Sudah Masuk ke Indonesia, Simak 5 Fakta Penting Covid-19 Varian Delta Plus yang Lebih Menular

Covid-19 varian Delta Plus dikabarkan sudah mulai terdeteksi di Indonesia, termasuk di Jambi dan Mamuju. Penemuan varian baru ini dikofirmasi oleh ...

Kompas.com
Ilustrasi Covid-19 

TRIBUNBATAM.id - Covid-19 varian Delta Plus dikabarkan sudah mulai terdeteksi di Indonesia, termasuk di Jambi dan Mamuju. 

Penemuan varian baru ini dikofirmasi oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman berdasarkan hasil tes pada sampel rumah sakit setempat. 

Dikutip dari Medical News Today, pakar menilai varian delta plus mungkin memiliki peningkatan kemampuan untuk menularkan kepada manusia. Namun polanya kemungkinan mirip dengan varian delta. 

Fakta ini membuat kita harus lebih waspada pada penyebaran virus Covid-19.

Protokol kesehatan harus tetap dijalankan dengan disipilin, memakai masker dan menyegerakan vaksin. 

Untuk memastikan langkah yang harus dilakukan, ada baiknya memahami lima fakta penting soal varian delta plus ini.  

Apa itu Covid-10 varian delta plus?

Varian Delta Plus atau dikenal juga dengan B.1.617.2.1 atau AY.1. adalah turunan dari varian delta. Jenis ini diketahui memiliki mutasi tambahan, K417N, pada protein lonjakan virus, protein yang memungkinkannya menginfeksi sel-sel sehat.

Setidaknya 200 kasus varian delta plus telah muncul di 11 negara di dunia. Berdasarkan laman National Geographic, jenis virus ini pertama kali muncul di database global pada pertengahan Maret dan ditemukan di Inggris pada 26 April. 

Beberapa pasien tanpa riwayat perjalanan atau kontak dengan pelancong terinfeksi Delta Plus, yang menunjukkan varian itu mulai beredar di Inggris melalui penyebaran komunitas.

Sedangkan, Kementerian Kesehatan India menetapkan Delta Plus sebagai Variant of Concern (VOC) pada 22 Juni, dengan alasan peningkatan transmisibilitas, kemampuan untuk mengikat lebih kuat pada reseptor sel paru-paru, dan potensi untuk menghindari antibodi tanggapan. 

Apa perbedaan varian delta dengan delta plus?

Delta Plus memiliki mutasi ekstra yang disebut K417N, yang mempengaruhi protein spike, yang membedakannya dari varian Delta biasa. 

Francois Balloux, direktur Institut Genetika Universitas College London (UCL) mengtakan mutasi tersebut tidak sepenuhnya baru karena sudah pernah diidentifikasi di beberapa garis keturunan virus lainnya. 

"Mutasi dapat berkontribusi pada hilangnya kekebalan, meskipun dampaknya pada penularan tidak jelas," tambahnya. 

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved