CORONA KEPRI

Vaksinasi Corona di Stadion Temenggung Abdul Jamal Batam Diserbu Warga

Vaksinasi corona di Batam sempat terhenti sekitar Juni 2021 lalu karena ketersediaan vaksin mulai menipis.

TRIBUNBATAM.id/HENING SEKAR UTAMI
Peserta vaksinasi corona di Batam, tepatnya di Stadion Temenggung Abdul Jamal, Mukakuning, Sei Beduk, Batam, Rabu (21/7/2021). 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Vaksinasi Corona di Batam secara massal kembali digelar.

Berlokasi di Stadion Temenggung Abdul Jamal Batam, antusias Warga Batam pun membludak saat mengetahui ada penyelenggaraan vaksin corona secara gratis di sana.

Kegiatan ini sempat terhenti sekira bulan Juni lalu dikarenakan stok vaksin corona di Batam menipis.

Kendati demikian, masih ada warga belum bisa mendapatkan suntik vaksin di sana lantaran kuota telah habis.

Oleh sebab itu, beberapa warga pun berharap agar pemerintah dapat menjamin ketersediaan vaksin ke depannya.

Seperti penuturan warga, Khesia.

Sejumlah warga masih memadati lokasi Stadion Temenggung Abdul Jamal, Batam untuk menjalani vaksinasi.
Sejumlah warga masih memadati lokasi Stadion Temenggung Abdul Jamal, Batam untuk menjalani vaksinasi. (TRIBUNBATAM.id/HENING SEKAR UTAMI)

Ia menuturkan, dirinya sangat membutuhkan suntik vaksin Covid-19 dosis pertama.

Sebab, dirinya harus menempuh pendidikan tinggi ke Jakarta.

Sementara, syarat untuk terbang ke sana harus dapat melampirkan surat atau sertifikat vaksin Covid-19 minimal dosis satu.

"Saya sudah berkeliling ke beberapa puskesmas sejak beberapa hari lalu, tapi hasilnya nihil.

Jadi berharap betul bisa ikut suntik vaksin," ujar Khesia kepada TribunBatam.id, Rabu (21/7/2021).

Senada dengan Khesia, Warga Batam lainnya, Anggada juga mengeluhkan hal serupa.

Angga harus menunjukkan ke pihak perusahaan jika dia sudah disuntik vaksin.

"Saya baru dapat kerja. Jadi salah satu syaratnya harus ada sertifikat vaksin itu.

Sementara saya sudah banyak mencari ke sana kemari tapi kosong. Kalaupun ada, full semua," sesalnya.

Covid-19 Varian Delta Masuk Batam

Virus Covid-19 Varian Delta ditemukan di Batam, Provinsi Kepri.

Itu setelah Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit atau BTKL-PP Kelas I Batam memeriksa sampel sejumlah warga Kepri.

Baca juga: Singapura Kembali Perketat Kegiatan Masyarakat Imbas Naiknya Covid-19

Baca juga: Daftar Aturan PPKM Level 4 Batam Berlaku hingga 25 Juli Sesuai Inmendagri Nomor 23 Tahun 2021

Varian ini disebut-sebut patut diwaspadai ekstra.

Hal itu lantaran karakteristiknya yang lebih mudah menyebar daripada virus Corona varian lain.

Dilansir BangkaPos.com dengan judul 'INDONESIA Diserang Varian Delta yang Sulit Dikendalikan, 3 Vaksin Ini Disebut Ampuh Melawannya', gelombang tsunami Viru Covid-19 Varian Delta pertama tercatat di India pada Mei 2021 dan telah menyebar di 104 negara pada Juli 2021.

Hanya perlu waktu sekitar dua bulan, virus Corona itu menginfeksi warga dunia di ratusan negara dan menjadi penyebab banyak kematian.

Indonesia saat ini sedang mengalami gelombang Corona varian Delta dan sulit dikendalikan.

Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dikutip dari Kompas TV.

Mutasi Covid-19 yang juga dikenal sebagai B.1.617.2 ini memang pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020.

Per-1 Juni 2021, varian Delta telah menyebar ke 62 negara, dua pekan kemudian ditemukan di 80 negara, dan pada 4 Juli telah menyebar di 104 negara.

Selain virus corona varian Delta, BTKL-PP Kelas I Batam juga menemukan dua sample virus varian Alpha.

Dimana satu sampel berasal dari Kota Batam dan satu sampel berasal dari Tanjungpinang.

Kepala BTKL-PP Kelas I Batam, Budi Santosa mengatakan jika virus varian baru tersebut ditemukan pekan lalu.

Pihaknya mengirimkan sample ke laboratorium sebanyak 400 sample.

Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Batam, Budi Santosa ditemui di RSKI Galang
Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kelas I Batam, Budi Santosa ditemui di RSKI Galang (TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING)

"Kami berharap dengan adanya virus corona di Batam varian baru di Kota Batam dan Tanjungpinang, pemerintah harus lebih proaktif dalam memberikan imbauan kepada masyarakat," kata Budi, Rabu (21/7/2021).

Budi menilai, PPKM yang diterapkan pemerintah sudah tepat.

Hanya saja, pengawasan dari pemerintah tetap harus menjadi perhatian.

"Sebab jika pemerintah lengah, dikhawatirkan virus varian baru ini akan sangat cepat penyebarannya," ucapnya.

Gejala Virus Covid-19 Varian Delta

Gejala Virus Covid-19 Varian Delta mirip dengan Covid-19 biasanya.

Termasuk batuk-batuk, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.

Data dari ZOE COVID Symptom Study mengatakan, bahwa pasien Covid-19 varian Delta di Inggris melaporkan beberapa gejala yang berbeda.

Pada pasien yang terinfeksi varian ini, gejala batuk dan anosmia atau kehilangan penciuman tampak kurang umum.

Seberapa mematikan varian Delta?

Saat ini para ilmuwan masih melakukan penelitian terkait seberapa mematikannya varian Delta.

Namun berdasarkan data rawat inap di Inggris dalam studi yang terbit di The Lancet, penderita Covid-19 varian Delta cenderung dirawat inap, kritis, hingga meninggal dunia.

Hal ini terutama terjadi kepada mereka yang belum divaksinasi.

Vaksinasi Kurangi Risiko Varian Delta

Yale Medicine melaporkan bahwa orang yang belum menerima vaksinasi sama sekali adalah yang paling berisiko jika terjangkit varian Delta.

Di AS, wilayah dengan tingkat vaksinasi rendah mengalami lonjakan kasus, terutama di negara bagian Midwest dan Selatan seperti Missouri dan Arkansas.

KESEHATAN - Varian Delta menular hanya dengan berpapasan. FOTO: ILUSTRASI
KESEHATAN - Varian Delta menular hanya dengan berpapasan. FOTO: ILUSTRASI (Northwell)

Anak-anak dan para pemuda yang belum divaksinasi juga termasuk kelompok rentan.

Di Inggris, anak-anak dan orang di bawah 50 tahun yang belum divaksinasi, 2,5 kali lebih berpotensi terinfeksi Delta, menurut penelitian terbaru yang diterbitkan oleh Imperial College London.

Efektivitas vaksin terhadap varian Delta

Menurut analisis awal dari Public Health England, dua dosis vaksin Pfizer atau Moderna tampaknya 88% efektif melawan gejala sakit dan 96% efektif melawan rawat inap dengan varian Delta.

Lalu vaksin AstraZeneca 60% efektif melawan penyakit dan 93% efektif melawan rawat inap.

Johnson & Johnson juga melaporkan kemanjuran terhadap varian Delta, yang menurut para peneliti serupa dengan hasil AstraZeneca.

Saat ini, para pembuat vaksin sedang meneliti apakah vaksin dosis ketiga atau booster mampu meningkatkan perlindungan terhadap varian Delta atau varian Covid-19 yang akan muncul di kemudian hari.

Bahkan Pfizer mengumumkan akan meminta otorisasi FDA untuk dosis ketiga atau booster pada Agustus mendatang.

Apa yang perlu dilakukan jika belum divaksinasi?

Menurut Hackensack Meridian Health, ada 5 hal yang bisa dilakukan orang yang belum divaksinasi untuk melindungi diri dari paparan virus.

- Menggunakan masker yang benar, yakni menutupi hidung dan mulut terutama saat berada di keramaian di dalam ruangan.

- Menjaga jarak dari kerumunan atau orang lain.

- Sering mencuci tangan, baik menggunakan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer.

- Menghidari kerumunan di dalam ruangan tertutup dan sirkulasi udara yang buruk.

- Selalu memperhatikan tingkat infeksi lokal di sekitar Anda dan menghindari kontak yang tidak perlu dengan orang lain.(TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah/Ian Sitanggang) (BangkaPos.com) (Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas TV/Tito Dirhantoro)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Corona Kepri

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved