Gubernur Kepri: Saya Lebih Setuju Nama Jembatan Batam Bintan Daripada Kelana Jaya Putra
Menurut Gubernur Kepri, nama Jembatan Batam Bintan mewakili dua daerah dibanding nama Jembatan Raja Kelana Putra yang diusulkan Pj Gubernur Kepri.
KEPRI, TRIBUNBATAM.id - Jembatan Batam Bintan kini telah mendapat restu Pemerintah Pusat.
Dari Menteri hingga Presiden RI Joko Widodo telah berkunjung dan melihat langsung rencana pembangunan Jembatan Batam Bintan itu.
Akses penghubung dua pulau selama ini didukung oleh transportasi laut.
Jembatan ini menghubungkan Pulau Batam dengan Pulau Bintan melalui Pulau Tanjung Taluk, Pulau Ngenang dan Pulau Tanjung Sauh.
Tapak pancang jembatan ini di Pulau Bintan terdapat di daerah Lobam.
"Terkait Jembatan Batam Bintan terus kami kejar.

Demi mewujudkan rencana ini, saya bukan hanya berkomunikasi dengan pejabat di kementerian.
Saya bahkan turun untuk berkomunikasi dengan pejabat bawah di Pemprov Kepri," tegas Gubernur Kepri ini.
Khusus untuk Jembatan Batam Bintan, Ansar sendiri tidak setuju akan nama Jembatan Kelana Jaya Putra.
Nama tersebut diusulkan oleh Penjabat sementara Gubernur Kepulauan Riau, Bahtiar yang memimpin Kepri pada masa transisi antara kepemimpinan H. Isdianto ke H. Ansar Ahmad.
Ansar lebih setuju kalau jembatan ini tetap diberi nama Jembatan Batam Bintan.
Sebab, nama itu mewakili dua daerah yang menjadi tujuan utama jembatan tersebut dibangun.
"Ini akan menjadi ikon baru Provinsi Kepri dan jembatan terpanjang di Indonesia," ungkap suami Dewi Kumalasari Ansar itu.
Jembatan Batam-Bintan merupakan jembatan dengan panjang 14 kilometer.
Penampang jembatan memiliki panjang 7 kilometer.

Sedangkan 7 kilometer lain merupakan ruas jalan yang menghubungkan sisi darat dengan masing-masing tapak pancang baik dari sisi Pulau Batam maupun dari sisi Pulau Bintan.
Ada juga jalan darat yang melintas di Pulau Tanjung Sauh.
Setelah tapak pancang di Pulau Bintan, jalan tol tersebut akan membentang dari Lobam menuju KEK Galang Batang.
Namun, jalan tol tersebut juga akan dibuat bercabang untuk masuk ke Kawasan Wisata Terpadu Lagoi.
"Saya kira semua urusan pembebasan lahan sudah dilakukan dengan baik.
Sejauh ini tidak ada protes dari warga," terang Ansar.
Menurut Ansar, rencana strategis tersebut akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi di Kepri, khususnya di Pulau Batam dan Bintan.
Dia menegaskan, Provinsi Kepri merupakan pintu masuk terbesar ke-3 di Indonesia dan pertama di daerah Sumatera dalam hal kunjungan wisatawan mancanegara.
Namun, persentase lama tinggal wisatawan mancanegara di Kepri masih tergolong rendah karena berada pada angka rata-rata 3 hari.
"Nah, kami buat agar wisatawan mancanegara bisa lebih lama tinggal di Kepri, paling kurang 5 hari," ungkap Ansar.

Keberadaan Jembatan Batam Bintan diyakini akan berdampak pada semakin lama waktu tinggal wisatawan mancanegara di Kepri.
Mereka bisa datang melalui pintu masuk di Batam dan bisa berwisata ke Bintan melewati jalan tol dan Jembatan Batam Bintan.
Sebaliknya wisatawan juga bisa masuk ke Kepri melalui Bintan dan berekreasi di Batam.
"Selain itu, kami pun berusaha supaya Karimun juga mulai dilirik wisatawan dan investor," sebut Ansar.
Selama ini wisatawan dan investor tidak mengetahui di mana Karimun.
Oleh karena itu, Ansar mengupayakan penambahan landasan pacu Bandara Raja Haji Abdullah, Tanjung Balai Karimun.
Dengan demikian, para investor dan wisatawan bisa langsung menggunakan pesawat dari Jakarta ke Karimun.
"Sekarang upaya penambahan landasan bandara di Karimun sudah berjalan," tandas Gubernur Kepri tersebut.
Dilirik Investor Amerika dan Tiongkok
RENCANA strategis pembangunan Jembatan Batam Bintan mendapat sambutan hangat dari investor dari luar negeri.
Tidak hanya investor dari Tiongkok, investor dari Amerika juga mulai menunjukkan ketertarikannya untuk membangun jembatan terpanjang di Indonesia ini.
"Sejauh ini investor dari Tiongkok dan China menaruh perhatian untuk membangun Jembatan Batam-Bintan," ungkap Rodi Yantari, Kepala Bidang Bina Marga Pemprov Kepri, Rabu (28/7/2021) lalu.
Menurut Rodi, para investor dari kedua negara meminta data-data terkait Jembatan Batam-Bintan. Pemprov Kepri pun menyambut tawaran tersebut dengan memberikan semua data dan informasi seputar jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Bintan ini.
"Pokoknya semua data yang diminta mereka sudah kita berikan," terang Kabid Bina Marga yang berhasil membangun Jembatan I Pulau Dompak itu.
Menurut Rodi, selain membangun komunikasi dengan para investor, Pemprov Kepri juga selalu berkonsultasi dengan pemerintah pusat.

Koordinator dan konsultasi internal di Pemprov Kepri pun berlangsung secara rutin.
"Dalam satu Minggu, kami selalu mencari waktu sekitar 2-3 kali untuk bertemu Pak Gubernur.
Kami melaporkan perkembangan di lapangan dan meminta arahan," terang Kabid Bina Marga Pemprov Kepri itu.
Keterangan Jembatan Batam Bintan:
* Panjang Jembatan: 7, 68 km
- Pulau Batam-Pulau Tanjung Sauh: 2,12 km
- Pulau Tanjung Sauh-Pulau Bintan: 5,56 km
* Lebar: 33 meter
* Anggaran: Rp13, 66 triliun
* Panjang Jalan Darat: 7,06 km
- Pulau Batam: 1,64 km
- Pulau Tanjung Sauh: 3,35 km
- Pulau Bintan: 2,07
* Tahun pengerjaan: 2022-2024
* Tahun anggaran: 2022-2025.(TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Kepri