TRIBUN WIKI
6 Bahaya Terlalu Banyak Konsumsi Vitamin C, Sebabkan Batu Ginjal
Di masa pandemi, vitamin C banyak dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, bila berlebihan bisa berbahaya.
TRIBUNBATAM.id - Mengonsumsi vitamin C terlalu banyak bisa menyebabkan sejumlah efek samping yang berbahaya.
Di masa pandemi Covid-19, vitamin C banyak dikonsumsi untuk menjaga daya tahan tubuh.
Meski bagus untuk daya tahan tubuh, konsumsi vitamin C harus sesuai dosis dan tak boleh berlebihan.
Dosisnya pun disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan masing-masing.
Misalnya, dosis untuk wanita hamil dan tidak hamil akan berbeda meski usianya sama.
Lantas, apa saja bahaya yang bisa muncul bila mengonsumsi vitamin C secara berlebihan?
1. Menyebabkan gangguan pencernaan
Efek samping yang paling umum dari asupan vitamin C berlebih adalah gangguan pencernaan.
Kondisi ini biasanya terjadi bila kita mengonsumsi vitamin C dalam bentuk suplemen.
Sementara, bila mengonsumsi dalam bentuk makanan alami, biasanya tidak terlalu berbahaya.
Seseorang kemungkinan besar akan mengalami gejala pencernaan jika mengonsumsi vitamin C dengan dosis lebih dari 2.000 mg sekaligus.
Dengan demikian, batas atas konsumsi vitamin C yang dapat ditoleransi 2.000 mg per hari telah ditetapkan.
Gejala pencernaan yang paling umum dari asupan vitamin C yang berlebihan adalah diare dan mual.
Asupan yang berlebihan juga telah dilaporkan menyebabkan naiknya asam lambung, meskipun hal ini belum sepenuhnya terbukti.
Jika mengalami masalah pencernaan akibat mengonsumsi terlalu banyak vitamin C, seseorang cukup mengurangi dosis suplemen atau hindari suplemen vitamin C sama sekali.
2. Menyebabkan batu ginjal
Kelebihan vitamin C dikeluarkan dari tubuh sebagai oksalat, produk limbah tubuh.
Oksalat biasanya keluar dari tubuh melalui urine.
Namun, dalam beberapa keadaan, oksalat dapat mengikat mineral dan membentuk kristal yang dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal.
Mengonsumsi terlalu banyak vitamin C berpotensi meningkatkan jumlah oksalat dalam urine seseorang, sehingga meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal.
Dalam sebuah penelitian yang meminta orang dewasa mengonsumsi suplemen 1.000 mg vitamin C dua kali sehari selama 6 hari, jumlah oksalat yang mereka keluarkan meningkat sebesar 20 persen.
Asupan vitamin C yang tinggi bukan hanya dikaitkan dengan jumlah oksalat dalam urine yang lebih besar, tetapi juga terkait dengan perkembangan batu ginjal, terutama jika seseorang mengonsumsinya dalam jumlah lebih dari 2.000 mg. K
ejadian gagal ginjal juga telah dilaporkan pada orang yang mengonsumsi lebih dari 2.000 mg dalam sehari.
Namun, kondisi ini termasuk sangat jarang terjadi, terutama pada orang sehat.
3. Menyebabkan kelebihan zat besi
Vitamin C dikenal memiliki fungsi juga untuk meningkatkan penyerapan zat besi.
Zat gizi ini dapat mengikat zat besi non-heme yang ditemukan dalam makanan nabati.
Zat besi non-heme tidak diserap oleh tubuh seefisien zat besi heme, jenis zat besi yang ditemukan dalam produk hewani.
Vitamin C terikat dengan zat besi non-heme, sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh.
Ini adalah fungsi penting, terutama bagi individu yang mendapatkan sebagian besar zat besi dari makanan nabati.
Sebuah penelitian menemukan bahwa penyerapan zat besi bisa meningkat 67 persen pada partisipan yang mengonsumsi 100 mg vitamin C dengan makanan.
Namun, individu dengan kondisi yang meningkatkan risiko penumpukan zat besi dalam tubuh, seperti hemochromatosis, perlu berhati-hati dengan suplemen vitamin C.
Dalam keadaan ini, mengonsumsi vitamin C secara berlebihan dapat menyebabkan kelebihan zat besi yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, hati, pankreas, tiroid, dan sistem saraf pusat.
4. Ketidakseimbangan nutrisi
Konsumsi vitamin C yang berlebihan adalah dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses nutrisi lain.
Misalnya, vitamin C bukan hanya bisa meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh yang dapat menyebabkan kadar zat besi menjadi terlalu tinggi.
Vitamin C juga dapat menurunkan kadar vitamin B12 dan mineral tembaga dalam tubuh.
5. Menyebabkan bone spurs atau osteofit
Menurut Arthritis Foundation, sebuah penelitian menemukan bahwa kadar vitamin C yang sangat tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan bone spurs atau osteofit yang menyakitkan.
Melansir Kompas.com, bone spurs adalah tulang yang tumbuh menonjol di sekitar persendian atau tempat pertemuan antara dua tulang.
Di sisi lain, orang dengan kadar vitamin C rendah memiliki risiko lebih tinggi terkena rheumatoid arthritis atau rematik, yakni kondisi sendi inflamasi yang menyakitkan.
Temuan ini menekankan perlunya asupan vitamin C yang tepat, yaitu tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit demi kesehatan.
6. Merusak efektivitas niacin-simvastatin
Bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin C dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk meningkatkan kolesterol baik atau high density lipoprotein (HDL) pada orang yang menggunakan kombinasi obat niacin-simvastatin.
Obat ini menggabungkan vitamin niacin (vitamin B3) dengan statin simvastatin (Zocor), dan orang meminumnya untuk mengobati kolesterol tinggi.
Dokter menganggap kolesterol HDL sebagai kolesterol baik karena mengurangi jumlah kolesterol berbahaya dalam darah.
Jika mengonsumsi suplemen vitamin C dan niacin-simvastatin, seseorang perlu berbicara dengan dokter tentang cara untuk membuatnya lebih efektif.
(*)