Susul Singapura dan Australia, Inggris akan Berdamai dengan Covid-19, Tak Wajibkan Pemakaian Masker
Perdana Menteri Inggris Boris Johson mengumumkan rencana pengurangan tindakan kasus covid-19 dan memberikan kebebasan pemakaian masker.
TRIBUNBATAM.id - Perdana Menteri Inggris Boris Johson mengumumkan rencana pengurangan tindakan kasus covid-19 dan memberikan kebebasan pemakaian masker.
Pernyataan PM Inggris Boris Johson disampaikan pada Minggu (4/7/2021).
"Perdana menteri akan memberikan rincian lebih lanjut tentang kebijakan nasional tentang beberapa pembatasan itu dalam beberapa hari mendatang," katanya.
Dilansir AFP, pemerintah Inggris segera mengabaikan persyaratan hukum untuk mengenakan Masker.
Artinya, warga dibebaskan soal penggunaan masker dalam menyikapi covid-19.
“Kami saya pikir, sekarang pindah ke periode di mana tidak akan ada batasan hukum," kata Menteri Perumahan Inggris, Robert Jenrick kepada Sky News.
Pemerintah Inggris pun akan menyerahkan kebebasan kepada warganya.
Baca juga: Singapura Menuju New Normal, Warga Diperbolehkan Berkerumun Jika Sudah Divaksin
Baca juga: Singapura Bakal Buka Pintu, Batam Siap Menyambut Kedatangan Wisman
Namun konsekuensinya warga harus bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat.
Masyarakat harus bertanggungjawab sendiri atas Virus Corona.
"Negara tidak akan memberi tahu Anda apa yang harus dilakukan," katanya.
"Tetapi Anda harus bertanggung jawab pada penilaian pribadi dan seterusnya," tambahnya.
"Orang yang berbeda akan sampai pada kesimpulan yang berbeda tentang hal-hal seperti masker,'' ujarnya.
Sebuah rencana untuk menghapus pembatasan yang tersisa pada bisnis dan interaksi sosial pada 19 Juli 2021.

Media Inggris secara luas melaporkan banyak persyaratan, termasuk pemakaian masker, juga akan berakhir.
Bahkan, pemerintah Inggris akan hidup berdampingan dengan Virus Corona.