Karaoke Klaster Baru Covid-19 Singapura, Penyelidikan Bermula dari Wanita Vietnam

Singapura yang berada pada fase transisi memasuki new normal hidup bersama Covid-19 kembali dikejutkan dengan munculnya klaster Covid-19 yang baru

(Roslan RAHMAN / AFP)
Orang-orang berjalan di sepanjang jembatan penyeberangan di kawasan bisnis keuangan di Singapura pada 25 Juni 2021. Karaoke plus-plus menjadi klaster baru Covid-19 di Singapura, penyelidikan bermula dari wanita Vietnam.(Roslan RAHMAN / AFP) 

TRIBUNBATAM.id - Singapura yang kini berada pada fase transisi memasuki new normal hidup bersama Covid-19 kembali dikejutkan dengan munculnya klaster Covid-19 yang baru.

Dianggap jitu meredam corona, nyatanya pada Jumat sore (16/07/2021), Negeri Singa melaporkan 120 orang telah tertular klaster karaoke.

Klaster karaoke terkuak setelah seorang wanita Vietnam mengunjungi dokter pada pada Ahad (11/7/2021), karena mengalami gangguan pernapasan akut.

Wanita berusia 40 tahun ini diketahui memasuki Singapura pada Februari 2021, menggunakan visa jangka pendek yang disponsori oleh pacarnya yang berkewarganegaraan Singapura.

Otoritas mendapati wanita itu sering mengunjungi gerai karaoke yang berbeda-beda tempat.

Dikutip dari Kompas.com, pasien-pasien lain di klaster karaoke ini diketahui tinggal serumah dengan wanita Vietnam ini.

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) dengan cepat menginvestigasi penyebaran virus corona di kalangan pramuria yang kerap berpindah-pindah belasan KTV yang berbeda lokasi.

MOH mengumumkan kasus pertama klaster karaoke pada Senin (12/07/2021).

Baca juga: Mengenal Vaksin Pfizer Andalan Singapura, Kemanjuran Capai 100 Persen

Sebenarnya pemerintah Singapura masih melarang gerai-gerai karaoke beroperasi.

Pihak berwenang mengizinkan karaoke dan kelab malam beroperasi, dengan syarat mengganti bisnis mereka menyajikan makanan dan minuman.

Pengamatan dari video yang beredar luas, terlihat pramuria dengan leluasa bersentuhan badan dengan pengunjung karaoke tanpa memakai masker atau menjaga jarak.

Otoritas Singapura memutuskan seluruh bisnis dunia malam akan dibekukan hingga akhir Juli mendatang, untuk pengetesan total Covid-19 dan inspeksi menyeluruh.

Kepolisian Singapura menyatakan telah menangkap 20 wanita yang diduga melakukan aktivitas ilegal di gerai karaoke.

EKONOMI SINGAPURA - Seorang anggota staf (kanan) berdiri di dekat titik keluar lokasi Marina Bay Sands Singapura, Rabu (14/7/2021).(ROSLAN RAHMAN / AFP)
EKONOMI SINGAPURA - Seorang anggota staf (kanan) berdiri di dekat titik keluar lokasi Marina Bay Sands Singapura, Rabu (14/7/2021).(ROSLAN RAHMAN / AFP) (ROSLAN RAHMAN / AFP)

Mereka berasal dari Korea Selatan, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Menteri Kesehatan Ong Ye Kung menyesalkan kejadian yang sangat meresahkan dan mengecewakan tersebut.

Dia meminta agar pengunjung gerai-gerai karaoke segera memeriksakan status Covid-19 mereka.

Pemerintah menjamin identitas pribadi pengunjung akan dijaga kerahasiannya.

Hal yang dikhawatirkan adalah para pengunjung menolak memeriksakan diri, karena takut stigma dari masyarakat akibat mengunjungi gerai KTV.

Untuk diketahui Singapura gencar melakukan vaksinasi dengan target dua pertiga warganya telah menerima vaksin pada 9 Agustus mendatang.

Negeri yang dipimpin Lee Hsien Loong ini tergolong sukses mengendalikan amukan virus corona varian delta melalui lockdown parsial dari 16 Mei hingga 13 Juni lalu.

Klaster-klaster yang sempat muncul seperti klaster Rumah Sakit Tan Tock Seng dan Bandara Internasional Changi telah ditangani tuntas.

Sarang pekerja seks

Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa gerai karaoke ini juga menjadi sarang bagi pekerja seks komersial (PSK) untuk menjajakan diri.

PSK ini mayoritas berasal dari China dan Vietnam, yang datang ke Singapura menggunakan visa turis selama 30 hari.

Berlagak layaknya seperti pramuria, wanita-wanita ini hilir-mudik dari satu ruangan ke ruangan karaoke untuk mencari target pria yang akan mereka temani.

Sentuhan fisik adalah hal yang lumrah terjadi di sana.

Pemerintah Singapura hanya mengizinkan prostitusi legal di distrik Geylang.

Sejauh ini distrik red light Geylang masih ditutup sejak pandemi Covid-19.

Gerai-gerai karaoke sesungguhnya juga hanya diizinkan menyajikan pelayanan makanan minuman sepanjang masa pandemi itu.

Baca juga: Covid-19 Singapura Catatkan Rekor dalam 10 Bulan Terakhir akibat Klaster Karaoke

Namun sejumlah video yang beredar jelas memperlihatkan pramuria terlihat menemani pengunjung tanpa masker dan jaga jarak yang jelas melanggar peraturan pengetatan sosial Covid-19 Singapura.

Menelusuri atau contact tracing asal usul virus corona akan mengalami hambatan jika pengunjung gerai karaoke tidak transparan dan kooperatif dengan pihak berwenang.

Sejauh ini otoritas telah mengindentifikasi 2,480 orang yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan gerai-gerai karaoke.

Di mana 1.600 orang telah memeriksakan dirinya dan 25 orang dinyatakan positif Covid-19.

.

.

.

Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google

(*/ TRIBUNBATAM.id/Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved