YSL Satu-satunya Menteri Presiden Jokowi yang Sukses di Masa Pandemi, Berhasil Jaga Kemanan Pangan
Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah pimpinan Menteri Petanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berhasil menjaga keamanan dan mengendalikan sit
Adapun secara kumulatif, ekspor nonmigas selama Januari hingga Juni 2021mengalami kenaikan 94,35 persen, di mana sektor pertanian mencapai 1,95 dolar AS atau mengalami peningkatan sebesar 14,05 persen.
Atas hasil kinerja baik tersebut, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Arif Satria pun mengapresiasi Kementan.
“Jika dibanding sektor lain, sektor pertanian dapat menjadi penyelamat bagi pembangunan nasional,” ujar Arif dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Selasa (20/7/2021).
Ia memaparkan, pada periode 2019-2020, terlebih di tengah pandemi Covid-19, sektor pertanian mampu meningkatkan produk domestik bruto (PDB), NTP, ekspor produk pertanian, dan penyerapan tenaga di sektor pertanian.
Baca juga: Peduli Warga Terdampak Covid-19, Petani di Klaten Bagikan Hasil Panen
Kontribusi sektor pertanian dalam PDB periode 2019 tercatat sebesar 12,09 persen. Jumlah ini naik menjadi 15,01 persen pada 2020.
Adapun khusus sektor tanaman pangan, yang semula 21,63 persen pada 2019 naik menjadi 25,82 persen pada 2020.
“Sesuai data BPS, (Kementan) mampu tumbuh sekitar 2,22 persen saat masa krisis seperti sekarang. Pertama empower of last resource dan kedua penyelamat kinerja ekspor,” kata Arif.
Menurutnya, produksi beras Indonesia tidak beda jauh jika dibandingkan dengan negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) lainnya.
Produktivitas beras Indonesia yang sebesar 5,24 ton per hektar (ha) masih berada di atas Thailand yang sebesar 3,33 ton per ha dan berbeda sedikit dibandingkan Vietnam, yakni 5,42 ton per ha.
Baca juga: Hadiri Launching Tani Foundation, Mentan SYL Sampaikan Harapan Ini
Arif mengatakan, selain produktivitas beras yang baik, peningkatan PDB dari sektor pertanian dipengaruhi pula oleh keberhasilan sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan Kementan.
Kata Arif, serapan KUR pada 2021 menjadi sebuah prestasi yang bahkan belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurutnya, dukungan kebijakan fiskal dan koordinasi secara teknis yang dibangun Kementan dengan lembaga kementerian lainnya menjadi faktor penting.
“Kebijakan fiskal yang dimaksudnya adalah kebijakan rasio untuk substitusi impor. Misal, para pengimpor terigu harus menyerap bahan baku lokal,” paparnya.
