 tabung kecil per hari.

Didi mengaku bahwa pembeli oksigen di malam hari saat ini memang cukup banyak.

Petugas mengangkut tabung oksigen untuk kebutuhan pasien Covid-19 ke dalam ruangan di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (28/6/2021). Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalihfungsikan Hotel Grand Asrilia menjadi Pusat Pemulihan Pasien Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Tempat ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani masa penyembuhan dari berbagai rumah sakit di Bandung Raya. Alih fungsi itu dilakukan seiring meningkatnya bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Ketersediaan tempat tidur di Hotel Grand Asrilia untuk merawat pemulihan pasien Covid-19 terdapat lebih dari 500 tempat tidur.
Petugas mengangkut tabung oksigen untuk kebutuhan pasien Covid-19 ke dalam ruangan di Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (28/6/2021). Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalihfungsikan Hotel Grand Asrilia menjadi Pusat Pemulihan Pasien Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Tempat ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani masa penyembuhan dari berbagai rumah sakit di Bandung Raya. Alih fungsi itu dilakukan seiring meningkatnya bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di kawasan Bandung Raya. Ketersediaan tempat tidur di Hotel Grand Asrilia untuk merawat pemulihan pasien Covid-19 terdapat lebih dari 500 tempat tidur. (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

"Setiap hari suka ada yang nanyain oksigen, malam pun ada, pak ada oksigen gak pak, gitu. Dinihari, jam 02.00 WIB, tetep, malem-malem ke sini. Buka 24 jam saya karena diteleponin terus, saya kasihan orang butuh oksigen gitu kan," kata Didi.

Di tengah lonjakan Covid-19 ini, Didi memilih untuk menjual oksigen hanya ukuran kecil untuk orang yang memerlukannya seperti kebutuhan medis.

"Untuk industri saat ini kita tolak, seperti isi ulang tabung yang besar. Karena kita prioritas medis, tabung kecil. Karena satu tabung besar ini bisa jadi enam tabung kecil. Kalau saya jual satu tabung besar berarti saya nyelametin satu orang doang. Tapi kalau kita kecilin kita bisa nyelametin enam jiwa," katanya.

Sebab, pasokan oksigen di tingkat distributor di Bogor saat ini menurutnya juga sudah mulai terasa ada kelangkaan.

Bahkan harga oksigen tabung kecil kini ecerannya naik dari Rp 30 ribu menjadi Rp 35-40 ribu diduga karena kelangkaan tersebut.

"Saya sampai dua hari gak jualan, dari Sabtu siang sampai Minggu kemarin saya tutup total karena nyari oksigen. Ini (tabung besar kosong) saya taruh (di distributor) hari Jumat (25/6/2021), baru jadi tadi, tiga hari kurang lebih," kata Didi.

Pedagang di Jakarta

Sementara itu, pedagang tabung gas oksigen di Jalan Minangkabau, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Ervan mengungkapkan kenaikan harga tabung oksigen dipengaruhi permintaan yang tinggi dari masyarakat.

"Kalau harga tabung sudah naik, dari seminggu atau dua minggu lalu naik dua sampai tiga kali lipat," kata Ervan saat ditemui di lokasi, Senin (28/6/2021).

Biasanya, jelas Ervan, harga tabung gas oksigen dijual antara Rp 700 ribu hingga Rp 900 ribu.

"Sekarang sudah tembus Rp 2 juta. Itu yang kecil. Kalau yang besar belum ada stok lagi," ujar dia.

Ervan mengakui permintaan tabung gas oksigen mengalami peningkatan sejak dua pekan terakhir.

Bahkan terjadi antrean pengisian gas oksigen di lokasi tersebut.

"Biasanya kalau tabung kecil 50 sampai 60 tabung per hari. Nah kalau sekarang di atas 100, hampir 150 per hari," ungkap dia.

Hingga pukul 14.00 WIB, Ervan menyebut sudah 80 tabung gas oksigen terjual. Ia pun tidak menampik telah terjadi kelangkaan tabung gas oksigen.

"Kalau tabung baru sekarang sudah mulai langka, dari distributornya juga sudah kehabisan stok. Kalau untuk oksigennya masih aman," tutur Ervan.

"Cuma untuk atur isi ulangnya jadi dibagi rata, jadi nggak bisa sebanyak kayak biasanya," imbuhnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Penjual Tabung Oksigen di Bogor Kewalahan Layani Pelanggan, Terpaksa Buka 24 Jam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved