Lansia di Lingga Meninggal Seorang Diri Dalam Rumah, Polisi: Tak Ada Tanda Kekerasan
Tenaga kesehatan UPT Puskesmas Desa Penuba mengungkap, jika lansia di Lingga yang ditemukan tewas karena penyakit.
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Warga Desa Penuba, Kecamatan Selayar, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, Sakwe, terkejut dengan bau menyengat dari rumah tetangganya, Asun (63).
Itu ia lakukan bersama Hikiang, rekannya karena curiga sudah beberapa hari terakhir mereka tidak melihat warga Jalan Merdeka RT 02/RW 01 Dusun 1 Desa Penuba itu keluar dari rumah dan beraktivitas.
Benar saja, baru saja ia membuka pintu rumah tetangganya itu, bau tak sedap itu langsung menyeruak.
Tanpa pikir panjang, Sakwe dan Hikiang pun bergegas melapor ke pihak keamanan.
Asun ditemukan tewas persis saat Idul Adha 1442 H, Selasa (20/7) sekira pukul 9 pagi.
Hikiang menjelaskan, jika Asun tinggal sendiri di dalam rumah.
Kapolsek Daik Lingga, Iptu Idris melalui Kapolsubsektor Penuba, Aipda Andi Saputra mengatakan, hasil pemeriksaan sementara tak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh Asun.
Pihaknya bersama TNI, Basarnas serta UPT Puskesmas Penuba langsung mendatangi kediaman Asun begitu mendapat laporan.
"Yang bersangkutan tinggal sendiri di dalam rumah.
Sementara keluarganya yang lain berada di Tanjungpinang," sebutnya.
Dari hasil pemeriksaan pihak UPT Puskesmas Penuba menyebutkan, Asiun diprakirakan sudah tiga hari meninggal dunia.
Untuk dari hasil pemeriksaan sementara korban mengalami hipertensi.
Kuat dugaan mengalami pecahnya pembuluh di darah dan disebabkan memang karena penyakit," ucap tenaga kesehatan UPT Puskesmas Penuba, dr Sarah.
Pjs Kepala Desa Penuba, Herri membenarkan jika warganya memiliki riwayat kolesterol dan beberapa penyakit lainnya.
Baca juga: PENEMUAN MAYAT DI BATAM - Seorang Pria Ditemukan Tak Bernyawa di Indekos di Seraya
Baca juga: KESAKSIAN Tukang Gali Kubur di Batam, Sehari Siapkan 10 Liang Mayat Pasien Covid-19
Penemuan Mayat di Batam
Penemuan mayat sebelumnya terjadi salah satu indekos di Komplek Bumi Indah Nagoya Batam, Senin (19/7) malam.
Fakta baru terungkap dari penemuan mayat pria dalam kamar mandi di indekos tersebut.
Pria tersebut diketahui bernama Herman (50).
Ia merupakan Ketua RT 004/RW 002 di tempat ia tinggal itu.
Herman diketahui tinggal di indekos tersebut sekitar dua tahun terakhir.
Istri Herman, Sri Hardati mengaku jika Herman terpaksa indekos karena sudah pisah rumah dengan dirinya sejak beberapa bulan yang lalu dan belum bercerai secara resmi.
Sri pun mendapat kabar dari orang di sekitarnya jika suaminya diduga terpapar covid-19.
Mendengar kabar itu, Sri Hardati pun meminta agar Herman tak pulang ke Kaveling Punggur terlebih dulu, tempat ia tinggal.
"Sudah lama saya pisah dengan dia (korban).
Suami saya indekos di Kompleks Bumi Indah dan menjabat sebagai Ketua RT disana," ujarnya.
Herman ditemukan meninggal dunia oleh Memey, seorang saksi mata sekira pukul 21.24 WIB.
Memey melihat kondisi tubuh Herman dalam posisi telungkup tanpa busana dalam bak mandi.
"Saya mau ke kamar mandi. Pas saya masuk, saya melihat yang bersangkutan sudah meninggal dunia," ungkapnya.
Memey pun langsung menghubungi tetangga dan pemilik indekos setelah mengetahui kejadian itu.
Sementara pemilik indekos, Setiawan mengatakan jika Herman sudah tinggal di tempatnya tersebut sekitar 2 tahun yang lalu.
Ia menempati kamar di lantai 3 dan terpilih sebagai Ketua RT 004 RW 002 di lingkungan tempat ia tinggal.
Sementara Kapolsek Lubuk Baja AKP Satria Nanda membenarkan adanya peristiwa itu.
Pihaknya masih menyelidiki penyebab pasti meninggalnya Herman.
Saat ini, jasad Herman berada di RSBP Batam untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Tadi malam anggota sudah turun langsung ke lokasi kejadian.
Untuk sementara tak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Kami masih menunggu hasil dari RSBP Batam apakah korban positif (covid-19) atau tidak.
Nanti kami infokan lagi lebih lanjut," ujarnya.(TribunBatam.id/Febriyuanda/Ronnye Lodo Laleng)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Kepri
