BATAM TERKINI
KASUS DBD di Batam Meningkat, hingga Pertengahan Juli Ada 347 Kasus, Hampir di Semua Kecamatan
Jumlah kasus DBD di Batam meningkat dan mencapai 347 kasus hingga pertengahan Juli 2021. Jumlah kasus merata di hampir semua kecamatan.
Penulis: Beres Lumbantobing |
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kasus Demam Bedarah Dengue (DBD) juga harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Pasalnya, sampai pertengahan Juli 2021 ini, tercatat ada sebanyak 347 kasus demam berdarah di Kota Batam.
Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yakni sebanyak 341 kasus.
"Berdasarkan data yang sama sampai 17 Juli 2021 ini tercatat ada 347 kasus DBD," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi, Senin (19/7/2021).
Jika dilihat wilayah paparannya, hampir seluruh kecamatan di Batam memiliki kasus DBD.
Sementara bila melihat data tahun sebelumnya, Kecamatan Batam Kota masih menjadi kecamatan dengan kasus tertinggi.
Ditambahkan Didi, kasus DBD fluktuatif. Namun saat musim hujan, kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akan meningkat.
Pada musim hujan populasi Aedes aegypti akan meningkat karena telur yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan.
Baca juga: Jadwal Kapal Ferry di Pelabuhan Domestik Sekupang Batam, H-1 Idul Adha Hanya Ada 3 Trip
Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue.
"Kelangsungan hidup nyamuk Aedes aegypti akan lebih lama bila tingkat kelembaban tinggi selama musim hujan sehingga masyarakat harus lebih waspada pada saat memasuki musim hujan," ungkap Didi.
Berbagai upaya terus dilakukan Dinas Kesehatan Batam untuk penanganan kasus DBD ini.
Salah satunya dengan memberikan penyuluhan ke masyarakat, sampai peran juru pemantau jentik (jumantik) dengan programnya 'Gerakan 1 rumah 1 jumantik'.
"Kita aktifkan kembali gerakan 1 rumah 1 jumantik," kata Didi.
Adapun tugas para jumantik ini menjadi mitra puskesmas dalam mencegah dan menurunkan angka penyakit DBD.
Selain itu, kader ini juga bertugas untuk memantau kondisi lingkungan sekitar dari penyebaran penyakit melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Didi mengimbau masyarakat berperan aktif mencegah DBD, dengan cara lebih peduli terhadap lingkungan.
Misalnya, membersihkan tempat-tempat yang kotor dan kumuh serta menggalakkan program 3 M plus.
"3 M Plus yaitu menguras, mengubur, dan menutup wadah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk," kata Didi. (TRIBUNBATAM.id/Beres Lumbantobing)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google