Kisah Sukses Fachri Halid, Hasilkan Omzet Rp 150 Juta per Bulan hanya Berjualan Es Krim

Fahcri Halid menceritakan, awal dirinya merintis jualan es krim hanya bermodalkan uang Rp 120 ribu

Tribun Bali
Kisah Sukses Fachri Halid, Hasilkan Omzet Rp 150 Juta per Bulan hanya Berjualan Es Krim 

TRIBUNBATAM.id - Kisah sukses Fachri Halid, pemuda 24 tahun asal Surabaya ini bisa dijadikan inspiratif bagi anda yang hendak memulai usaha atau berwirausaha.

Ya, dengan berjualan es krim, Fachri Halid mampu menghasilkan omzet Rp 150 juta per bulan.

Puncak kesuksesannya yang diraih pun tak mudah.

Dilansir Tribunbatam.id dari Tribun Bali, Fachri Halid menceritakan perjuangan dirinya merintis usaha es krim hingga kini beromzet ratusan juta.

Fahcri Halid menceritakan, awal dirinya merintis jualan es krim dimulai pada Mei 2020 lalu.

Di tengah pandemi covid-19, membuat Fachri Halid berniat membuka usaha.

Usaha es krim pun dipilih pemuda 24 tahun ini.

Awalnya, ia memulai usahanya tersebut dengan modal Rp120 ribu.

Baca juga: Kisah Peternak Sapi di Bintan Mampu Sekolahkan Dua Anak hingga Perguruan Tinggi

Baca juga: Cuma Jualan Cilok Harsono Bisa Koleksi 3 Apartemen dan 13 Rumah Kontrakan

“Berawal dari satu freezer kecil ukuran 200 liter, itupun tidak full hanya beberapa karton ice cream. Saya memasarkannya lewat sosial media seperti Instagram dan Facebook."

Tak dipungkiri, berkembangnya usaha jualan es krim Fachri tak lepas dari suport dari brand es krim yang dijualnya.

"Kemudian dari pusat menawarkan saya promo. Saya di-support promo gila-gilaan, ya sudah akhirnya usaha saya berkembang sampai sekarang,” cerita, Fachri pada, Selasa 29 Juni 2021.

Sebelum berjualan ice cream, Fachri membantu orang tuanya berjualan baju dengan berkeliling.

Ilustrasi Es Krim
Ilustrasi Es Krim (The Denizen)

Merasa penasaran dan ingin mencoba lebih di bidang usaha, Fachri pun nekat untuk mencoba berjualan ice cream.

Ia mengakui awalnya memulai usaha ini tidak ada kendala yang berarti dikarenakan pada saat itu masyarakat banyak yang menyetok makanan dikarenakan pandemi Covid-19.

"Kalau awal-awal sih enggak ketika pandemi yang paling laris makanan karena makanan yang dicari. Ditambah ada digitalisasi orang-orang makin mudah," lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved