Amarah Safrudin Meledak Diejek dan Ditantang, Tikam Pedagang Cendol Lalu Sembunyi di Hutan
Safrudin menikam Budi Damanik pedagang cendol sekaligus juru parkir di kawasan Jodoh Batam pada 9 Mei lalu karena tak ditantang dan diejek korban
TRIBUNBATAM.id - Pelarian panjang Safrudin (28) yang menikam Budi Damanik (42) hingga tewas berakhir di rumah singgahnya di Medan, Sumatera Utara.
Polisi sempat kesulitan melacak jejaknya, terlebih tak banyak orang di lokasi kejadian yang mengenal sosoknya.
Safrudin menikam Budi Damanik, pedagang cendol sekaligus juru parkir di kawasan Jodoh, Batam pada 9 Mei lalu.
Ia tak senang ditantang dan dipermalukan korban, yang menurutnya saat kejadian memegang obeng
"Dia (korban) bilang saya belum ada apa-apanya. Berdua dengan bapakmu saya gak takut," ucap Safrudin menirukan perkataan korban.
Baca juga: Minim Informsi Jadi Kendala Tangkap Pelaku Pembunuhan, Hingga Polisi Harus Kerja Ekstra
Usai menghunuskan pisau ke bagian tubuh Budi Damanik, Safrudin langsung bergegas melarikan dir.

Dibonceng menggunakan sepeda motor temannya, ia menuju arah Punggur.
Ia kemudian membuang baju penuh lumuran darah di Hutan Mangsang, Tanjung Piayu, Batam.
Kemudian ia bersembunyi dalam hutan selama 10 hari dan keluar mencari makan saat tengah malam.
"Saya tidak langsung lari ke Medan.
Saya sempat tinggal di Hutan Mangsang 10 hari.
Kalau saya lapar, saya keluar cari makan saat tengah malam," sebut Safrudin, Kamis (17/6/2021).
Baca juga: Kronologi Pembunuhan di Batam, Polsek Bengkong Ungkap Tersangka Kerap Dibully
Ia mengaku terganjal ke Medan lantaran adanya larangan mudik dari pemerintah.
Usai larang mudik selesai ia memberanikan diri keluar hutan dan berangkat ke Medan dengan pesawat.
"Setelah Lebaran saya berangkat ke Medan usai larangan mudik sudah tidak berlaku lagi," sebut Safrudin lagi.