INFO CUACA
INFO CUACA KEPRI, BMKG Minta Warga Anambas Waspada Potensi Cuaca Ekstrem
Secara umum, BMKG Kelas III Tarempa memprediksi tinggi gelombang Anambas masih aman untuk aktivitas pelayaran.
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Tarempa meminta Warga Anambas akan adanya potensi dini cuaca.
BMKG Kelas III Tarempa memprediksi potensi hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai kilat dan petir disertai angin kencang.
Kondisi ini diprakirakan terjadi sejak Minggu (4/7) pagi hingga malam hari.
Sementara untuk tinggi gelombang Anambas diprediksi masih aman.
Dimana untuk wilayah Utara Anambas tinggi gelombang 0,5 meter-1,25 meter, dan wilayah Selatan Anambas 0,5 meter - 1,25 meter.
Kemudian untuk suhu udara menunjukkan 25 derajat celsius sampai 33 derajat celsius, dengan kelembapan udara 65-95 persen, dan kecepatan udara 30 kilometer per jam.

"Kondisi cuaca ini akan terjadi dari pagi hari hingga malam hari, mulai dari kondisi cuaca berawan hingga hujan ringan," ucap Kepala BMKG Kelas III Tarempa Sirajul Munir kepada TribunBatam.id.
Musim Utara dan Warga Laut Natuna Utara
Suara klakson yang khas itu terdengar memecah siang di Tarempa.
Sebagian masyarakat sudah paham benar suara klakson yang terdengar panjang yang berasal dari Pelabuhan Tarempa itu.
Kapal Pelni Bukit Raya dengan kapasitas penumpang mencapai 970 orang itu tiba dan mencoba sandar di pelabuhan sekitar pukul 11.00 WIB.
Tak ada yang berbeda dari aktivitas bongkar muat penumpang dan barang seperti kedatangan kapal andalan warga Anambas ini.
Yang berbeda mungkin hanya cerita sejumlah penumpang yang merasakan gelombang laut saat perjalanan dari Kijang Kabupaten Bintan ke Anambas.
"Ombaknya kuat, pulau masih nampak saja sudah terasa ombak itu.
Padahal, baru sekitar dua jam lepas tali," ujar Jhoni salahseorang penumpang sambil menyeruput teh hangat yang ia pesan Minggu (10/12/2017) siang.
Cuaca ekstrem di laut, memang disadari oleh masyarakat di pulau terdepan seperti Anambas dan Natuna.
Baca juga: Cuaca Tanjungpinang dan Bintan 3 Hari ke Depan: Berawan Namun Berpotensi Hujan
Baca juga: Musim Utara, Anggota Polsek Batuaji Batam Datangi Warga Pulau Temoyong, Ingatkan Hal Ini
Cuaca ekstrem yang biasa terjadi di penghujung tahun itu pun, kerap memutus transportasi yang biasa rutin melayani rute dari dan menuju Anambas.
Kapal 'Sapu Jagat' ini lah, yang menjadi andalan masyarakat untuk bepergian.
Selain jadwal yang pasti, harga tiket yang mudah dijangkau masyarakat pun, menjadi sebab lain mengapa kapal ini begitu menjadi primadona bagi masyarakat Anambas.
Ia pun sama sekali tidak menyangka kalau ganasnya ombak selama perjalanan begitu terasa begitu kapal lepas tali dari Pelabuhan Sri Bayintan Pura, Kijang Kabupaten Bintan.
Mengaku sempat khawatir dengan kondisi cuaca di laut yang membuat kapal bergoyang cukup hebat, ia pun menyadari rupanya hal itu juga dialami oleh penumpang kapal lainnya.
Penumpang wanita tujuan Kabupaten Natuna, bahkan sempat histeris saat kapal miring karena dihantam gelombang laut dari sisi samping kapal.
"Siapa yang tidak khawatir, Bang. Cuacanya sudah parah seperti itu.
Saya tidak pikir berapa tinggi gelombang.
Yang jelas, kaca kapal yang ada di tepi di dek tiga itu basah kena hempasan air laut.
Ada juga ibu-ibu yang sempat berteriak karena kapal bergoyang dengan cukup kuat.
Terakhir saya lihat, bukan saya saja yang takut.

Beberapa penumpang lain yang ada di sekitar saya pun, hanya terdiam dan mencoba untuk tidur.
Penumpang yang biasanya riuh dan bercengkerema pun ini diam.
Untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain saja, membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Ada mungkin sekitar dua menit. Bukan karena kondisi kapal yang penuh, namun karena membutuhkan keseimbangan untuk bergerak.
Mengingat kondisi kapal yang bergoyang melawan gelombang laut," ungkapnya.
Pria berkacamata ini pun, hanya bisa pasrah ketika penumpang lain yang tidak jauh dari tempat ia beristirahat spontan mabuk sembari mengoleskan minyak dengan bau yang khas.
Mencoba untuk mencari aktivitas untuk menghilangkan sugesti mabuk laut, ia pun mencoba untuk naik ke cafetaria yang berada di dek paling atas bagian belakang kapal tersebut.
Ia pun terkejut karena kursi yang biasanya penuh sesak dengan orang yang mengobrol hingga istirahat, mendadak kosong ditinggal oleh penumpang lainnya.
"Saya coba naik, tapi malah kosong. Biasanya kan ada orang.

Rupanya mereka turun ke dek tiga untuk menghindari goyangan yang kuat. Memang di atas itu, goyangan kapal sangat terasa.
Pokoknya kalau penumpang ada yang langsung istirahat begitu sampai di Tarempa, itu menurut saya wajar lah.
Karena, kondisi cuaca di laut memang lain dari biasanya.
Pantas saja, kapal ferry dari Tangjungpinang tidak diizinkan berangkat. Informasinya kan seperti itu," bebernya.
Ardi penumpang lainnya pun juga mengalami nasib serupa.
Pria yang sempat bertolak dari Tanjungpinang menggunakan pesawat terbang menuju Matak ini pun, akhirnya memutuskan untuk berangkat menggunakan kapal setelah transportasi udara yang ia tumpangi kembali ke Tanjungpinang.
Karena cuaca di Matak yang tidak memungkinkan untuk melakukan pendaratan pada Jumat (8/12) kemarin.
"Waduh cuaca di laut kuat betul gelombangnya. Semula, saya sudah naik pesawat terbang dari Tanjungpinang menuju Matak kemarin itu.
Pesawat bahkan sempat berputar-putar selama lebih kurang lima belas menit sebelum memutuskan kembali ke Tanjungpinang.
Di Matak memang kondisinya hujan ketika itu," ujarnya.
Meskipun cuaca ekstrem di laut sempat dihadapi oleh penumpang kapal Pelni, namun antusias masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi laut itu tidak memudar.

Beberapa warga bahkan, mengandalkan moda transportasi laut itu untuk bepergian pada libur natal dan tahun baru 2017 ini.
"Sepertinya naik kapal itu. Informasinya kapal akan masuk lagi ke Tarempa tanggal 18 Desember besok.
Dia ada rute pendek ada rute panjang sampai ke Jakarta.
Saya sempat tanya tiket pesawat terbang tadi untuk ke Tanjungpinang, dari orang yang biasa menyediakan jasa tiket pesawat bilang kalau tiket sudah penuh dibooking sampai tanggal 18 Desember besok," ujar Redi warga Tarempa lainnya.(TribunBatam.id/Rahma Tika)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Info Cuaca