Selain Singapura, Ini Deretan Negara yang Mulai Menata untuk Hidup Normal Bersama Covid-19

Sejumlah negara kini mulai melonggarkan pembatasan pergerakan atau lockdown selama pandemi karena tingkat infeksi Covid-19 berangsur turun.

SINGAPORE
COVID-19 - Langkah Singapura hidup bersama Covid-19. FOTO: WARGA SINGAPURA 

Sejauh ini, berdasarkan data ourworldindata.org, sebanyak 50 persen dari total 5,9 juta penduduk Singapura setidaknya telah menerima satu dosis vaksin Covid-19. Sebanyak, 2,06 juta atau 36,1 dari total penduduk Singapura juga sudah menerima vaksinasi lengkap.

Singapura bahkan mengatakan seluruh penduduknya akan divaksinasi per 9 Agustus mendatang. Ketika mayoritas penduduk telah divaksinasi, pemerintah Singapura tak lagi menghitung jumlah kasus positif corona setiap hari, tetapi memantau kasus Covid-19 parah dan perlu penanganan intensif.

"Vaksin sangat efektif dalam mengurangi risiko infeksi sekaligus penularan. Bahkan jika Anda terinfeksi, vaksin akan membantu mencegah gejala Covid-19 yang parah," kata para menteri gugus tugas Covid-19 Singapura.

Sejak awal pandemi, Singapura menjadi salah satu negara yang berhasil mengontrol penyebaran Covid-19. Saat ini, Singapura mencatat total 62.630 kasus corona dari total 5,8 juta penduduk, dengan 36 kematian.

Inggris

Menyusul Singapura, Inggris juga ingin segera memulai rencana hidup berdampingan dengan virus corona meski tren penularan Covid-19 di negara Eropa Barat itu masih terbilang tinggi.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, meminta para penduduknya mulai belajar hidup berdampingan dengan virus corona.

Johnson menegaskan bahwa meski pelonggaran pembatasan akan berlaku dalam beberapa waktu ke depan,pandemi belum benar-benar berakhir. Ia menekankan warga harus "mulai belajar hidup dengan virus ini" dan melakukan pencegahan "ketika menjalani hidup mereka."

"Saat kita mulai belajar hidup berdampingan dengan virus ini, kita harus tetap berhati-hati dalam menangani risiko Covid-19 dan melatih diri untuk mengambil keputusan yang menyangkut kehidupan kita," kata Johnson dalam jumpa pers di London, seperti dilansir Reuters, Senin, (5/7/2021).

Ia kemudian berkata, "Namun, saya menekankan pandemi belum berakhir dan kemungkinan akan terjadi kenaikan kasus dalam beberapa pekan mendatang."

Di hari yang sama, Johnson mengumumkan rencana pencabutan sebagian besar aturan lockdown, termasuk penggunaan masker dan jaga jarak mulai 19 Juli mendatang.

Sekitar 86 persen orang dewasa Inggris telah mendapatkan dosis pertama vaksin virus corona, dan 64 persen mendapat dosis kedua.

Inggris memang menjadi salah satu negara pertama yang melakukan vaksinasi corona pada Desember 2020. Meski begitu, rencana mencabut aturan wajib bermasker itu dikritik oleh tenaga kesehatan dan ahli medis.
Menurut serikat tenaga kesehatan, ancaman Covid-19 belum bisa ditekan dan masih sangat membahayakan masyarakat.

"Anjuran bagi masyarakat untuk berhenti penggunaan masker, apalagi ketika berada di dalam transportasi umum, sangat tidak masuk akal," kata Ketua Dewan Perhimpunan Kesehatan Inggris, Chaand Nagpaul.

Inggris masih menjadi salah satu negara di Eropa dengan kasus corona dan kematian tertinggi. Angka kematian akibat Covid-19 Inggris sejauh ini mencapai 128 ribu lebih.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved