HUMAN INTEREST
Perjuangan Hidup Itri Meliza Besarkan 4 Anak dari Cendol Setelah Suami Tiada
Suami Itri Meliza, Budi sebelumnya menjadi korban aksi kriminal di kawasan Pasar Jodoh, Lubuk Baja 9 Mei 2021 lalu.
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Septyan Mulia Rohman
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Itri Meliza kini harus berjuang seorang diri untuk menghidupi empat orang anaknya.
Hal ini terpaksa dilakukan wanita 40 tahun ini setelah sang suami Budi yang tewas dibunuh kawasan Pasar Jodoh, Lubuk Baja 9 Mei 2021 lalu.
Berjualan cendol yang biasa dilakukan suami, kini ia lakoni seorang diri.
Lokasi berjualannya masih di sekitar area Pasar Jodoh Batam.
Setiap hari, Itri Meliza bangun sejak pukul 3 dini hari untuk mempersiapkan jualannya.
"Setiap hari seperti itu sampai pukul 4 pagi siap-siap jualan," ucapnya kepada TribunBatam.id, Senin (5/7).

Untuk urusan mencari nafkah, Itri mengaku jarang mengambil libur, sekalipun itu sedang tanggal merah.
Sebab di benaknya kini ada empat anak yang masih kecil membutuhkan perhatian dan pemenuhan kebutuhannya.
Pikirnya, kalau libur sehari saja maka tidak ada uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya itu.
Setiap bulan Itri Meliza harus mengeluarkan uang jutaan Rupiah untuk keperluan bayar kontrakan serta biaya hidup sehari-hari.
Hal itu juga yang membuat ia tidak pernah absen berjualan.
Itri Meliza dan tiga anaknya diketahui mengontrak di Kaveling Bukit Makmur RT 02, RW 013, Tanjung Sengkuang Batam.
Baca juga: TERUNGKAP! Safrudin Tikam Budi hingga Tewas di Pasar Jodoh Batam Gegara Uang Seribu
Baca juga: Amarah Safrudin Meledak Diejek dan Ditantang, Tikam Pedagang Cendol Lalu Sembunyi di Hutan
Sementara satu orang anaknya sedang berada di luar Kota Batam.
Meski penghasilan dari menjual cendol diakui pas-pasan, Itri mengaku tak putus asa demi memenuhi kebutuhan keluarganya itu.
bersama ketiga anak-anaknya, sedangkan satu anaknya lagi sedang berada di luar Kota Batam.
Setiap hari dirinya juga jarang berada di rumah.
Ini karena sejak pukul 07.00 WIB Itri sudah pergi meninggalkan rumah dan pulang pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB.
Saat ini, Itri Meliza mengaku tak ada yang membantunya.
Semua urusan mau tak mau ia kerjakan seorang diri.
Termasuk urusan berjualan cendol.

Di kalangan masyarakat dan tetangga, Itri Meliza dikenal wanita karir dan pekerjaan keras.
Ia rela bekerja 12 jam di luar rumah, itu semua ia lakukan untuk kepentingan dirinya dan juga anak-anaknya.
Ia mengaku jarang berjumpa dan sekedar ngobrol dengan tetangga sekitar rumah.
"Sebenarnya saya ingin sekali ngobrol santai bersama tetangga.
Namun karena setiap hari berjualan jadi tidak ada waktu.
Mungkin mereka pikir saya sombong, namun hanya karena waktu saja," ucap Itri.
Itri sendiri mengaku merantu ke Batam sudah sejak lama.
Ia pernah bekerja di sebuah perusahaan.
Namun karena kontraknya berakhir, ia terpaksa berheti bekerja hingga beralih menjadi penjual cendol.

Kendati demikian ia tetap bersyukur hingga detik ini dirinya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan untuk saya sehingga saya bisa menghidupi ke empat anak hingga dewasa kelak," harap Itri.(TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Human Interest Story